Beberapa orang terdekatnya mengatakan jika kekurangan Gayatri adalah suka bertindak impulsif alias kecenderungan melakukan sesuatu Tanpa berfikir terlebih dahulu, juga orang yang cukup ceroboh, Itu tentu bukan masalah kecil, tindakan tindakan Itu bisa membuat masalah bagi hidupnya, walau dibeberapa kasus ia malah bersyukur memiliki sifat seperti Itu, seperti saat dia secara spontan ikut casting yang diadakan di mall saat ia sedang jalan jalan bersama teman temannya yang membuatnya menjadi aktris, ketika bernyayi di pinggir jalan untuk acara ulang tahun temannya yang berakhir viral di internet dan di tawari untuk membuat album, ketika ia kabur dari rumah dan memutuskan untuk hidup Sendiri atau ketika ia menyebarkan aib ayahnya berselingkuh dan sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap ibunya maupun dirinya kepada media saat sang Ayah mencalonkan diri sebagai wakil ketua DPR RI, yang mengakibatkan ayahnya menjadi sorotan se Indonesia karna kampanyenya yang banyak menyorot soal perlindungan HAM, khususnya terhadap anak dan wanita tidak Walk the talk atau tidak menjalankan apa yang di bicarakan, membuat sang Ayah murka karna gagal menjadi wakil ketua DPR karna Berita yang di sebarnya, sayangnya Itu tak bertahan lama, The power of money, berhasil membungkam media, menghapus rekam jejak buruk di media, walau Tak semua, tapi kini Berita buruk Itu sudah di lupakan banyak orang, bahkan kini ayahnya kembali terjun kedalam politik bahkan menjadi orang yang berpengaruh di industri konstruksi, dan Masih banyak lagi.
"Selesai Mbak,"
Gayatri membuka matanya, menatap cermin di hadapannya, ia tersenyum manis, selalu puas dengan hasil MUA langganannya.
"Memang sudah cantik ya Mbak, jadi di apain juga selalu cantik," pujian Kristin membuat Gayatri tersenyum, bukan haus Validasi tapi sebagai public figure pujian seperti sebuah reward atas dirinya.
"Makasih Kris, hasil make up kamu selalu bikin puas," Gayatri bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan make up mencari Orly.
Mood nya Masih selalu buruk untuk setiap urusan yang berhubungan dengan La Creamé, mood nya bertambah buruk ketika melihat Darendra yang sedang mengobrol dengan crew.
Darendra menoleh, Gayatri bersedekap dan menatapnya Tak suka, namun lelaki Itu Tak menghiraukannya, ia malah menghampiri Gayatri seolah mereka adalah dua orang yang akrab.
"Kamu sudah siap?," Tanya nya sok baik.
Gayatri berdeham, Tak menjawab pertanyaan Darendra "untuk apa kamu kesini?,"
"Hanya untuk memantau, bagaimana kostumnya apakah nyaman untuk di kenakan?" Tanya nya sambil menatap dress berwarna coral yang melekat pas di tubuh Gayatri.
"Kamu meragukan dress rancangan Peggy hartanto?," Sindir Gayatri.
Darendra menghela nafas, "bukan begitu maksudku, seperti nya sangat sulit basa basi dengan kamu," Gayatri mengangkat sebelah alisnya, kemudian tertawa, "Bagus kalau kamu sadar Itu".
"Mbak sudah siap?," Tanya Imam, sang fotografer saat melihat Gayatri sudah siap, Gayatri mengangguk, tangannya di tahan pelan oleh Darendra, lelaki Itu mendekatkan bibirnya ke telinga Gayatri dan berbisik pelan, "sebenarnya aku kesini untuk mengawasi seseorang agar Tak kabur dari tanggung jawabnya dan berlaku impulsif yang merugikan dirinya Sendiri," Darendra menjauh, lelaki Itu menepuk bahu Gayatri kemudian tersenyum, "semangat Gayatri,".
Gayatri terdiam, Hembusan nafas Darendra di telinganya membuatnya merinding, Sial.
