Hallo!!! Apa kabar? Apa kalian masih lanjut sampai part ini?
Seperti yang aku bilang di part lalu, aku enggak tau apa kalian suka sama cerita aku atau enggak, tapi yang pastinya aku udah berusaha semampu aku untuk membuat cerita ini sebaik mungkin:)
Dan yang pastinya aku mau ngucapin makasih banget buat kalian yang masih mau lanjut untuk nunggu cerita ku, makasih juga buat kalian yang udah vote dan komen cerita ku. Karena satu vote dan komen itu sangat berarti buat aku:)
Selamat membaca cerita Queen:)
Queen duduk di atas atap sekolah sambil menangis sejadi-jadinya. Dia hanya sendirian di atap itu, tidak ada seorang pun yang menemaninya. Teman-temannya? Mungkin saja mereka bertiga saat ini sedang mencari Queen kemana-mana, karena Queen pergi begitu saja tanpa memberitahu mereka.
Queen menekukkan kedua kakinya sambil memegangi pipinya yang masih terasa sakit karena tamparan Mutiara.
Seharusnya yang berada di pelukan Alex tadi adalah Queen, seharusnya yang menangis kesakitan didepan Alex tadi juga Queen. Bukannya Mutiara.
Tapi mengapa? Mengapa semuanya malah terbalik? Mengapa malah Mutiara yang berada di pelukan Alex sambil menangis kesakitan? Mengapa? Padahal Queen seujung kuku pun belum ada menyentuh Mutiara, tapi mengapa? Mengapa Alex malah membela Mutiara dari pada Queen? Ini benar-benar tidak adil. Mengapa semua ini terjadi pada Queen?
Queen mengepalkan kedua tangannya lalu memukul lantai atap sekolah dengan kuat hingga mengeluarkan darah segar ditangannya karena lantai atap yang kasar.
Seseorang tiba-tiba saja duduk disampingnya dan melemparkan sebungkus plastik hitam yang terikat didepan Queen. Queen menatap ke arah orang itu lalu tersenyum kecil, Andra sahabat Alex yang menggunakan kaca mata itu duduk disampingnya sambil menatap ke arah depan. Andra duduk di sisi kanan Queen.
"Buka plastiknya," ucap Andra memerintahkan Queen membuka plastik hitam itu sambil menatap ke arah depan.
Queen menurut dia membuka plastik hitam itu lalu melihat isi plastik hitam itu. Di dalam plastik itu ada es batu, perban, dan roti serta minuman.
"Ini untuk apa?" Tanya Queen bingung melihat es batu, perban, roti, serta minuman yang berada dalam plastik.
"Perban nya untuk ngobati tangan Lo yang luka, es batunya untuk ngobati pipi Lo yang habis ditampar Mutiara, Rotinya untuk dimakan dan minumannya untuk diminum saat Lo tersedak, ingat!!! Nangis juga butuh tenaga," jawab Andra menjelaskan satu persatu kegunaan barang-barang yang dibawanya didalam plastik.
"Minumnya cuma boleh diminum saat tersedak aja?" Tanya Queen.
Andra mengangguk, "sebenarnya gue enggak mau beliin minum, soalnya air mata Lo udah cukup buat Lo minum,"
Queen berdecih, dia menyerahkan sekantong plastik hitam itu kepada Andra. "Gue lagi enggak pengen makan,"
"Pengen enggak pengen Lo tetap harus makan, kalau Lo enggak makan daya tahan tubuh Lo bisa lemah, kalau Lo lemah Lo enggak akan bisa nangis dan melawan Mutiara," paksa Andra.
"Maksud Lo dengan kata melawan itu apa?" Tanya Queen tidak mengerti.
"Gue sama Bryan ngeliat semua kejadian antara Lo sama Mutiara, dari awal Mutiara masuk ke dalam kelas Lo sampai dia nampar pipi Lo, gue sama Bryan juga yang udah panggil Alex ke kelas Lo, tapi ngeliat dia malah lebih ngebela Mutiara dari pada Lo membuat gue sama Bryan marah. Padahal setelah Lo pergi tadi gue udah jelasin kalau sebenarnya yang salah itu Mutiara bukan Lo tapi dia tetap aja enggak percaya dan menyangkal kalau Mutiara enggak mungkin ngelakuin itu ke Lo," jelas Andra panjang lebar.
