"kamu sama Darendra kelihatan akrab banget kalian udah saling kenal lama?," Tanya Fani sambil menyeruput jus nya.
Kini, mereka sedang ada di area VIP milik keluarga Darendra, sedangkan lelaki itu entah pergi kemana meninggalkan Fani, Dean Dan Gayatri di ruangan penuh dengan kaca transparan dengan View yang begitu menyejukan mata, tapi baguslah Gayatri Masih terlalu malas untuk bertemu lelaki itu, terutama setelah tragedi kimono transparan miliknya, yang membuat nya ragu dengan argumennya sediri bahwa lelaki itu adalah Gay.
Gayatri berdecak seraya menyuapkan strawberry kedalam mulutnya "Ralat, dia Julid bukan akrab,"
Fani tertawa, "orang sekelas Darendra enggak mungkin Julid sama yang gak akrab,"
Gayatri mengendikan bahunya, ia Tak mau banyak bicara pada Fani, dia tahu watak wanita di hadapannya, ia khawatir membongkar terlalu banyak rahasianya.
"Kalian Dulu Sempat satu Sma kan?," Sambar Dean yang sejak tadi memainkan handphone nya.
Gayatri menenggak, memandang Dean, ia bertanya Tanya dari Mana lelaki itu tahu jika ia Dan Darendra sempat satu SMA.
Memandang wajah Gayatri yang nampak penuh keingin tahuan membuat Dean kembali membuka mulutnya, "Darendra yang bilang itu, tadinya dia enggak mau datang Karna sibuk, tapi pas gue bilang Gayatri ikut, dia langsung datang,"
Gayatri melotot, ia merutuki Darendra dalam hati, Sial, kenapa lelaki itu malah membuka hal yang selama ini berusaha ia tutup-tutupi.
Fani tersenyum penuh arti kearahnya, "Grony bakal parah hati kalau calon nyonya Nareshwara ternyata sudah di tentukan," ucapnya meledek.Gayatri berdeham, Lalu terdiam sejenak otak nya berfikir untuk mencari alibi, "jangan aneh-aneh Darendra begitu Karna kami udah lama enggak ketemu," ucapnya lalu pura pura mengecek handphone nya.
Pintu terbuka, Darendra muncul dengan senyuman di wajahnya, "Gimana makanannya, maaf ditinggal tadi ada sedikit urusan," ucapnya lalu mengambil duduk di sebelah Gayatri, membuat Gayatri menggeser tubuhnya sedikit menjauh.
Fani mengangguk, "eggak apa-apa kok Daren, btw makasih banget udah ajak kita ke sini, Iya kan Gayatri?," Ucapnya lalu melirik ke arah Gayatri.
Darendra melirik kearah Gayatri yang Masih asik dengan layar handphone nya, Merasa di perhatikan Gayatri menenggak, ia hanya mengangguk sebagai respon, agar tidak curiga, walau dalam hatinya ia merutuki Fani.
Darendra tersenyum, "Nevermind, bukan hal besar,"
"Btw, Kamu sama Gayatri pernah satu SMA ya?," Tanya Fani dengan mata berbinar penuh keingin tahuan membuat Gayatri mendengus.
Darendra mengangguk.
"Gayatri enggak pernah lho, cerita pernah satu sekolah sama kamu, dia selalu seolah olah enggak kenal sama kamu," Fani bersemangat
"Sok kenal sama orang lain itu perilaku Norak," sambar Gayatri Tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphone nya.
Fani tertawa, "kalian dekat?,"
Pertanyaan Fani membuat Darendra terdiam sejenak, melirik kearah Gayatri, saat ia hendak membuka Mulut, Gayatri terlebih dulu berbicara, "kami hanya sebatas kenal," jawabnya cepat.
Darendra melirik nya dengan tatapan yang sulit di artikan sedangkan Gayatri merespon cuek tatapan Darendra, mungkin 9 tahun lalu Gayatri akan tergagap jika tatapan itu menatap nya namun kini tatapan itu jelas bukan apa apa baginya.
Fani melirik Darendra dan Gayatri bergantian, Fani jelas bisa merasakan ada yang aneh dengan 2 pasangan sejoli di hadapannya ini.
"Cerita cerita soal Gayatri pas kalian SMA dong, dia tertutup banget soalnya, soal mantannya mungkin, kami semua pada penasaran sama tipe lelaki Gayatri, dia terlalu tertutup," Tanya Fani cerwis, Gayatri menatap perempuan itu sinis, ingin rasanya ia membekap mulut keponya, seperti nya ia harus merekomendasikan Fani untuk menggantikan Feni Rose di acara Rumpi.
Sedangkan Darendra terdiam mendengar pertanyaan Fani, Gayatri langsung mengalihkan pembicaraan "kamu sering main Cello kan Fan?, Kebetulan Darendra punya hobi yang sama lho, Iya kan Darendra?,"
Fani memincingkan matanya kearah Gayatri, membuat wanita itu menahan nafasnya, lalu tersenyum, "wah? Aku enggak tahu kalau Darendra suka main Cello,"
Darendra melirik Gayatri sekilas, "tentunya tidak sebaik kamu Fani," ucapnya membuat Fani tersipu.
Gayatri tersenyum dalam hatinya, membuat wanita tersipu adalah keahlian Darendra sejak dulu, lelaki itu benar benar berbahaya.
--
Gayatri menghela nafas ketika Darendra membuka kan pintu penumpang di mobilnya.
Seharusnya Orly menjemput nya siang ini, hanya saja Asisten nya itu terkendala Karna mobil yang di kemudikannya mogok di tol jagorawi, membuat Gayatri mengikuti ajakan Darendra untuk pulang bersama.
"Duluan Dean, Fani," pamit Darendra sebelum menutup jendela kaca mobilnya melewati Dean Dan Fani.
Sejak pembicaraan tentang cello, Fani Tak berhenti mengajak Darendra membicarakan tentang hobi keduanya itu, membuat Darendra akhirnya sedikit terlihat jengkel karna Fani terlalu banyak Tanya.
Hening menerpa mereka, Gayatri merutuki kebodohan nya yang mengikuti saran Fani untuk pulang bersama dengan lelaki yang kini sedang mengendarai mobil di sebelahnya dalam diam.
"What's wrong with you?," Tanya Darendra membuat Gayatri sontak menoleh kearahnya Dan mengerinyitkan dahi.
"Do you have a problem?,".
"Problem?,"
Darendra mengendikan bahunya, "you seems to be down of the mouth,"
Gayatri berdecak, "mau pindah profesi jadi Cenayang?,"
"Tidak perlu jadi Cenayang, aku selalu bisa tahu apa yang sedang kamu rasakan," jawabnya sok sambil memajukan panerseling, membuat Gayatri terdiam.
"Apapun itu jelas kamu tidak berhak tahu," ucap Gayatri sambil berdecak lalu membuka Tiga kancing teratas di kemejanya.
"AC tidak berpengaruh banyak, aku yakin ini tida akan menganggu kamu, kamu Masih Gay kan?," Ucapnya Enteng membuat mata Darendra melotot.
"Sudah aku bilang berapa kali aku ini bukan Gay," kesal Darendra membuat Gayatri berdecak.
"Kamu mungkin bisa meyakin kan orang banyak tapi tidak dengan aku,"
"Mungkin kamu perlu aku yakinkan secara khusus?," Tanya Darendra Tanpa Ekspresi, membuat Gaya mati kutu lalu buru buru menutup kembali kemejanya.