"Mbak?," Panggil imam lagi.
Gayatri tersadar dari lamunanya, lalu wanita Itu tersenyum dan berjalan ke arah fotografer.Gayatri begaya di depan kamera sambil memegang beberapa produk La Creamé dengan sangat professional, wajahnya kesalnya telah berubah menjadi manis, dan Anggun dalam waktu yang bersamaan Tak ada lagi Gayatri yang berteriak teriak, atau berwajah merah menahan amarah pada Darendra.
"Nice shoot," Imam melirik hasil fotonya seklilas lalu kembali mengambil foto lainnya.
"Selalu menyenangkan berkerja dengan Mbak Gayatri," Imam tersenyum sambil mengulurkan tangannya sopan yang dibalas oleh Gayatri.
"Semoga di project selanjutnya kita Masih bisa kerja sama ya mas," ucap Gayatri sambil tersenyum manis.
Gayatri memutuskan duduk duduk sebentar sambil menyesap minumannya sambil menunggu Orly yang Tak kunjung menghampiri nya.
Gayatri menoleh kesana kemari mencari Orly yang seharusnya ada di sini, "kamu cari Orly?," Tanya Darendra yang sudah ada di sebelahnya.
Gayatri menoleh sebentar lalu mengangguk Tanpa suara, "dia aku suruh ngambil Buku penjelasan soal perusahaan dan produk produk La Creamé, sample produk yang aku kirimkan kemarin sudah kamu terima kan? Alangkah baik nya jika kamu menghafalnya," jelas Darendra.
"Aku sudah hafal produk La Creamé," ucapnya dengan suara rendah.
Darendra mengerutkan dahinya, "kamu sudah menghafal produk La Creamé?," Tanya nya terperangah kaget, namun tercetak senyuman di bibirnya.
Gayatri menoleh, "apapun fikiran yang membuat kamu tersenyum, itu salah, maksudku, aku pasti sudah hafal bahwa ada produk La Creamé mengeluarkan lipstick, blush on, highlighter, mascara, fondation, primer, moisture, eye brow, moisturizer, sun screen, serum, dan produk produk lainnya, kalian terlalu gencar mengiklankan, membuat aku yang tidak tertarik pun ikut menghafalkan,"
Darendra tersenyum tipis.
"Ayo ikut aku, Orly menunggu kamu di kantor,"
"Lho bukan Orly Akan kesini menjemput aku?," Tanya Gayatri menyatukan kedua alisnya.
"Jarak dari kantor ke sini cukup jauh, aku menyuruh Orly menunggu di kantor, sekaligus ada yang perlu aku bicarakan,"
Gayatri mendengus, perempuan Itu berdecak, perjalanan dari sini ke kantor cukup jauh, ia enggak berlama lama dengan Darendra. "aku bisa pesan Go-Car kamu duluan saja,"
Darendra tersenyum lelaki Itu mengendikan bahunya, ketika sudah sampai pintu ke luar lelaki Itu kembali memanggil Gayatri dengan suara yang cukup kencang, "Gayatri your bag is on me!," Ucapnya sambil mengangkat tas Gayatri yang ia pegang.
Gayatri mendengus, sial sejak kapan tas nya ada pada lelaki Itu?, Ia meraba sakunya berharap handphone miliknya ada di saku dress nya, agar ia bisa memesan layanan Go-Car, sayangnya handphone nya ada di dalam tas Itu, dan kini lokasi foto sudah mulai sepi, ia mendengus Tak ada yang bisa ia mintai tumpangan kecuali Darendra, ia mendengus kesal dan berjalan keluar, melihat mobil Darendra yang sudah berada di dalam mobil.
" Tolong di percepat, Sebentar lagi jam makan siang, pasti macet," ucap Darendra membuat Gayatri menghela nafas.
"Kalau macet, kamu Akan tertahan lama di dalam mobil bersama ku," ucap Darendra lagi membuat Gayatri buru buru berlari masuk kedalam mobil mengabaikan kekehan Darendra yang terdengar nyaring.