Gayatri menghela nafas, ucapan Rajendra kemarin terus menerus berputar di dalam kepalanya, ucapannya begitu sulit untuk Gayatri lupakan, ia kira sikap baik Rajendra Selama ini benar benar tulus sebagai teman nya, Gayatri sangat bahagia dengan kehadiran Rajendra selama ini, lelaki itu punya selera humor yang baik yang mampu mencairkan suasana, juga teman yang asik untuk di jadikan teman untuk ngobrol ngobrol santai, Intinya Rajendra adalah sosok yang menyenangkan, sosok teman yang selama ini selalu Gayatri bayangkan, Rajendra seperti seseorang yang sembilan tahun yang lalu selalu Gayatri agung agungkan sebagai teman, sulit untuk percaya jika sikap baik Rajendra selama ini hanya agar dia bergabung dengan brand nya.
Sejak kecil Gayatri tidak memiliki teman banyak, bukan karna kepribadian nya tidak menyenangkan, ia anak ceria, Dan tipe anak Lovable yang dicintai banyak orang, kepribadian nya baik, tentu saja, ia Les kepribadian dengan Guru Etiket terbaik yang di pilih keluarganya.
Hanya saja, bagi orang orang seperti Gayatri memilih teman tidak semudah yang di bayangkan, sejak kecil ia sudah di doktrin untuk tidak sembarangan memilih teman, orang orang terdekatnya haruslah orang orang dengan latar belakang yang jelas, bagaimana keluarganya, siapa orang tuanya, karna banyak orang yang tidak tulus di luar Sana yang menjadi teman Gayatri hanya karna status ekonomi Dan sosialnya, mamanya selalu mengatakan di luar Sana banyak yang membencinya hanya karna keluarga nya kaya, padahal mereka tidak tahu perjuangan dibaliknya, Dan ia akan sakit hati jika orang yang menusuknya saat ia lengah adalah orang yang sangat ia percaya, kesulitan Gayatri untuk mendapat kan teman juga bertambah karna sejak bersekolah di sekolah dasar ia selalu diawasi oleh orang orang suruhan orang tuanya, yang mengekori kemana pun ia pergi, ia Tak bisa hangout seperti banyaknya remaja remaja seusianya, jadwalnya yang padat telah ditata rapi, belajar bahasa asing, Les kepribadian, bimbel hingga Olahraga semua telah di atur, Gayatri tidak bisa seenaknya cabut Tanpa izin kedua orang tuanya, waktunya benar benar Mahal.
Walau pun sedikit jengkel dengan Masa kecilnya yang selalu di atur penuh aturan, sikap tersebut terbawa hingga kini, hingga Gayatri dewasa Dan berkarir di dunia entertainment. Jika boleh ia jujur ia cukup bersyukur dengan sikap yang di tanamkan kedua orang tuanya itu. Dunia hiburan adalah dunia yang kejam, ia harus pintar pintar memilih teman, karna circle terdekat menjadi refleksi dari dirinya sendiri, salah memilih teman tentu akan berpengaruh pada personal branding nya.
Dan Rajendra, lelaki yang Gayatri sangat syukuri atas kehadirannya itu, membuat Gayatri sulit memejamkan mata sejak tadi malam, membuat nya semakin sulit untuk percaya pada orang lain, membuat nya terus menerus bertanya Tanya, pertanyaan yang sama seperti 9 tahun yang lalu apakah orang orang mendekatinya hanya untuk keuntungan semata? Bukan tulus seperti yang Gayatri kira?
Gayatri memukul bola golf di hadapannya dengan Kencang, hingga lengannya terasa begitu nyeri, ia Tak tahu Dan Tak ingin peduli kemana arah bolanya terlempar, Ia hanya ingin melampiaskan kekesalannya yang Masih ia pendam sejak bertemu Rajendra kemarin siang.
"Memanfaatkan dan picik katanya?,"
Gumam Gayatri emosi membuatnya memegang keras tingkat golf nya lalu memukul bolanya kencang hingga ia mengaduh karna lengannya sakit, namun Gayatri Masih belum berhenti Masih ada satu bola lagi yang tersisa.
Gayatri nampak begitu cantik dibawah sinar matahari yang siang ini menyorotnya, ia tampak cantik dengan Rambut yang di kuncir kuda, tubuhnya di balut rok pendek Dan kemeja berwarna light teal yang membalut tubuhnya, terik nya matahari justru malah membuatnya semakin menawan.
"Mematahkan lengan kamu di lapangan Golf bukan hal yang menyenangkan seperti nya," suara seseorang tepat di telinganya membuat Gayatri menoleh kebelakang, namun orang tersebut lebih dahulu memeluk gayatri dari belakang lalu turut memegang stik golf yang Gayatri pegang Dan memukul satu bola yang tersisa secara perlahan.
Gayatri menoleh, berontak dari pelukan seseorang di belakang nya
"What the fuck are you doing?," Ucapnya marah, ketika ia berbalik ia terkejut bukan main saat melihat Darendra yang tengah berdiri di hadapannya.Darendra tersenyum melepaskan Gayatri "Membatalkan niat bodoh kamu," ucapnya Tanpa Rasa bersalah sedikit pun.
Gayatri melotot, "kenapa kamu bisa ada di sini?," Tanya nya sambil menoleh kearah Fani- Temannya yang tadi bersamanya, ia sedikit khawatir Fani melihat apa yang di lakukan Darendra tadi, itu bisa menjadi kesalahfahaman baru baginya, Fani berada di green yang Tak jauh dari tempatnya berdiri, perempuan Masih membelakanginya dengan seseorang Lelaki yang merupakan kekasih barunya, Dean yang tengah memeluknya dari belakang mengajarkan perempuan itu memukul bola.
Gayatri menghembuskan nafas lega sekaligus menghela nafas melihat itu, Fani membelakangi nya mereka Tak mungkin melihat Darendra yang tadi memeluknya dari belakang, ia juga sengaja menyuruh Fani Dan Dean memesan green yang berbeda dengan dirinya, ia muak melihat kisah Asmara dua sejoli yang di mabuk cinta Itu.
Darendra menarik tangan Gayatri untuk berpindah posisi, membuat lelaki itu menjulang tinggi memblokir sinar matahari yang menyorot Gayatri dengan sangat tidak ramah di siang ini, "kepala kamu panas," ucapnya seolah tahu Gayatri hendak berkomentar.
Gayatri terdiam, ia sejenak terpaku pada Darendra, lelaki itu menggunakan Kaus polo berwarna putih dipadukan dengan celana dengan warna senada, Dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya, Gayatri Benci mengakui jika Darendra terlihat begitu Tampan Dan mempesona di siang ini.
"Hi, Daren you're late!,"
Suara Dean dari belakang membuat Gayatri menoleh. Dean dan Fani berjalan bersisian berjalan menuju mereka.
Darendra tersenyum, membuka kacamata hitam yang di kenakannya "sorry, Lo ngabarinnya terlalu mendadak, "
"Hi Darendra, how are you?," Fani yang bergelayutan pada Dean menyapa Darendra santai.
Lelaki itu tersenyum, "pretty good Fani, Nice to meet you again," ucapnya ramah, sok ramah lebih tepatnya.
Pandangan Dean beralih pada Gayatri, "gue ajak dia gak masalah kan?,"
Gayatri hanya mengangkat alisnya malas, percuma Dean bertanya sekarang, saat lelaki yang sangat ia Benci itu sudah ada di sebelahnya.
"Gue ajak dia biar lo gak kelihatan pathetic banget sih, nontonin kami berdua," ucapnya meledek.
Gayatri mendengus, "sialan,"
Dean dan Fani tertawa meledek, membuat Gayatri Makin cemberut kesal, Dean menghadap keatas langit, melihat sinar matahari yang semakin garang siang ini, "Makin panas nih, yang seger seger enak kali ya Ren," ucapnya sambil melirik ke arah Darendra.
Darendra tersenyum kecil, "Enggak usah ngode, udah gue siapin kok, Ayo kita masuk" ucapnya membuat Dean tersenyum lebar.
Dasar penjilat! Gayatri tahu bahwa keluarga Darendra punya Akses VIP di sini, dengan Fasilitas mewah, Dan memadai Tak kalah dengan hotel berbintang.
"Kamu mau menunggu di Sana Gayatri? Menunggu sinar matahari mencairkan otak kamu?," Ucapan Darendra yang sudah duduk di dalam mobil golf nya, Fani dan Dean terkekeh puas, sedangkan beberapa Caddy terlihat menahan tawanya, membuat Gayatri berang,
SIALAN DARENDRA!