Queen tersenyum sinis, "nyeritain kesalahan Mutiara ke Alex itu ibaratkan ngubah bubur jadi nasi, sama dengan percuma, dia enggak bakal percaya kecuali dia ngeliat pakai mata dia sendiri,"
Andra diam dan tidak menyahut ucapan Queen, dia malah mengambil barang-barang yang berada didalam plastik hitam dan mengeluarkannya satu persatu.
Andra membuka bungkus roti yang dibelinya dan memberikan rotinya kepada Queen, "makan," ucapnya.
Queen menerima roti itu dia memakan roti itu dengan perlahan sambil membenarkan ucapan Andra. Andra benar menangis dan melawan Mutiara juga membutuhkan tenaga jadi dia harus makan untuk mendapat tenaga.
Andra mengeluarkan segenggaman es batu dan diletakkannya didalam sapu tangan setelahnya dia membungkus sapu tangan itu dan menempelkannya ke pipi Queen yang memerah.
Queen kaget. Dia langsung menghindar begitu saja, membuat Andra langsung menghentikan kegiatannya. "gue bisa sendiri," ucap Queen dan langsung mengambil bungkusan es itu dari tangan Andra.
Andra menatap lurus ke depan dia tersenyum kecil lalu menutup matanya sambil menghirup udara pagi. Beberapa detik kemudian, dia kembali membuka matanya dan mengambil selembar kertas dari saku celananya.
Queen yang melihat selembar kertas itu langsung mengerutkan dahinya, rasanya aneh. Setiap kali Queen melihat Andra berpergian Queen selalu melihat Andra membawa selembar kertas di dalam saku celananya. "Kenapa Lo selalu bawa kertas kemana-mana?" Tanya Queen karena penasaran mengapa laki-laki berkacamata itu selalu membawa kertas saat berpergian.
"Karena dia pacar gue," jawab Andra.
Queen semakin mengerutkan dahinya bingung. Kertas? Pacar Andra? Andra pacaran sama kertas? Benar-benar tidak normal.
Andra menatap ke arah Queen yang mengerutkan dahinya bingung karena jawaban yang diberikannya. "Yang jadi pacar gue itu bukan kertasnya tapi rumusnya," ucapnya sambil membuka lipatan kertas dan langsung di arahkannya tepat didepan wajah Queen.
"Lo pacaran sama rumus? Lo enggak normal ya? Cewek banyak loh di dunia ini, kenapa Lo malah pacaran sama rumus,"
"Cewek emang banyak di dunia ini, tapi kalau gue sukanya cuma sama Lo gimana?"
Queen tertawa kecil, dia sama sekali tidak kaget dengan ucapan Andra, dia tahu jika Andra hanya bercanda, tidak mungkin Andra menyukai pacar sahabatnya sendiri.
"Kenapa Lo ketawa?"
"Ya enggak mungkin lah Lo suka gue, Lo kan tau sendiri kalau gue ini pacarnya sahabat Lo,"
Andra mengangguk, tidak menyahut ucapan Queen. Dia tahu jika Queen akan menganggap ucapannya sebagai candaan. Seandainya Queen tahu dia benar-benar menyukai Queen, semuanya pasti akan terasa canggung.
Sejak pertama kali mereka bertemu di sekolah menengah pertama, Andra sudah jatuh hati pada Queen, namun sayang... Hati Queen malah jatuh pada sahabatnya, yaitu Alex.
****
Gimana sama part-nya?
Jangan lupa vote dan komen:)
Ayo share cerita ini ke teman-teman kalian... Eitts... Tapi aku enggak maksa ya buat kalian mau share atau enggak:)
Jangan lupa follow akun wattpad Lidya_prati
Dan akun Instagram @lidyaprati
Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya:Terima kasih sudah membaca cerita QUEEN:)
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN (Telah Terbit)
Novela Juvenil⚠️⚠️ WARNING!!! SEBAGIAN PART MENGANDUNG KATA-KATA KASAR!!! Queenza Winata atau biasa yang dipanggil dengan sebutan Queen adalah gadis cantik, ceria dan bar-bar, namun keceriaannya pudar begitu saja semenjak Alex pacarnya selalu memprioritaskan saha...