[Mahen] Menulis Bintang Kembali - 01

1.2K 220 59
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bintang!" panggil Bunda Mega, satu-satunya orang yang memanggil Mahen dengan panggilan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bintang!" panggil Bunda Mega, satu-satunya orang yang memanggil Mahen dengan panggilan tersebut.

"Hmm...." Mahen bergumam dalam tidurnya. Telinga mendengar suara bundanya memanggil, namun mata tak ingin terbuka.

Itulah Mahen. Anaknya sering pulang malam jadinya kalau bangun pagi suka kebablasan.

"Bintang!" panggil Bunda Mega dari luar kamar Mahen yang terkunci. Kali ini lebih tegas dari biasanya. "Bintang Alvaro!"

"Mahendra!"

Suara wanita kini berubah menjadi suara bariton dari seorang pria. Suara itu membuat mata Mahen terbuka lebar. Suara Mahesa, kakaknya yang selalu memarahi dia. Cepat-cepat Mahen bangun dari tidurnya walau sukma belum terkumpul. Tubuh besarnya membentur meja belajarnya yang berantakan hingga laptopnya yang masih terbuka di sana hampir terjatuh.

"Iya!" Mahen membuka pintu kamarnya dengan cepat sampai mengejutkan Bunda Mega dan kakak sulungnya itu.

Dilihatnya tangan Esa bersedekap. Mata kakaknya tajam bagai elang dengan kepalan tangan yang siap memukul dirinya. Begitu juga dengan bunda yang matanya lihai melihat kondisi kamar Mahendra kemudian berkata, "Pakai bajumu dulu."

Mahen meraba tubuhnya. Ah. Dia hanya memakai boxer saja. Hal ini sudah biasa sih... Dia sering kepanasan kalau tidur memakai baju.

Dengan tergesa Mahen mengenakan baju yang tergeletak di kursi meja belajarnya. Rambutnya masih acak adul dengan iler di mana-mana namun parasnya tetap saja tampan tak terkalahkan.

"Kenapa?" tanya Mahen setelah mengenakan baju dengan wajah baru bangun tidurnya.

"Pulang jam berapa kamu kemarin?" tanya Bunda Mega dengan raut wajah khawatir.

"Jam... Sebelas."

"Bohong," tukas Esa. "Pas kakak pulang lembur kamu juga baru pulang. Kisaran jam tiga subuh."

"Itu... Aku laper abis beli nasgor depan komplek. Kalo pulang mah udah dari jam sebelas."

Tatapan penuh selidik dari Esa membuat Mahen mengumpat di dalam hati. Semoga alibinya berhasil. Tak ayal suka gagal dalam membohongi dua manusia dengan takhta tertinggi di rumah ini.

Kirana Punya Cerita [SVT] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang