BAB 24

12 7 2
                                    

2020

BUGH

BUGH

BUGH

Sore yang begitu menyedihkan bagi pemuda yang baru saja pulang dari sekolahnya itu. Nasibnya memang sangat sial hari ini. Gerombolan berandal yang sudah lama ia hindari, kini menemukannya.

Entah sudah berapa kali pemuda-pemuda yang sebaya dengan dirinya itu memukulinya.

"Dasar pengecut!! Jadi begini balasanmu setelah semua bantuan yang kami berikan kepadamu?"

Para remaja badung itu bahkan tak segan menginjak dan menendang tubuh pemuda itu. Naas memang, tapi apa yang bisa ia lakukan.

Tiba-tiba terdengar dari ujung lorong sepi itu suara sirine polisi yang memekakkan telinga, "paakkkkk itu pakkk!! Disana ada yang dianiaya!!" Teriak seorang gadis yang berada diujung gang.

"Sialan!!" Para pemuda itu lantas lari kalang kabut, berusaha menyelamatkan diri mereka.

"Cepat pak cepat!! Mereka kabur menuju ujung gang yang lain!!" Gadis itu ikut berlari memasuki gang, dan dengan cepat menghampiri pemuda yang telah babak belur itu.

"Kakak? Kakak masih hidup?" tanya gadis itu.

Pemuda itu tak lantas menjawab, ia berusaha menahan rasa sakit yang kian menjalar ditubuhnya.

"Kita ke rumah sakit sekarang ya? Sebentar, aku pesankan taksi online dulu." Sang gadis hendak  mengeluarkan ponselnya, namun dicegah oleh pemuda itu.

"Nggak usah, aku baik-baik saja." Mendengar apa yang diucapkan pemuda itu, membuat sang gadis menaikkan salah satu alisnya.

"Apa? Kakak bilang kakak baik-baik saja? Apa kakak nggak sadar kalo kakak hampir saja kehilangan nyawa kakak disini?"

Pemuda itu mendengus geli, bukan karna apa yang dikatakan sang gadis. Melainkan bagaimana logat lucu dari cara bicara gadis itu.

Pemuda itu berusah bangkit untuk duduk, dibantu oleh gadis aneh itu ia akhirnya dapat bersandar disalah satu tembok bangunan.

"Dimana polisi yang kau teriakan tadi?"  Tanya pemuda itu setelah menyadari sesuatu.

"Oh, itu hanya suara sirine bohongan." Ujar gadis itu seraya terkekeh. Ia kembali meraih ponselnya dan menunjukkan histori dari aplikasi YouTube miliknya.

"Untung saja aku sudah mendownload suara ini. Jika tidak, mungkin yang akan keluar duluan suara iklan dari aplikasi belanja online." Pemuda itu kembali tertawa.

Gadis ini memang aneh.

Gadis itu kembali membongkar tas ranselnya, dan memberikan sebotol air mineral kepada pemuda dihadapannya.

"Minumlah kak, selagi aku akan memesankan sebuah taksi online untuk ke rumah sakit."

"Aku sudah mengatakannya, aku tak butuh ke rumah sakit."

"Tapi, luka kakak parah!!"

"Aku baik-baik saja."

"Kau tau, kalimat 'aku baik-baik saja' adalah kalimat umum untuk sebuah kebohongan?"

"Terus?"

"Terus?" Beo gadis itu. Pemuda itu lantas tertawa sebelum bangkit, "terimakasih untuk pertolonganmu hari ini."

__________

Apa yang bisa lebih menyebalkan dari berakhirnya masa liburan?

Langit di hari itu begitu cerah, seolah ikut menyambut suasana baru dari berbagai sekolah di kota Mojokerto. Begitu juga dengan SMA 3 Kota yang kali ini dipenuhi oleh para siswa berseragam SMP dengan berbagai atribut MOS yang mereka kenakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang