Hy hy hy, apa kabar? Aku Up:)
Oh iya makasih banyak banget buat kalian yang udah vote dan komen cerita QUEEN:)
Masih mau ngingetin lagi sih akunya hehehe:)
Aku mau ngingetin jangan lupa buat vote dan komen cerita Queen, karena satu vote dan komen dari kalian sangat berarti buat aku:)
Selamat membaca cerita QUEEN:)
Queen menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Alex. Dia sungguh benar-benar tidak menyangka jika Fajar adalah laki-laki bejat yang di ajaknya berkenalan.
Alex memeluk Queen dengan sangat erat, seakan menyuruh Queen untuk menyalurkan segala kesedihan Queen kepadanya.
Di dalam hati, Alex tersenyum senang, tidak. dia bukan tersenyum karena melihat Queen menangis, tetapi dia tersenyum karena dia bisa memeluk Queen seperti dulu lagi.
Alex sadar, Tidak ada yang bisa menggantikan posisi Queen, seberapa berusaha pun dia menjauh dari Queen, dan seberapa berusaha pun dia tidak perduli kepada Queen, hatinya tetap tertuju kepada Queen.
Selama ini Alex memang sengaja menyebut Queen seorang jalang kepada banyaknya laki-laki, semua itu dia lakukan agar tidak ada satu orangpun laki-laki yang mendekatinya.
Katakan saja dia egois, dia egois karena tidak merelakan Queen dengan laki-laki lain padahal dia sendiri sadar bahwa dia sudah menyakiti Queen.
"Udah ya, Lo jangan nangis lagi," Alex menangkup wajah Queen dan menghapus air matanya menggunakan ibu jarinya.
Queen menatap manik mata Alex, dia tersenyum kecil. Manik mata itu sangat dia rindukan, manik mata keperdulian dari Alex terhadap nya saat dia berada didalam situasi sulit.
"Jangan nangis, ratu enggak boleh cengeng,"
Queen memegang tangan Alex yang menangkup wajahnya. Dia menggenggam tangan Alex dengan sangat erat, Queen semakin melebarkan senyumannya, tangan yang digenggamnya juga sangat dia rindukan, tidak hanya itu, bahkan pelukan hangat yang diberikan Alex pun begitu sangat dia rindukan. "Tapi Lo adalah satu orang yang udah pernah buat gue nangis,"
Mendengar ucapan Queen membuat Alex diam, ucapan Queen sangat benar, Alex adalah salah satu orang yang pernah membuatnya menangis. Jujur saja, Alex menyesal karena membuat Queen menangis, tapi dia juga tidak pernah terima jika Queen menjelek-jelekkan Mutiara. "Gue tahu Queen, dan gue sadar akan hal itu,"
Queen tersenyum hambar, "kalau seandainya waktu bisa di ulang, apa Lo akan ngelakuin hal yang sama ke gue?"
"Gue enggak akan ngelakuin hal yang sama ke Lo, kecuali Lo enggak menjelek-jelekkan Mutiara,"
Queen tersenyum kecil, tidak!!! Bukan itu jawaban yang ingin di dengar oleh Queen, Jawaban yang ingin didengar Queen dari Alex memiliki kelebihan kalimat, dia hanya ingin mendengar Alex mengucapkan kalimat 'gue enggak akan ngelakuin hal yang sama' bukan kalimat yang harus melibatkan nama Mutiara. "Gue terkadang berfikir Lex, apa gue enggak terlalu begitu berarti ya sama Lo?"
"Lo berarti Queen bagi gue, sangat-sangat berarti,"
"Kalau gue berarti kenapa Lo selalu memprioritaskan Mutiara bukan gue,"
"Karena Mutiara itu sahabat gue, sedangkan Lo cuma pacar gue,"
Queen tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan, "tarik dua kata dari omongan Lo tadi Lex, gue bukan pacar Lo tapi Mantan Lo,"
"Queen," Alex menatap manik mata Queen dengan sangat dalam, dia melihat masih ada cinta untuknya didalam mata Queen, "apa kita enggak bisa ngulang semuanya dari awal?"
Queen tersenyum hambar, mengulang semuanya dari awal? Queen ingin, tapi itu semua percuma, dia pasti akan tetap merasakan sakit, jika Alex masih saja memprioritaskan Mutiara. "Kita enggak bakalan bisa ngulang semuanya dari awal Lex, kalau Lo masih memprioritaskan Mutiara,"
"Tapi Queen gue masih ngelihat cinta untuk gue di mata Lo,"
"Memang masih ada cinta Lex, tapi untuk ngulang semuanya dari awal gue enggak bisa, gue nggak mau ngulang rasa sakit yang sama, dimana pacar gue lebih memprioritaskan sahabatnya dari pada pacarnya sendiri,"
"Tapi Que-," belum sempat Alex menyelesaikan ucapannya, Queen langsung memotong ucapan Alex.
"enggak ada tapi-tapi Alex, luka yang Lo kasih ke gue itu sangat sakit, dan gue enggak mau ngulang rasa sakit yang sama," potong Queen, dia menjeda ucapannya, matanya berkaca-kaca, dia ingin menangis jika mengingat bagaiman Alex memberikan rasa sakit dihatinya, Queen menatap ke arah atas untuk membendung air matanya agar tidak jatuh, setelahnya dia kembali menatap Alex sambil tersenyum, "lupain semuanya ya Lex, lupain semuanya tentang kita, walaupun sakit, tapi setidaknya kita enggak mengulang kesalahan yang sama, Lo enggak menyakiti gue, dan gue enggak tersakiti," setelah mengucapkan kalimat itu air mata Queen menetes, dia dengan cepat menghapus air matanya yang menetes, lalu tersenyum kecil.
Meskipun kecil senyuman itu memiliki arti yang sangat mendalam, arti bahwa orang yang memberikan senyuman itu sekarang akan merelakan perasaannya dengan ikhlas, dia ikhlas jika harus melepas orang yang dicintainya, dia juga ikhlas jika dia pernah disakiti oleh orang yang dicintainya.
*****
Gimana sama part-nya?
Ada yang berharap Alex sama Queen kembali?
Jangan lupa vote dan komen ya, karena satu vote dan komen dari kalian sangat berarti buat aku:)
Jangan lupa juga follow akun wattpad aku Lidya_prati
Dan akun Instagram aku @lidyaprati
Ayo share cerita ini kepada teman-teman kalian:)
Terima kasih sudah membaca cerita QUEEN:)
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN (Telah Terbit)
Teen Fiction⚠️⚠️ WARNING!!! SEBAGIAN PART MENGANDUNG KATA-KATA KASAR!!! Queenza Winata atau biasa yang dipanggil dengan sebutan Queen adalah gadis cantik, ceria dan bar-bar, namun keceriaannya pudar begitu saja semenjak Alex pacarnya selalu memprioritaskan saha...