BAB 10

33 12 8
                                    

Aroma menyengat antiseptic khas rumah sakit berlomba lomba memasuki rongga hidung wanita itu.

“Kau sudah sadar, Darling?”

What happened to me?”

Nothing, honey. Everyting it’s okay”

Pria itu mengulurkan tangannya, dan membelai lembut puncak kepala wanita cantik yang tengah berbaring lemah diatas ranjang rumah sakit itu.

Sebuah senyuman merekah dari bibir tipis wanita itu.

Pandangan senduhnya menatap manik tajam bak elang milik pria yang begitu ia cintai selama ini.

Hanya ada keheningan diantara mereka, bagi sang wanita sentuhan demi sentuhan yang diberikan oleh pria tersebut mampu mengisi kembali semua tenaganya yang entah kemana perginya.


______________


Bisma berlarian menyusuri lorong rumah sakit. Seragam aparat berwarna keabuan yang ia kenakan bahkan meninggalkan bekas kegelapan dikarenakan keringat yang terus bercucuran.

Semua orang yang berpapasan atau bahkan melihatnya bahkan sempat berfikir apakah ada seorang tahannya yang lari ke rumah sakit ini.

Sampai didepan ruangan yang menjadi tujuannya, ia langsung membuka pintu ruang inap tersebut lebar - lebar, dan hal itu menimbulkan suara yang cukup keras.

Wanita yang tadinya tengah bersantai sembari bersandar pada kepala ranjang dan menonton televisi yang ada dihadapannya itu terkejut bukan kepalang.

“Bisma! Kamu mau aku mati muda karna jantungan apa!”

“Jessie!” Bisma memanggil nama sahabatnya seolah ingin memastikan apakah yang dilihatnya itu bukanlah sebuah halusinasi semata.

Bisma berjalan cepat menuju ranjang Jessie.

“Kamu ngga papa? Ada rasa sakit dimana gitu?”

Bukannya menjawab, Jessica malah tertawa sambil memegangi perutnya dengan tangan kirinya, yang tertancap infuse disana.

“Bahkan setelah lima belas tahun dan ekspresimu itu tak berubah sama sekali ya Bis. Sungguh, aku jadi inget waktu kita bertiga heboh ke UKS karena Monica yang pingsan setelah classmeeting.”
Jessica mengusap ujung matanya yang mulai berair.

“Dan lihatlah, ekspresimu masih sama Bisma.” Bisma menempelkan telapak tangannya ke kening milik Jessica.

“Okay, masih panas seperti biasanya” ujarnya dingin. Senyum teduh milik Jessica merekah.

Come on Bis, aku baik baik aja kok. Bentar lagi pasti ini semua bakal sembuh kok.”

“Maaf, ini semua salahku” mendengarnya, seketika Jessie memasang raut muka serius.

“Ini bukan salahmu atau salahku okay, ini semua salah bajingan bernama Jake itu!”

“Jadi!” Jessie menangkup wajah Bisma dalam genggamannya kemudian menepuknya dengan cukup keras.

Stop berlebihan kek gini! By the way, gimana ama perkembangan kasus kali ini? Tangkapan kita lumayan kan?”

“Huum, mereka semua sekarang lagi diurus sama Bripka Tito sendiri.”

“Lah terus? Ngapain kamu kesini!”

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang