"Baru jaga anak dua hari aja udah kayak gini, apalagi kalo aku tinggal lama?!" Bryan hanya bisa diam membisu menerima banyaknya omelan dari Monica. Ia tak menyangka istrinya itu akan datang sepagi ini.
Bimo masih terlelap ketika Monica tiba, dan wanita itu tanpa babibu langsung masuk ke dalam kamar sang anak dan memeriksa kondisinya.
"Kamu apain anakku mas?!" Monica tak berhenti mengomel, sembari terus mengganti kain hangat yang digunakan untuk mengompres Bimo.
"Maaf," Bryan hanya bisa menggumamkan kata itu sedari tadi. Ia tau bahwa dirinya salah kali ini.
"Mommyy,"
"Iya nak? Ada apa? Ada yang sakit? Sebelah mana?" bocah itu hanya menggeleng lemah.
"Bimo pengen dipeluk." Monica tertegun sesaat, sebelum akhirnya mengangkat tubuh sang anak dan membawanya kedalam pelukan.
"Mommy" gumam Bimo.
"Iya sayang, kenapa?" Monica terus mengusap lembut punggung sang anak.
"Apa Mommy sudah sembuh?"
"Tentu sayang, lihatlah! Mommy baik-baik saja sekarang." Bimo meluapkan semua kerinduan yang ia simpan. Dengan usapan lembut yang terus Monica berikan, Bimo kembali terlelap didalam pelukannya.
"Aku sudah membuat janji dengan dokter Rani siang ini," bisik Byran, tak ingin sampai membangunkan sang anak. Monica mengangguk, lalu meletakan Bimo perlahan.
"Kamu berangkat saja, aku bisa sendiri kok kesana."
"Ngga, aku bisa mengambil cuti har," ucapan Bryan tak tertuntaskan, sebuah notifikasi panggilan mengalihkan perhatian keduanya. Bryan langsung keluar kamar untuk mengangkat panggilan tersebut, yang disusul Monica kemudian.
"Saya tidak bisa datang ke kantor untuk saat ini"
"......"
"Katakan padanya, saya memiliki keperluan penting hari ini"
"...."
"Tidak ada, saya sibuk sekarang!" Bryan langsung memutuskan panggilan itu, dan menatap Monica yang sudah memperhatikan dirinya sedari tadi.
"Pergilah mas, aku bisa sendiri."
"Aku sudah bilang bukan, aku akan menemani kalian."
Monica menyerah, sulit memang mematahkan keputusan seorang Bryan Abraham. Ia beranjak menuju dapur, berniat membuatkan sarapan untuk mereka.
"Apa kau yakin, kau sudah baik-baik saja?" tanya Bryan yang sedari tadi mengikutinya.
"Menurut mas? Klo aku ngga baik-baik saja bagaimana mungkin aku bisa sampai disini, sepagi ini?" rasa hangat tiba-tiba muncul dibelakang tubuh Monica. Bryan memeluknya, dan meletakkan kepalanya di bahu istrinya itu.
"Syukurlah. Kau tau, tak hanya Bimo saja yang merindukanmu disini sayang," Bryan semakin mengeratkan pelukkannya dan mendengus tepat di telinga Monica.
"Bisakah kau hentikan ini Tuan?" ujar Monica yang merasa geli sendiri karena tingkah Bryan.
"Memangnya kau tak merindukanku?" tanya Bryan sedikit merajuk.
"Tidak," balas Monica lugas.
"Aku hanya merindukan anakku, bukan Daddynya!" Monica tak dapat menyembunyikan tawanya kali ini. Bryan pun beranjak dengan langkah yang dihentakkan. Persis seperti Bimo ketika merajuk.
"Cepatlah mandi dan bersiap, lalubantulah aku mempersiapkan Bimo." Teriak Monica sebelum bayangan suaminya itu menghilang dari pandangannya, dan Bryan hanya menjawab dengan gumaman yang tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth
Romance"Kamu adalah rumahku, aku mohon jangan tutup pintu itu lagi. Aku lelah. Aku ingin pulang sekarang." Bisma Anggara Putra, Seorang prajurit Kepolisian Republik Indonesia yang memiliki karir cemerlang diusianya yang terbilang masih muda. Memiliki wajah...