Twenty

1.5K 124 7
                                    

Darendra tak kunjung kembali, hal ini membuat Gayatri gelisah, tadi Darendra membantunya melarikan diri dari para wartawan dan tanpa banyak Bicara lelaki membawanya ke apartmen yang tak ia ketahui milik siapa, Darendra hanya mengatakan bahwa ia boleh beristirahat disini, padahal siapa yang bisa istirahat dengan tenang pada saat seperti ini?, lantas setelah itu ia meninggalkan Gayatri dengan berpesan bahwa ia akan kembali secepatnya namun sudah lebih dari satu jam setengah Gayatri diam disini, Darendra tak kunjung kembali, air mineral yang di siapkan Bagasta pun belum Gayatri sentuh, jangan kan minum difikiran Gayatri saat ini hanya bagaimana caranya ia menghubungi Intan Secepat mungkin, memberi tahunya kalau dia baik baik saja, Gayatri gelisah karna membayangkan bertapa kesusahan Dan paniknya intan mencari Cari keberadaannya.

Suara pintu terbuka membuat Gayatri buru buru menoleh, Darendra muncul dari balik pintu dengan sebuah paper bag berwarna putih di tangannya, "kamu belum tidur?," Tanya nya begitu  melihat Gayatri.

Gayatri menggeleng, ia bangkit dari duduknya "Aku kehilangan handphone ku, boleh tolong hubungi Intan, beri tahu dia kalau ada aku ada bersama kamu,"

"Bagasta sudah menghubungi Intan tadi, Orly juga memberi kabar kalau dia akan pulang malam ini, duduk lah, kamu belum makan kan?," ucapnya seraya melepaskan jas yang ia gunakan.

"Kamu menghubungi Orly?!," Tanya
Gayatri dengan nada tinggi. Membuat Darendra mengerutkan dahinya mendengar suara Gayatri, lalu mengangguk santai Dan berjalan menuju westafel untuk mencuci tangan.

"God! Seharusnya kamu tidak menghubungi Orly dia sedang mengunjungi orang tuanya," omel Gayatri

"Kamu tidak mengatakan itu, Gayatri" jawab Darendra membuat Gayatri mendengus.

"Sudah lah Gayatri, Mari sini duduk, kamu belum makan malam, aku beli beberapa makanan, mari kita makan bersama- sama," ucap Darendra lalu duduk diatas karpet, Dan membuka makanan yang di bawanya.

Gayatri yang memang belum mengkonsumsi apapun sejak siang akhirnya duduk di hadapan Darendra, memperhatikan lelaki itu membuka makanan yang di belinya, ada dua kotak bebek bakar dengan nasi, sate ayam, sop iga, dan selusin donat yang tersaji diatas meja. "Kamu lapar banget?," Tanya Gayatri melihat cukup banyak makanan yang tersaji.

Darendra menggeleng, "aku baru lihat sop iga Dan sate ayam setelah beli bebek bakar," jawab Darendra membuat Gayatri mengangkat alisnya.

"Sop iga Dan sate ayam, makanan Favorit kamu kan?," Tanya Darendra membuat gayatri terdiam sembari mengerejapkan matanya terkejut, karna lelaki itu Masih ingat makanan kesukaannya?.

Menyadari situasi yang awkward Darendra berdeham "Apa sup nya perlu di hangatkan lagi?," Tanya nya sambil menyodorkan sup itu untuk Gayatri periksa.

Gayatri tersadar, ia buru buru menyendok sup tersebut Dan mencobanya, "Masih cukup hangat, aku Rasa enggak perlu di hangatkan," Darendra mengangguk, lantas langsung menggulung lengan kemejanya dan mulai makan, di ikuti Gayatri yang menyesap sop nya.

Tidak ada yang membuka suara selama mereka makan, Gayatri yang menyuap sop perlahan- lahan sambil mencuri-curi pandang ke arah Darendra yang terlihat berkeringat karna memakan sambal bebek bakar yang kelihatannya cukup pedas, Gayatri terkikik geli melihat lelaki itu,  membuat Darendra objek yang menjadi perhatian Gayatri sedari tadi menenggak sembari mengusap peluhnya.

