BAB 13

31 12 10
                                    

Hari minggu yang sangat cerah. Terutama bagi mereka, para alumni dari SMAN 3 Kota Mojokerto. Dengan dresscode hitam dan coklat muda, kumpulan mantan anak SMA yang mungkin kini sudah memiliki anak yang duduk dibangku SMA terlihat saling bertegur sapa dan bercanda antara satu sama lain.

Disisi lain para panitia yang terdiri dari para anggota OSIS dan jajaran sesepuh OSIS tengah memastikan semua persiapan benar benar telah matang.

“Pak Arga tenang saja pak, saya dan juga teman-teman sudah memastikan semuanya. Bapak tinggal menikmati saja acara hari ini. Percayakan saja semua kepada kami” ujar sang ketua OSIS meyakinkan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan tersebut.

“Baiklah nak, tolong pastikan kembali ya untuk semua yang akan memberikan sambutan agar bisa ..”

“ARGAAAA!!!” teriak wanita yang akhir-akhir ini selalu mengusik kehidupannya. Ia berbalik untuk melihat wanita itu.

“Kaori Matshumoto!” bentak Arga kepada wanita yang tengah berjalan menuju kearahnya.

“Ih jangan galak-galak napa? Sebentar lagi kita nikah kalo kamu lupa. Jadi stop marah-marah ngga jelas ke aku!” ujar wanita itu seraya mencebikan bibirnya.

Bukannya menghiraukan wanitanya, Arga malah terpaku dengan wanita yang ada dibelakang tubuh calon istrinya tersebut.

“Monica?” tanya Arga yang tak percaya. Melihat seorang Monica Ayunindya yang kini sudah menjadi keluarga Abraham itu datang keacara reuni kali ini.

“Hai Ga! Apa kabar?” tanya balik Monica. Mereka bertiga, Monica, Kaori, dan juga Arga merupakan teman sekelas yang dijuluki dengan predikat siswa ambis sampe abis oleh kawan-kawan mereka.

Nama mereka adalah nama wajib yang selalu tertampang didalam pengumuman rangking, baik kelas maupun parallel.

“Baik, kok dirimu bisa dateng kesini? Pak Bryan tumben banget ngeizinin?” tanya Arga kembali yang masih penasaran dengan datangnya waifu sejuta buaya pada masanya itu. Monica terkekeh mendengar pertanyaan calon dari sahabatnya itu, belum juga ia akan menjawab Kaori langsung menyautinya.

“Dia bisa ikut karna pake acara ngambek tiga hari tiga malam dulu yang. Ah andai kalian tau bagaimana ekspresi salah satu tuan Abraham itu ketika di kantor” Kaori bergidik, membayangkan betapa suramnya atasannya itu akhir-akhir ini.

Monica kembali terkekeh melihat sahabatnya itu. “Ya begitulah Ga, btw dimana yang lain?”

“Ah, mereka ada didepan kelas tuh. Kalian ngga ngecek grup?” kedua wanita itu lantas melihat ponsel mereka, dan benar saja ratusan notifikasi pesan dari grup kelas mereka telah menunggu untuk dibuka.

“Kita kumpul disana untuk foto bersama, katanya Tika biar ngga keburu kumus-kumus” ujar Arga seraya tertawa ringan.

“Terus kenapa kamu masih disini?” tanya Kaori.

“Kau tak sedang menggoda kumpulan anak-anak OSIS itu kan?” lanjutnya.

“Astaga Kaori” Monica menggelengkan kepalanya tak percaya dengan sahabatnya kali ini. Posesif dan pencemburu sekali tukang bucin ini.

“Kalaupun ada yang ingin aku goda, sudah pasti bukan anak muridku sendiri Kaori. Lihat itu” tunjuk Arga ke salah satu sudut lapangan sekolah mereka.

“Bukankah lebih baik menggoda mantan semasa sekolah, mengingat AAKH!” pekik Arga seraya mengusap perutnya yang baru saja mendapatkan sebuah cubitan.

BAKA! Ya sudah sana! Temui mantanmu! Aku juga akan menggoda mantanku!” Kaori menarik tangan Monica untuk menjauh dari Arga. Sesaat ia menoleh dan melihat Arga memberikan isyarat.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang