BAB 2

78 14 3
                                    

"Kriiiiiiiiiing"

Alarm yang Bisma pasang untuk membangunkannya di pagi ini gagal melaksanakan tugasnya. Karna sejak semalam hingga saat ini Bisma bahkan belum mampu memejamkan kedua matanya.

"Ah apa apaan dia itu." Kesalnya lagi sambil mengusap wajahnya kasar.

*Sebelumnya di Cafe Lakuna*

"Jadi mereka berempat merupakan devisi khusus yang dikirim untuk menangani kasus narkoba yang akhir akhir ini membuat semua orang resah." Terang pak Abra kepada Monica.

Wanita itu hanya menaikkan dan menurunkan kepalanya mendengar penjelasan dari pak Abra.

Setelah perkenalannya dengan Bisma di depan pintu Monica langsung diajak Ayah mertuanya itu menuju sofa yang berada disudut favoritnya. Setelah mendengarkan penjelasan pak Abra dan berkenalan dengan tiga anggota lainnya, Monica hanya duduk dan mendengarkan Ayahnya itu bercerita tentang kotanya ini.
Sesekali Monica menimpali atau menambahkan cerita pak Abra tersebut.

Bisma yang duduk berseberangan dengan Monica hanya menatap wanita itu sesekali. Tatapan penuh selidik tetapi tetap menampakan ketidaksenangannya. Ia terus memperhatikan gerak gerik Monica.

Benar benar berubah.

Monica yang dulu, Monica yang berumur 16 tahun yang Ia kenal adalah gadis yang ceria dan banyak tingkah. Perkataannya yang selalu blak blakan dan selalu apa adanya itu, sering membuat orang lain salah paham padanya.

Namun kini, dihadapannya adalah Monica yang berumur 31 tahun dengan tutur kata dan tingkah laku yang begitu lembut.

Waktu benar benar merubah semua yang ada di diri Monica ~begitu juga semua orang~.

————————

Bisma yang telah menggunakan seragam dinasnya, keluar dari apartemen yang Ia sewa untuk dirinya selama berada di kota ini.

Berbeda dengan teman temannya yang lain yang memilih untuk tinggal di asrama kantor, Ia ingin memiliki waktu untuk menyendiri dan berfikir jernih dimana hal itu tidak mungkin bisa Ia dapatkan jika tinggal di asrama.

Bisma memilih untuk menggunakan motor costum berjenis Cafe Racer kesayangannya yang Ia kirimkan seminggu sebelum keberangkatannya ke Mojokerto.

Ya, lagi lagi dia tidak mau menggunakan fasilitas yang diberikan kantornya dengan berdalih dia lebih nyaman menggunakan barang barang pribadinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, lagi lagi dia tidak mau menggunakan fasilitas yang diberikan kantornya dengan berdalih dia lebih nyaman menggunakan barang barang pribadinya sendiri.

Jam tangan berwarna hitam dengan sedikit aksen kecoklatan yang melingkar di tangan kirinya itu masih menunjukkan pukul 07.00 WIB yang berarti masih ada waktu selama kurang lebih 2 jam dari jadwal pekerjaannya. Ia memutuskan untuk berkeliling dan melihat kota kecil ini.

Ia merapatkan jaket kulit hitam yang Ia kenakan untuk menutupi seragam dinasnya, dan mulai menyalakan kendaraannya.

Bisma melajukan kendaraannya dengan santai. Melewati jalanan yang masih benar benar Ia ingat, memasuki gang gang kecil dengan beberapa ruko kecil yang menjual makanan ringan. Sesekali Ia melewati tempat tempat yang memiliki jutaan kenangan untuknya.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang