36. QUEEN

3.3K 225 137
                                    

Aku Up yeay:)

Yok vote dan Komen yok:)

Ehh... Iya mau tanya, disini ada yang dari Sumatera Utara enggak sih?

Selamat membaca cerita Queen:)

Queen, Evan, Fajar, dan teman-teman nya sedang berkumpul didalam ruangan Queen, sedangkan para orang tua sudah pulang lebih dulu karena Queen yang memintanya, Queen bilang sudah banyak yang menemaninya di rumah sakit, jadi sudah waktunya para orang tua untuk beristirahat.

Tok.. tok.. tok..

Ketukan dari pintu ruangan Queen membuat semua orang langsung menatap ke arah sana. Evan berdehem kecil lalu mempersilahkan orang yang mengetuk pintu itu saat mengetahui orang itu adalah orang suruhan Evan.

"Sudah kamu dapatkan data tentang Mutiara?" Tanya Evan dengan tegas.

"Sudah tuan," jawab orang itu sambil membungkuk.

"Sebutkan data apa saja yang kamu dapatkan," perintah Evan.

Orang itu mengangguk, dia membuka map yang berada ditangannya, dan mulai membacanya.

"Mutiara adalah anak yang dibesarkan dari panti asuhan, orang tuanya sudah meninggal sejak dia masih kecil, dan dia keluar dari panti sekitar enam tahun yang lalu, tujuan dia mengganggu nona Queen karena dia ingin merusak hidup nona Queen, dia iri dengan nona Queen karena nona Queen memiliki segalanya, dan selalu terlihat bahagia. Dan sangat kebetulan sekali waktu itu nona Queen berpacaran dengan tuan Alex, jadi Mutiara ingin menghancurkan nona Queen dengan cara merebut kebahagiaan nona Queen yaitu dengan merebut tuan Alex, tapi ternyata saat kepergian tuan Alex datang tuan Fajar yang menggantikan posisi tuan Alex dan itu membuat Mutiara geram dan ingin terus melanjutkan menghancurkan kehidupan nona Queen,"

Mendengar laporan dari orang kepercayaannya Evan membuat, Evan mengepalkan tangannya erat, ingin menghancurkan kehidupan adiknya? Dia pikir dia siapa? Hanya seorang gadis yang keluar dari panti asuhan yang tidak memiliki apa-apa.

"Sebelum dia menghancurkan kehidupan adik saya, maka saya akan lebih dulu menghancurkan hidupnya, dan kamu saya perintahkan bawa dia ke club jalang dan biarkan para laki-laki hidung belang menikmati tubuhnya secara gratis," perintah Evan pada orang itu.

"Maaf tuan Evan," orang itu membungkuk kepada Evan, "tapi, Mutiara memanglah seorang jalang, bahkan dia dibayar dengan sangat murah setiap malamnya,"

"APA!!!" mendengar ucapan orang suruhan Evan membuat semua orang yang berada didalam ruangan Queen terpekik kaget, termasuk Queen yang langsung berusaha duduk di tempat tidurnya.

Fajar yang melihat Queen kesusahan untuk duduk langsung membantu Queen, dia menatap Queen lalu tersenyum kecil, "kalau kesulitan buat duduk ngomong, biar aku bantu," ucapnya.

Semua orang menatap ke arah Fajar dan Queen lalu memutar bola mata mereka dengan malas, "lagi situasi serius juga, masih aja sempat-sempatnya uwu-uwuan," protes Gia.

Queen hanya menyengir lalu kembali menatap ke arah orang suruhan Evan.

"Jadi? Mutiara emang benar-benar jalang?" Tanya Gia karena masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh orang suruhan Evan.

Orang suruhan Evan mengangguk sebagai jawaban.

"Anjing," umpat Gia sambil tertawa sinis, "berarti selama ini, dia jalang teriak jalang dong," lanjutnya.

"Maksud kamu?" Tanya Evan tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Gia.

Gia menatap ke arah Evan, "selama ini dia selalu ngatain Queen jalang, padahal yang jalang sebenarnya itu dia, bangsat enggak tuh anak," jelas Gia.

Evan mengangguk mengerti, "lantas apa salah satu dari kalian ada yang bisa memberi saran hal apa yang harus kita lakukan pada Mutiara untuk membalas dendam?" Tanya Evan.