"Tidak perlu di paksakan Darendra jika kamu memang tidak bisa makan pedas, kamu memang lemah sejak dulu," cibir gayatri

Darendra menggeleng- gelengkan kepalanya terima, "ini memang pedas Gayatri, kamu harus mencobanya," tantang Darendra sembari menyodorkan Box berisi bebek bakar milik Gayatri yang belum di buka.

Gayatri menggeleng, "aku tidak akan sanggup makan sebanyak itu," ucapnya sambil bergidig ngeri mengkakulasikan jumlah kalorinya.

Darendra tersenyum mengejek, "then, Coba yang ini," tantangnya sembari menyodorkan sesendok bebek bakar beserta nasi dari box makanan miliknya yang Masih tersisa banyak.

Gayatri berdecak, "okay I will try," ponggahnya sambil membuka mulut, Darendra langsung menyuapkan bebek bakar tersebut kedalam mulut Gayatri.

Awalnya tidak ada rasa apa apa, membuat Gayatri ponggah di hadapan Darendra namun sesaat kemudian Rasa pedas itu langsung bereaksi di dalam mulutnya, lidahnya terasa terbakar, membuatnya harus mati matian menahan ekspresi di hadapan Darendra yang kini memperhatikan nya dengan satu alis terangkat.

Gayatri terbatuk, ia langsung buru buru mengambil air mineral yang sejak tadi ada di atas meja, dan menenggaknya, "ya rasanya lumayan pedas, tapi tidak terlalu pedas, aku minum karna aku merasa Haus," alibi Gayatri membuat Darendra tertawa Sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.

Setelah selesai makan, Gayatri membantu Darendra merapihkan bekas makanan mereka, Gayatri terus melirik ke arah Darendra bertanya Tanya mengapa lelaki itu Tak kunjung bertanya mengenai gossip mengenai dirinya, Tak lama suara pintu terbuka, Darendra langsung berjalan ke arah pintu, Dan ketika kembali lagi lelaki itu membawa paper bag besar berwarna hitam, Dan memberikannya kepada Gayatri, Gayatri yang menerima paper bag tersebut mengerutkan keningnya, "ini apa?," Tanya nya.

"Ini pakaian, kamu bisa pakai ini, aku yakin tak nyaman beristirahat menggunakan pakaian seperti itu," Ucap Darendra sambil melirik gaun yang gayatri kenakan.

"Kamu bisa berganti pakaian juga beristirahat di sana," jelas Darendra sambil menujuk satu pintu berwarna coklat yang kemudian dibalas aggukan Dan Ucapan terimakasih gayatri.

Gayatri langsung berjalan menuju pintu yang Darendra tunjuk, Dan masuk kedalam nya, namun sebelum pintu kembali tertutup Gayatri membalikan badannya, kembali menatap Darendra, "tidak ada yang ingin kamu tanyakan kepada ku Darendra?,"

"I trust you, beristirahat lah, buat dirimu nyaman," ujar Darendra lembut dengan pandangan yang begitu menenangkan.

Pandangan penuh kepercayaan Dan Rasa yakin, pandangan yang sudah lama Tak ia dapatkan.

---

Gayatri tidak bisa tidur dengan nyenyak, dia berkali kali bangun dari tidurnya, pikirannya terlalu penuh dengen kasus perselingkuhan yang menjerat namanya, membuatnya justru meragukan dirinya sendiri, bertanya Tanya apakah mungkin ia melewati batas dalam berteman dengan Rajendra? Apakah mungkin secara tidak sadar ia menjadi perusak rumah tangga Rajendra seperti apa yang di klaim oleh kalinsa? Namun demikian separuh hatinya meyakinkan nya bahwa ia ia Tak pernah melewati batas dalam berteman dengan Rajendra, lagi pula ia Tak menyimpan perasaan apapun kepada lelaki itu.

Saat Gayatri sibuk memandangi langit-langit kamar asing yang di tempatinya, Tiba Tiba ia menunduk menatap pakaian yang di pakai nya, sepasang baju tidur berwarna hitam yang di berikan Darendra, bukan, bukan baju nya yang menjadi masalah, tapi pakaian dalam yang berada di balik baju tidur yang ia kenakan, ukuran yang sangat pas, dengan yang biasa ia kenakan, Gayatri buru buru bangkit dari tidurnya, Siapa yang berani-berani membocorkan ukurannya?!?!

DenialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang