twenty four

1.4K 94 3
                                    

Bang Tambo, itu yang Darendra bilang saat Gayatri bertanya siapa komposer lagu yang akan di bawakannya, nama Tambo asing di telinga Gayatri ia belum pernah mendengar nama itu sebelumnya, namun Gayatri hanya diam menyimpan rasa penasarannya toh lagi pula sebentar lagi ia akan bertemunya, "Ren, kita nyasar? Kok kita kesini?," Tanya Gayatri terkejut karna Darendra tiba memberhentikan mobilnya di pinggir lapangan sepak bola dekat pemukiman padat Dan kumuh.

Darendra tersenyum, lelaki itu melepas pelukan seat belt yang memeluknya, "Disini kita akan bertemu Bang Tambo," ucapan Darendra membuat Gayatri terdiam sesaat "Engga di studionya?," Tanya Gayatri polos, Darendra menghadap Gayatri "Studio Bang Tambo ada di antara rumah rumah itu," tunjuk Darendra kearah pemukiman padat tersebut, Darendra berfikir sejenak, "Kalau kamu keberatan kita bisa ajak dia ketemu di luar, gimana?," Tanyanya halus

Gayatri menggeleng "Engga perlu, ayo kita ketemu Bang Tambo," ia buru buru melepas seat belt nya, Dan keluar dari Mobil mendahulu Darendra sambil sejenak terdiam memperhatikan pemukiman di depannya "if you feel uncomfortable let me know ya," suara Darendra lembut di sisi Gayatri.

••

"Dokter bilang kurangi stress nya Mbak, nanti percuma lho perawatannya," Ucap Orly lembut membuat Gayatri yang tengah terpejam berdecak sambil membuka matanya cepat, jari telunjuknya menujuk Darendra yang tengah berdiri Tak jauh dari ranjang yang di tempatinya "Dia yang bikin Saya stress!," Ucapnya di iringi tatapan sinis.

Gayatri bangkit dari tidurnya di bantu Orly, duduk menghadap Darendra Dan menatapnya cukup lama, "Ini maksud kamu meluruskan dan menyelesaikan masalah?, Kamu sadar engga sih Ren, kamu justru bikin aku jatuh ke dalam masalah yang lebih besar Ren!," Suara Gayatri meninggi, tangannya menujuk nunjuk kearah Darendra penuh dendam

Darendra menghela nafas sejenak, ia melirik Orly dan Bagasta memberi kode agar keluar ruangan sebelum ia mendekat kearah ranjang Gayatri, dan duduk di kursi yang berada di sebelah ranjang Gayatri, "Ada yang Masih terasa tidak nyaman?," Tanya nya lembut dibalas decakan Gayatri

"Satu satunya yang membuat aku tidak nyaman adalah, Kamu! Lebih baik kamu pulang sekarang!,"

"Aku yang menyebabkan kamu terbaring di sini, aku engga mungkin pulang meninggalkan kamu,"

Gayatri memutar bola matanya kesal, dering panggilan yang berasal dari handphone nya yang berada di atas nakas membuat Gayatri buru buru mengambilnya, nomor tak di kenal membuat Gayatri ragu mengangkatnya, namun pada akhirnya Gayatri tetap mengangkat panggilan tersebut

"Iya betul," Jawab Gayatri pada lawan bicaranya di telepon "Ryne Nareshwara?," Gayatri buru buru menoleh kearah Darendra, Darendra yang mendengar itu pun langsung menatap Gayatri dengan seksama.

"Kabar nya sudah sampai ternyata," Ucap Gayatri sambil tersenyum, menyindir lawan bicaranya sekaligus Darendra di hadapannya

"Malam ini? Tentu saja Saya bisa, sampai bertemu disana," Ucap Gayatri lembut sebelum panggilan telephone itu mati.

Gayatri buru buru bangkit dari duduknya, menarik selang infus yang menempel di tangannya dengan cepat sebelum akhirnya berjalan menuju lemari yang terletak di pojok ruangan Dan mengambil blazer miliknya, Darendra yang melihat itu buru buru menghampiri Gayatri.

"Kamu mau apa?," Tanya Darendra menghampiri Gayatri

Sambil mengenakan blazernya Gayatri tersenyum kearah Darendra, "Bertemu nyonya Ryne yang khawatir karna aku memacari anaknya,"

Gayatri kembali tersenyum begitu selesai mengenakan blazernya, menatap Darendra "Menurut kamu apa yang harus aku minta kalau nyonya Ryne menyuruh aku menjauhi kamu Ren, Apartment?," Gayatri berfikir sebentar, "Atau Kontrak jangka panjang dengan brand kalian?,"

"Nyonya Ryne tidak akan memberi apa yang kamu sebutkan tadi,"

Gayatri yang sudah berjalan menuju pintu berbalik menoleh "untuk tahu itu, kita harus membuktikannya kan?," Jawabnya percaya diri lalu kembali berjalan menuju pintu

Baru Gayatri hendak memutar gagang pintu Darendra mencekalnya "kamu Gila? Mau menemui dia saat kamu harusnya bed rest ?"

Gayatri menoleh posisi tersebut membuat ia terkukung oleh tubuh tinggi Darendra, "Dia yang kamu maksud adalah mama kamu Darendra," ujarnya pelan "As I said before, ini menambah masalah bagi kita berdua, Terbukti kan Ren?" Ujar Gayatri dengan sinis

Darendra menghela nafas ia buru buru mengambil handphone di jasnya, lengan kirinya menekan nekan layar handphone tersebut dengan cepat, lengan kanannya masih menahan pintu.

"Malam Mbak, Tolong batalkan pertemuan mama dengan Gayatri malam ini, Saya bersama Gayatri sekarang Dan belum lewat setengah jam yang lalu dokter menginstruksikannya untuk bed rest, sampaikan pada mama, Saya akan menemuinya besok," tegas Darendra kepada seseorang yang di telephone nya di sebrang Sana, matanya terus menatap Gayatri lekat hingga panggilan berakhir

Gayatri menghela nafas "Ren kamu membuat semua semakin runyam," ujarnya penuh penekanan

"Apa aku harus diam membiarkan kamu dihakimi oleh orang orang di luar sana?," Tanya Darendra tatapannya Tak beralih dari Gayatri

Gayatri menekan ludahnya, ditatap sedemikian rupa oleh Darendra membuatnya sedikit salah tingkah "Kamu berlebihan Ren, kamu tahu bagaimana dunia entertainment berjalan, cara paling bijak untuk merespons adalah diam,"

"Sejak awal aku sudah mengatakannya aku siap membayar penalti bahkan kerugian yang la creamé alami karna kasus ini, kalau itu yang kamu khawatirkan,"

Darendra menyunggingkan senyum nya "kamu berfikir ini hanya tentang la creamé?," Darendra maju lebih dekat menghimpit Gayatri hingga wanita itu Tak bisa bergerak lagi, Gayatri menahan napasnya begitu wajah Darendra mendekat "kalau ini tentang kamu, bagaimana?," Bisiknya dengan suara parau membuat Gayatri membatu.



DenialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang