Chapter 19

3.5K 557 176
                                        

Haruto terdiam mematung mendengar ucapan yang keluar dari mulut ayahnya.

"ayah udah janji sama kita buat gak ungkit kematian bunda di depan Haruto! Ayah udah janji sama kita buat gak nyalahin Haruto atas itu!" marah Taeyong.

Taeyong adalah saksi bagaimana bundanya bersikeras mempertahankan Haruto. Bagaimana Taeyong dulu merawat Haruto bersama Yoshi dan Jaemin disaat mereka berdua masih kecil dan ayahnya tidak peduli dengan kehadiran Haruto.

Bahkan disaat Jenny ingin menjadi ibu tiri mereka, Taeyong sangat selektif. Apakah Jenny bisa menyayangi Haruto sebagaimana mereka bertiga menyayanginya.

Bagaimana ketiga kakak itu selalu protektif dengan kebahagiaan Haruto. Apapun untuk Haruto. Tapi ayahnya dengan teganya menggunakan kekuasaannya untuk menyakiti Haruto dengan alasan mendidik.

"dia sudah mempermalukan keluarga kita Taeyong!" marah Jiyong.

"mempermalukan dari segimana?! Dia hanya ciuman ayah! Dia ciuman dengan kekasihnya sendiri! Dia tidak melakukan hal yang keji, dia tidak mencuri, dia tidak menipu, dia tidak memakai narkoba, bahkan dia tidak melakukan hubungan badan disekolah! Kenapa ayah tidak bisa melihat dengan mata terbuka! Kalau Jaemin dulu ciuman di sekolah, ayah hanya bilang 'itu kan masalah anak muda', kenapa giliran Haruto ayah sampai menampar dan memukulnya seperti itu?!" luapan emosi Taeyong tidak terbendung lagi.

"karna dia bunda kalian meninggal! Karna melahirkan dia bunda kalian meninggal! Harusnya bunda kalian tidak mengandung lagi, tapi dia bersikeras untuk memiliki 1 anak lagi! Dan sialnya semua dalam diri Haruto mirip sekali dengan sifat dan sosok bunda kalian! Bagaimana ayah tidak membencinya setiap kali ayah melihat wajahnya!" marah Jiyong.

Plaaak

Jenny menampar wajah Jiyong.

"oppa hentikan! Apa oppa sadar kata - kata oppa membuat hati Haruto terluka?! Kalau memang oppa membenci kehadirannya, bebaskan dia! Jangan kekang dia seperti ini! Eonnie Taeyeon meninggal bukan salah Haruto! Dia mengorbankan dirinya sebagai seorang ibu untuk anaknya! Apa yang kau paham hah?! Kalau aku menjadi Eonnie, aku pasti akan melakukan hal yang sama disaat aku harus memilih antara menyelamatkan nyawaku atau anakku! Sayangnya aku bahkan tidak bisa mengandung! Aku bahagia disaat bisa membesarkan Haruto, Jaemin, Yoshi dan Taeyong! Tapi kenapa kau sangat egois dan buta oppa!!" teriak Jenny histeris.

Kesabarannya sudah mencapai puncaknya.

Jenny menangis terisak.

Haruto terkekeh. Menyadari fakta yang menyakiti hatinya.

Air matanya mengalir deras.

"jadi ayah membenciku karna aku penyebab kematian bunda? Karna bunda lebih memilihku daripada nyawanya, jadi ayah bilang aku pembunuh bunda?" Haruto tertawa sinis.

Sakit.

Sakit sekali melihat Haruto seperti itu.

"aku mati - matian mengikuti semua ucapan ayah agar ayah melihatku, aku mati - matian belajar agar ayah memujiku disetiap lomba yang aku ikuti, aku pernah merasa iri dengan kak Taeyong, Kak Yoshi dan Kak Nana, tapi aku sadar, mungkin porsi mereka berbeda dimata ayah, mungkin karna perusahaan ayah sekarang semakin besar, ayah sibuk, makanya ayah tidak dapat memperhatikanku, aku pikir ayah tidak membiarkan kita memiliki kekasih yang tidak sederajat karna ayah tidak ingin kita dimanfaatkan atau kita terluka atau menderita, tapi aku salah, ayah hanya seorang ayah yang egois yang mementingkan nama baik, harta dan Tahta, kalau memang ayah benci denganku, lebih baik aku pergi darisini ayah, aku gak akan jadi beban ayah lagi"

Setelah ucapan panjang lebar Haruto. Haruto bergegas naik tangga dan membereskan pakaian - pakaiannya.

Isak tangis menemani Haruto.

DANDELIONS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang