BAB 12

45 11 3
                                    

Jam di dinding ruang inap itu menunjukkan pukul sebelas malam, namun Jessie bahkan tak memiliki rasa lelah ataupun mengantuk barang sedikit saja.

"Ya Tuhan, aku benar benar bosan!" keluhnya setelah membuang sembarangan ponsel miliknya dibagian lain kasur yang tak jauh darinya.

Pintu ruangan tersebut terbuka, Jessie sudah bisa menebak siapa orang yang akan masuk kedalam.

"Kau membawakan aku sesuatu Bis?" tanya Jessie bahkan sebelum bayangan tubuh Bisma masuk kedalam ruangan.

"Terang Bulan, gorengan, sate - satean, jasuke, dan beberapa minuman boba" ujar Bisma seraya menunjukkan kantong plastic berisikan semua makanan dan minuman tersebut.

"Kau memang sahabat terbaikku Bismaaa!" pekik Jessie seraya mengangkat tangan kirinya seolah ingin meraih semua yang Bisma bawa.

"Bagaimanapun aku tak mungkin lupa bahwa temanku yang satu ini tukang makan yang keterlaluan" Bisma meletakan semua bawaannya diatas meja yang berada disamping Jessie.

"Kau mau apa?"

"Terang bulannya dong! Rasa keju kan?"

"Yups, double keju"

"Yeaay!!" pekik Jessie seraya menerima potongan Terang Bulan dari Bisma. Setelah merapalkan doa, Jessie pun melahap makanannya itu dengan semangat.

Bisma yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya bisa mendengus menahan tawanya.

"Pelan - pelan Jess, tak ada yang ingin merebut makananmu disini" Jessie hanya melirik sekilas sahabatnya itu, lalu melanjutkan kegiatannya. Makan.

"Kau sudah makan?" tanya Jessie setelah menghabiskan potongan besar martabaknya itu.

Bisma menggangguk seraya berkata "Sudah kok, tadi setelah penyidikan aku dan juga tim makan malam bersama di warung nasi goreng babat gongso dekat kantor"
Mendengar jawaban Bisma membuat Jessie ber-Oh ria seraya berusaha meraih potongan kedua terang bulan yang ada.

"Terus? Bagaimana dengan hasil investigasinya?" seketika raut wajah Bisma berubah serius.

"Masih banyak keganjalan sih Jess tentang kasus ini, tapi ada yang cukup menarik dari temuan kita hari ini"

"Apa itu?"

"Ada tiga orang jenazah yang teridentifikasi, yang mana ketiganya itu bekerja sebagai security dari perusahaan yang sama" mendengar hal tersebut membuat perhatian Jessie berubah sepenuhnya menuju Bisma.

"Oh iya? Apa nama perusahaannya Bis?"

"PT Beschermengel"

"Beschermengel? Bukannya itu perusahaan besar penyalur jasa keamanan yang bukan hanya untuk security doang, tapi juga pengawal pribadi?"

"Yeah yang aku cari di internet sih tadi juga bilang gitu."

"Bis! Kamu tau siapa pemilik perusahaan itu?"

"Ah sial! Benar juga kenapa aku lupa mencari tau tentang hal tersebut!" Bisma yang hendak mengeluarkan ponselnya ditahan oleh Jessie.

"Beschermengel, merupakan salah satu perusahaan dibawah nauangan Abraham's Corporation Bis."

"Abraham's Corporation? Jadi maksudnya..."

"Perusahaan itu masih satu grub perusahaan milik keluarga Abraham Bisma!! Keluarganya Monica sekarang!" ujar Jessie gemas.

"keluarga Abraham selain menduduki posisi - posisi penting di kota Mojokerto, mereka juga mempunyai banyak perusahaan yang bergerak hampir diseluruh bidang. Dan Beschermengel salah satunya. Perusahaan itu sendiri dipegang oleh sepupu dari suaminya Monica. Hansen Abraham."

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang