Gayatri melempar berkas yang di pegangnya, ia mendengus kesal lalu merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu.
"Mereka masih ada niatan kerjasama sama Saya setelah saya nunjukin ketidak niatan Saya kerja sama dengan mereka?,"
Orly menghela nafas begitu juga Intan, mereka berdua tidak bisa berkata apa apa lagi, Rapat perdana tadi Gayatri absen, perempuan itu menyuruh Orly dan Intan yang menggantikannya, hal seperti ini memang suatu hal kecil, tapi bagi perusahaan perusahaan besar lainnya ini adalah sinyal ketidak sopanan, penghinaan dan menujukan bahwa pihak kedua tidak serius dalam menjalankan tugasnya, Dan kebanyakan kasus mereka membatalkan kontrak kerja, itu yang Gayatri inginkan, namun seperti nya La Creamé tidak menangkap sinyal yang ia lemparkan atau sengaja Tak menangkapnya.
"Tim marketingnya memang kelihatan agak kesel sih pas tahu Mbak enggak datang," ungkap Intan.
Gayatri mendengus, "Darendra apa dia enggak marah?," Tanya nya penasaran karna seingatnya Darendra adalah tipe laki laki yang cukup disiplin, ia yakin lelaki itu Tak menyukai hal hal seperti ini.
"Beliau enggak ngomong apa apa Mbak, cuma minta semua time line di majukan," kini orly yang membuka suaranya.
Gayatri mendesah, ia memijat pelipisnya, ia melakukan hal hal buruk yang Tak pernah ia lakukan dan berisiko merusak citranya hanya untuk membatalkan kontrak itu, namun seperti nya rencananya tidak bisa di lanjutkan lagi.
"Kamu siapkan cek setara dengan yang penalti yang diminta La Creamé,"
"Mbak,-" Orly menyelanya, ia khawatir atasannya Itu hanya impulsif sesaat dan nantinya akan menyesal.
"Cukup Orly Saya sudah memikirkan Itu matang-matang, Saya masih mampu untuk berkerja lebih keras lagi,"
"Mbak bukan Itu masalahnya, tapi di dalam-," Ucapan Intan berhenti ketika Gayatri bangkit dari duduknya.
"Saya lelah, Saya yakin kalian berdua juga lelah, jadi cukup untuk Hari ini, Terimakasih untuk kalian berdua dan untuk Intan apapun yang ingin kamu katakan, kamu bisa mengatakannya besok, Good night," ucap Gayatri sambil tersenyum lalu berjalan menapaki tangga satu persatu.
---
Gayatri menghela nafas begitu turun dari mobil nya, ia melangkah masuk kedalam bangunan kantor La Creamé diikuti Orly dan intan yang mengekorinya. Saat ia masuk, dirinya langsung menjadi pusat perhatian, para pegawai banyak yang menatapnya terkejut, beberapa pegawai menyapanya dengan sopan, tentu Gayatri pun membalasnya dengan senyum manisnya.
Gayatri tersenyum melihat dirinya lewat pantulan cermin di dalam lift.
"Uang nya sudah kamu siapkan kan Intan?," Tanya Gayatri menatap Intan lewat pantulan cermin di hadapannya."Sudah Mbak, sesuai permintaan Mbak tidak pakai sistem Transfer, sudah Saya siapkan cek nya," Intan mengeluarkan sesuatu dari dalam map coklat yang di bawanya, dan menyerahkannya pada Gayatri.
Gayatri menerimanya dengan senyuman, ia sudah Tak dapat menayangkan bagaimana sensasi melempar cek 10 miliyar di wajah lelaki yang sangat menyebalkan Itu
Bagasta yang sedang duduk di dalam ruangan dengan kaca yang transparan tepat di depan ruangan Darendra terkejut melihat Gayatri yang berjalan menuju nya.
"Apa Darendra ada di dalam?," Tanya Gayatri Tanpa basa basi.
"Apa Mbak sudah buat janji dengan Pak Darendra?,"
Gayatri menggeleng, ia menatap Bagasta malas.
"Mbak bisa kembali lagi nanti, Pak Darendra sedang tidak bisa di ganggu," jelas Bagasta
Gayatri berdecak, "waktu adalah uang, Saya sudah menghabiskan waktu Saya ke sini, dan kamu menyuruh Saya kembali lagi?, Boleh saja, kecuali kamu membayar untuk waktu Saya yang terbuang,"