BAB 14

30 10 14
                                    

“Kau merasa ngga, kita jadi pusat perhatian dari tadi Jess?”

Tanya Bisma yang mulai gerah dengan tatapan beberapa orang yang memperhatikan dirinya dan juga Jessica sejak mereka masuk ke halaman sekolah SMA mereka.

“Benarkah?” beo Jessica, dengan polosnya ia langsung mengedarkan pandangannya dan membalas setiap tatapan setiap orang yang memperhatikannya.

“Iya juga, Bis. Kenapa ya?” Bisma hanya memutar bola matanya jengah.

“Jessica!!” panggil seorang wanita yang baru saja memasuki lapangan sekolah.

“Anggraini? Heiii!!!” Jessie langsung melambaikan tangannya mengisyaratkan agar teman sebangkunya dulu itu segera mendekat.

“Kyaaaaa”

“Kyaaaa” pekik kedua wanita itu seraya berpelukan.

“Lama banget ngga ketemu! Kamu kemana aja sih An? Kenapa ngga pernah muncul” tanya Jessie yang bahkan masih memeluk erat satu-satunya sahabat wanitanya itu.

“Maaf, selama ini aku di Bali Jess. Suamiku orang Bali asli”

“Aah begituuu”

“Eh ngomong-ngomong siapa nih? Suamimu Jess?” tanya Anggraini seraya menatap Bisma.

Sebuah jitakan mendarat di kening Anggraini.

“Kamu nih lupa atau pura-pura lupa sih?! Dia Bisma An!”

“HEH!!” pekik Anggraini tak percaya.

“Bisma?! Lho? Kok? Eh kok bisa?” tanyanya ambigu.

“Apanya yang bisa An?” tanya Bisma pada akhirnya.

“Demi apa?! Bisma! Kok kamu berubah banget?!” ujar Anggraini seraya membekap mulutnya dengan mata yang tetap melotot tak percaya.

Bagus, satu lagi manusia sejenis Jessica.

Rasanya Bisma ingin sekali keluar dari lingkup kedua wanita dengan sifat yang hampir sama ini, namun ia tak memiliki pilihan lain. Mengingat ia tak memiliki teman lain selain Jessica dan juga Nicolas semasa SMA.

Suara riuh beberapa mantan gadis SMA yang menatap seseorang yang baru saja memasuki lapangan utama menarik perhatian ketiga manusia itu.

Seorang pria dengan setelan kemeja hitam dan celana coklat, selaras dengan warna rambut gondrongnya yang diikat seperti karakter anime yang menjadi husbu sejuta umat, Eren Yeager berjalan menuju mereka.

Kaca mata hitam yang bertengger diwajah tegas itu memberikan kesan misterius namun berkariskatik yang mampu menyihir siapa saja yang melihatnya.

Senyum simpul yang ia kembangkan seolah mampu merenggut hati bahkan jiwa wanita-wanita yang terpesona melihatnya.

Berbeda dengan para mantan gadis SMA lainnya yang terkesima dengan pria misterius itu, Jessica dengan santainya melangkah menuju pria itu, dan bagaikan kilatan petir disiang bolong Jessie langsung melayangkan sebuah pukulan tepat dikepala pria itu.

PLAKK!!

“Argh!!” pekik pria itu.

Sontak semua orang yang menyaksikannya terkejut bukan main. Termasuk Bisma dan juga Anggraini yang mematung ditempat mereka melihat apa yang telah dilakukan teman mereka itu.

Setelah terdiam beberapa saat Bisma langsung menghampiri sahabatnya itu. Takut bila pria itu tak terima dan malah menghajar Jessie yang bahkan masih mengenakan perban dilengannya.

“Kau apa-apaan sih?!” ujar pria itu tak terima. Tak menjawab, Jessica malah menarik kaca mata hitam yang bertengger dihidung mancung pria itu.

“Dih bocah, sekali dateng ke reuni SMA sok cakep bener sih?!” saut Jessie seraya mengenakan kaca mata hitam yang ia ambil itu.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang