Extra part 2

4.1K 171 36
                                    

Hallo guys aku up:)

Oh iya mau tanya, menurut kalian cerita aku layak enggak sih kalau diterbitin?

Bukannya apa-apa sih, soalnya aku mau coba-coba aja nawarin ke penerbit, tapi takut aja kalau cerita aku ini enggak layak ditertibin:)

Jadi aku mau minta pendapat kalian, please ya kasih pendapat:)

Terima kasih:)

Selamat membaca cerita QUEEN:)

Kasih pembukaan deh:)Cuma mau bilang sosok Fajar itu adalah sosok pacar author yang sebenarnya:)Pacar halu maksudnya mwheheheh:)Maklum author kelamaan jomblo:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kasih pembukaan deh:)
Cuma mau bilang sosok Fajar itu adalah sosok pacar author yang sebenarnya:)
Pacar halu maksudnya mwheheheh:)
Maklum author kelamaan jomblo:(

Tiga Minggu telah berlalu, saat ini Queen sedang memakan salad buah dengan Fajar yang menyuapinya, dan teman-temannya yang selalu senantiasa menemani Queen.

Queen tersenyum lalu mengangkat tangan kirinya, setelahnya dia mengulurkan tangan kirinya tepat didepan wajah Fajar, membuat Fajar langsung menaikan sebelah alisnya.

"Jari manis tangan aku kosong, kamu enggak ada niatan buat ngisi jari manis aku?" Tanya Queen sambil menunjukan deretan giginya yang rapi.

Fajar tertawa kecil, dia mengerti maksud dari perkataan Queen. "Kamu mau dilamar dulu, langsung tunangan, atau langsung nikah aja?" Tanya Fajar.

Mendengar ucapan Fajar membuat Queen langsung tersenyum lebar. "Emang kamu udah punya jaminan buat aku bahagia kalau aku minta kamu langsung nikahin aku?"

Fajar mengangguk cepat sebagai jawaban.

"Jaminannya apa?"

"Warisan orang tua aku lah, emang apa lagi?"

"Dihh... Ngandelin warisan,"

"Biarin, lagi pula apa gunanya aku jadi anak semata wayang kalau warisan keluarga aku enggak diwarisi buat aku,"

"Kamu tuh... Seharusnya contoh bang Evan.., dia enggak ngandelin warisan orang tua buat ngelamar Gia," Queen menjeda ucapannya, setelahnya dia menatap ke arah Gia yang sedang menikmati kebab. "Ya enggak Gia," lanjutnya.

Gia menatap Queen sambil menaikan sebelah alisnya. "mana gue tahu, Lo kan adiknya,"

"Ya... Tapi kan, Lo calon tunangannya,"

"Cuma calon, belum jadi tunangan,"

Queen memutar bola matanya malas, "serah Lo deh," setelahnya dia kembali menatap ke arah Fajar. "Jadi kapan?" Tanyanya pada Fajar.

"Kapan apanya?" Fajar kembali bertanya.

Queen menghela napasnya dengan kasar. "Jadi kapan kamu mau ngisi jari manis aku,"

"Kalau sekarang gimana?"

"Bacot!!! Kamu kan enggak punya cincinnya,"

Fajar tersenyum kecil, setelahnya dia meletakan mangkuk salad buah yang dipegangnya ke atas nakas, lalu merogoh saku celananya. Beberapa detik kemudian dia mengeluarkan tangannya dari saku celananya dengan kotak berwarna merah berbentuk hati yang sudah berada digenggamnya.

QUEEN (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang