Menjadi atlet bukanlah perkara mudah. Banyak harapan di pundaknya. Harapan dari keluarga, bahkan masyarakat luas.Tetapi bagi Arjuna, menjadi atlet adalah takdirnya. Dia tak pernah merasa tertekan, hanya cukup untuk serius berlatih dan biar semesta yang mengurus sisanya lagi.
Tak ada tekanan eksternal apapun, internal pun sepertinya juga begitu.
Yang penting Juna harus berlatih giat dan fokus pada tujuannya. Menang. Raih medali emas, setelah itu selesai.
Hidupnya simpel, saking simpelnya sampe jadi random. Saking randomnya, sering dikenal dengan atlet lawak. Ya... Karena Juna sering ngetweet sesuatu. Sebenernya gak berniat untuk ngelucu, tapi orang lain nangkepnya lucu. Aneh, seaneh tingkahnya itu.
Kakak keempat Kirana ini adalah aset negara dengan wajah rupawan. Banyak yang terjuna-juna ketika melihat rahangnya yang tajam saat mau memanah di televisi nasional.
Walau begitu, tetap saja banyak fans musiman yang lalu lalang. Juna pun tak ambil pusing masalah itu.
Pokoknya latihan yang rajin, banggain bunda sama saudaranya yang lain, bawa medali buat negara, udah selesai.
Hampir tiap hari Juna berlatih memang. Sebenernya dia udah pro, tapi suatu bakat tetap harus diasah agar tetap mengembang pesat, bukan?
Bagaikan anak panah yang harus ditaruh di busur agar bisa melesat kencang. Bakat pun harus tetap ditarik ulur agar tetap terus berkembang.
SREKKK! JLEBBB!
Anak panah melesat tepat sasaran, menuju angka 10 membuat senyum si pemanah mengembang. "Bravooo! Keren banget, Jun! Udah siap nih buat olimpiade nanti!" ucap sang pelatih dari kejauhan.
Arjuna menunjukkan senyum terbaiknya, kemudian menarik anak panah kembali yang bertengger di busurnya. Menutup satu mata untuk membidik, tarik, mantapkan posisi, dan....
SREKKK! JLEBBB!
Anak panah ke lima bertengger manis di bidang panahan angka 10. Tepat sasaran, tepat di tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana Punya Cerita [SVT] - Completed
Ficção Adolescente• A K A N T E R B I T • Memiliki tiga belas orang kakak laki-laki, tapi... · · · Aku yang seharusnya terlahir sendiri dirundung sepi, telah dimanjakan dan diperlakukan bak permaisuri oleh kalian, saudara tak sedarah namun tetap senadi. - Kirana Liz...