Menjadi orang pemikir itu gak enak. Hidup menerka dengan tiap pendaman. Mau lanjut tapi masih terbayang, memiliki rasa dendam yang tak kunjung sirna.Itu yang dirasakan Aziwara, seorang pemuda dengan segudang kenangan tak mengenakkan namun sirna seiring dengan kehidupan yang berjalan.
Umurnya sudah seperempat abad. Sama dengan kembarannya yang tiap hari minta diikat. Azi yang dewasa, mengejar skripsi diselingi dengan menggenapi hobi membuat dirinya agak tertutup dengan keluarga. Bukan karena tidak mau, hanya tidak sempat.
Pribadinya juga tertutup. Kalau sedih diam-diam, bahagia diam-diam. Gengsi lebih tepatnya. Tak mau menunjukkan kasih sayang secara terang-terangan, apalagi ke sang kembaran. Paling anti katanya.
Azi sangat mahir di bidang musik. Sudah menggeluti bidang tersebut sejak ia kecil. Dari balita sudah minta dibelikan pianika. Awalnya asal-asalan, main pencet sana-sini sampai napas pengap. Tapi, tiba-tiba saat remaja, ia memenangkan lomba akustik di sekolah tanpa sepengetahuan anggota keluarga. Membawa piala pulang dan membuat terkejut orang rumah.
Semakin besar, makin berkembang ambisinya untuk bermain musik. Dengan menyisihkan uang jajan, ia mengimpikan studio kecil-kecilan di rumah. Awalnya ia bercerita pada Johan tentang hal ini. Curhat istilahnya. Namun, entah dari mana, curhatannya terdengar hingga kuping bunda. Dibuatkanlah studio kecil-kecilan di lantai dua. Kadang Azi bisa bermalam di situ, membuat Baron tidur sendiri. Mengerjakan skripsi, membawa teman band nongkrong, bahkan gelut bersama Yosi. Studio dengan segudang peristiwa itu memiliki nama, Azi sendiri yang memberikannya.
Azi Universe Factory.
Nama itu terpampang dengan lampu LED custom di dalam studio. Banyak saudara atau teman yang menanyakan apa arti dari nama itu. Seperti Dika yang kini sedang istirahat dari latihan menyanyi di studio Azi. Terus bertanya hingga mendapat jawaban pasti.
"Universe Factory," kata Dika menggunakan aksen Indonesia. "Apa artinya deh, kak?"
Azi tak merespon pertanyaan adiknya itu. Ia hanya memainkan gitar yang tahun lalu diberikan kekasihnya sebagai hadiah ulang tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana Punya Cerita [SVT] - Completed
Teen Fiction• A K A N T E R B I T • Memiliki tiga belas orang kakak laki-laki, tapi... · · · Aku yang seharusnya terlahir sendiri dirundung sepi, telah dimanjakan dan diperlakukan bak permaisuri oleh kalian, saudara tak sedarah namun tetap senadi. - Kirana Liz...