"Permalukan dia di depan umum," sahut Gia dengan tegas.

"Maksud kamu," tanya Evan tidak mengerti.

Gia berdecak kesal, "ya dipermalukan lah didepan umum, masa gitu aja enggak ngerti,"

"Saya tahu, tapi pertanyaan saya adalah bagaiman cara kita mempermalukan dia?"

"Ya ampun Evan, gitu aja kok masih nanya sih, padahal itu jawaban mudah loh, tinggal rekam aja dia waktu sedang berhubungan intim dengan para lelaki hidung belang, lalu sebarkan di sosial media, gitu aja kok masih nanyak sih," jelas Gia dengan kesal.

Evan menghela napasnya lalu mengangguk paham, "kalau begitu saya yang akan merekam videonya dan saya juga yang akan menikmati tubuhnya,"

Mendengar ucapan itu membuat semua orang yang berada didalam langsung membelalakkan mata.

"Evan lo enggak usah gila ya, Lo pikir dong kalau Lo yang ada didalam video itu orang-orang bakal anggap Lo dengan buruk, dan berita akan heboh besar karena calon CEO perusahaan Winata berhubungan intim dengan anak SMA," ucap Gia dengan kesal.

"Apa peduli kamu?" Sahut Evan acuh tidak acuh.

"ABANG!!!" panggil Queen dengan tegas.

Evan menatap ke arah Queen sambil menaikan sebelah alisnya, "enggak usah gila ya, Abang mau ngelepasin perjaka Abang demi perempuan pelacur kayak dia?"

"Tapi Abang udah enggak perjaka Queen,"

"APA!!!" Ucap semua orang yang berada diruangan Queen.

"Abang gila, Abang ngelakuin sama siapa? Pokoknya Queen enggak mau tau, Queen bakalan laporin Abang sama Kanjeng Ratu biar sekalian tuh burung apa di potong habis,"

Mendengar ucapan Queen membuat para laki-laki yang berada di ruangan Queen langsung meringis, termasuk Evan yang juga ikut meringis membayangkan burungnya yang akan dipotong habis.

"Queen jangan laporin ke Mama, nanti abang di gorok mati,"

"Abang pikir Queen peduli? Enggak,"

"Tapi Queen...., sex itu kebutuhan,"

"Kalau tau sex itu kebutuhan, makanya nikah bodoh, katanya calon CEO masa hal sekecil itu aja enggak tau sih?" Tidak itu bukan suara Queen melainkan suara Gia yang berhasil membuat Evan langsung menatapnya dengan sinis.

"Berani sekali kamu mengatakan saya bodoh? Sudah berani kamu terhadap saya?"

"Masalahnya bukan tentang berani dan enggak berani, tapi tentang bodoh dan enggak bodohnya, pertama Lo mau merekam Mutiara dengan cara Lo yang menyetubuhinya, kedua Lo bilang sex itu kebutuhan tapi Lo sendiri belum nikah,"

"Kam-" Evan ingin memprotes namun suara Queen yang seakan-akan memperingati nya membuatnya langsung bungkam.

"ABANG!!! Enggak usah ngebantah, yang di bilang Gia itu benar,"

Evan menghela napasnya dengan kasar, "SHITTT!!! JALANG SIALAN KAMU ARGIA," umpatnya dengan kesal.

"Enggak ada jalang yang masih perawan Evan,"

"Ya sudah sini saya perawanin kamu, agar kamu bisa disebut sebagai seorang jalang,"

"Dih.. enak aja, nikahi dulu lah guenya, baru bisa di perawanin,"

Evan mengangguk paham lalu tersenyum sinis, "baik besok saya akan datang ke rumah kamu untuk melamar kamu,"

"Yaudah datang aja, pintu rumah gue selalu terbuka lebar,"

*****

Hy hy aku double Up nih wkwk:)

Sebenarnya semuanya tergantung kalian, semakin banyak komen, semakin banyak update:)

Jangan lupa vote dan komen karena itu gratis guys:)

Jangan lupa juga follow akun wattpad aku Lidya_prati

Dan akun Instagram aku @lidyaprati

Terima kasih sudah membaca cerita QUEEN:)

QUEEN (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang