Haruto sekarang sudah berada di apartemen Junkyu. Junkyu merapikan barang - barang Haruto ke dalam kamarnya.
Sekarang mereka akan berbagi kamar berdua.
"kamu udah makan?" tanya Junkyu lembut sambil menyisir pelan surai Haruto.
Haruto menggeleng.
"aku buatin kamu makan malam yaa" ucap Junkyu.
Haruto menahan tangan Junkyu.
Junkyu menoleh.
"aku gak laper" ucap Haruto lirih.
Junkyu tersenyum tipis.
"menangis juga butuh tenaga sayang, makan dikit aja yaa" ucap Junkyu lembut.
Haruto menatap mata Junkyu. Junkyu bisa melihat kehancuran dimata itu.
Junkyu pernah melihat ini dulu, dulu sekali. Dan sekarang dia harus melihatnya lagi.
"aku masak yang simple, kamu pasti suka, tunggu sebentar yaa" ucap Junkyu.
Cup
Junkyu mengecup pucuk kepala Haruto. Setelahnya dia usak - usak rambut Haruto.
Junkyu melangkah ke dapur. Dan mulai memasak.
Haruto menahan dirinya agar tidak mengambil sesuatu yang tajam. Kepala Haruto sakit. Semua suara masuk ke dalam pikirannya.
Haruto menjambak - jambak rambutnya.
Hatinya sesak dan sakit, kepalanya juga jauh lebih sakit.
Junkyu menyelesaikan masaknya, dia berjalan membawa senampan makan malam Haruto dan dibawanya ke dalam kamar.
Junkyu melihat Haruto menjambak rambutnya sendiri. Junkyu tersenyum sedih.
"Haru.. Sini makan dulu" ucap Junkyu sambil berjalan mendekat ke arah Haruto.
Junkyu mengambil kedua tangan Haruto yang sedang menjambak rambutnya.
"jangan dijambak, nanti rambutnya rontok sayang" ucap Junkyu pelan sambil merapikan tatanan rambut Haruto kembali.
Junkyu mengambil sesendok nasi goreng dan menyodorkan ke depan mulut Haruto.
Haruto menatap Junkyu bingung.
"makan Haru.. Ayoo buka mulutnya.. Aaaaaa" ucap Junkyu.
Haruto menurut.
Dia membuka mulutnya.
Junkyu tersenyum sambil menyuapi Haruto makan.
Junkyu tidak pernah menduga dia akan melihat keadaan Haruto yang seperti ini.
Kemana Harutonya yang ambisus? Kemana Harutonya yang dingin?
Junkyu memandang sendu gerakan tangan Haruto. Haruto mengepalkan tangannya kuat - kuat.
Junkyu masih dengan telaten menyuapi Haruto makan hingga habis.
Junkyu berdiri dan membawa nampan tersebut ke dapur dan mencucinya.
Selama mencuci dia bisa mendengar teriakan - teriakan Haruto.
Junkyu menghapus air matanya.
Setelah selesai mencuci, dia masuk kembali ke kamarnya.
Junkyu membuka laci meja belajarnya dan mengambil pastel gel pen darisana.
"ini" ucap Junkyu.
Haruto memandang Junkyu aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELIONS (END)
Fiksi PenggemarKau laki - laki misterius yang sanggup mencuri hatiku, My Dandelions - Kim Junkyu