"kamu harus hati hati dengan Rajendra Gayatri, media bisa menganggap mu macam macam nantinya," Danisha yang duduk di sebelahnya dengan mata terpejam karna mendapat pijatan di kepalanya, membuat Gayatri menoleh, mengabaikan pegawai salon yang tengah membalurkan krim di rambutnya.
"Aku hanya menganggap nya sebatas teman," Gayatri mengendikan bahunya.
Danisha tersenyum, "tapi media terkadang melebih lebihkan, "
"Maka tidak perlu kita dengar, berurusan dengan media hanya membuat kita Gila, hidup ini terlalu singkat untuk memikirkan apa kata media,"
Danisha kembali terkekeh, "kamu lebih dulu berkarier di industri ini dibanding aku, tapi seperti nya kamu belum juga sadar Dan mempelajari isi industri ini, hidup kita di pengaruhi pandangan orang lain di sini,"
"Tentu aku Tak tahu karna aku Tak pernah jadi bahan gunjingan media," ucap Gayatri pelan.
Danisha menenggak, matanya terbuka menatap Gayatri, "kamu meledek ku karna sering menjadi gosip media?,"
Gayatri menggeleng, "tentu tidak aku Tak berani meledek mu, tapi aku salut karna kamu mampu bertahan di tengah komentar pedas nan sadis media,"
Danisha mendengus, ia kembali merebahkan kepalanya, "ya seperti nya terjun di industri ini sebuah kesalahan bagiku,"
Gayatri terkekeh, Ia sudah mengenal Danisha cukup lama, tepatnya sejak wanita itu terjun ke dunia tarik suara, Danisha merupakan selebritis yang cukup terkenal karna namanya Tak pernah absen di infotiment, mulai dari perkelahian antar Artis, hingga gosip affairnya selalu laris di pasaran, gaya Bicaranya yang sangat blak blakan salah satu penyulutnya, meski begitu Danisha Tak seburuk yang media katakan, perempuan itu tipe teman peduli terhadap sesama, mungkin terlalu peduli kasarnya perempuan itu terkadang terlalu ikut campur masalah orang lain, dan walalu terkadang berisiko berteman dengan nya, tapi bagi Gayatri selama Danisha Tak melampaui batas-batas privasi Dan tidak ikut campur urusan gayatri perempuan itu dengan senang hati berteman dengannya.
Danisha membuka matanya, melirik sekitar "aku dengar kamu jadi BA La Creamé, apa kabar itu benar?," Tanya nya pelan.
Gayatri mengangguk, sambil mengela nafas,
Danisha ikut mendengus, "seharusnya kamu tidak menerima itu, kakak Grony menyuap ku untuk meloloskan adiknya menjadi BA La Creamé, mendengar ini rasanya aku hancur karna harus mengembalikan uang suapannya,"
Gayatri membuka matanya, "aku bersedia mundur dari la Creamé, jika kamu bisa membantuku aku akan memberi mu komisi bagaimana?,"
Danisha mengendikan bahunya, "Darendra sudah keras kepala,lagi pula sulit untuk membujuk nya aku sudah tidak di izinkan ikut campur urusan Delta grup,"
Gayatri berdecak, ia menghadap Danisha, Dan berbicara pelan "bicara soal Darendra, apa kamu tahu kalau dia penyuka sesama jenis?," Tanya nya serius membuat Danisha tersedak.
"Gay maksud mu?," Tanya dengan suara keras membuat beberapa pengunjung VIP salon menatap ke arah mereka, Dan membuat Gayatri meminta maaf karna kegaduhan yang Danisha ciptakan.
"Gosip mengerikan dari mana yang kamu ceritakan? Walau sepupu ku itu memang cukup menyebalkan Dan keras kepala, tapi aku yakin dia selurus lurusnya Pria," bantah Danisha.
Gayatri mendengus, sudah ia Kira orang orang Tak mungkin percaya ceritanya.
"Aku yakin semua yang mendengar ini akan sangat terkejut," hasud Gayatri.
Danisha terdiam sejenak, wanita itu terlihat memikirkan sesuatu, "Tapi itu memang mungkin," ucapnya pelan, membuat Gayatri menatap nya.
"Darendra adalah lelaki sempurna, tipe idaman semua perempuan dia bisa mengencani perempuan Mana pun tapi hingga sekarang belum pernah ada kabar dia dekat dengan perempuan, ya terakhir kali 4 tahun yang lalu itu pun Aku yang membesar-besarkan dan menyebarkannya," gumam Danisha.
Gayatri menjentikan jarinya "right, aku pun berfikir demikian,"
"Apa aku harus mencari tahu ini?," Tanya Danisha
Gayatri mengangguk semangat, "tentu kita harus mencari tahu ini, aku khawatir pasangannya adalah Bagasta,"
"Hah, Bagasta?!," Danisha melongo, perempuan itu menggeleng gelengkan kepalanya, "Tidak mungkin, apa mungkin ini alasan Bagasta tidak tertarik kepada ku?" Gumamnya pelan.
"Kita harus menyelamatkan Bagasta,"
Gayatri ikut mengangguk, Danisha melirik sekitar lalu berucap pelan, "kita harus menjaga rahasia ini terlebih dahulu, bagaimana pun Darendra salah satu keluarga ku, jika orang lain mendengar hal ini,saham Delta grup bisa menurun, tentu aku Tak mau itu terjadi, aku Masih membutuhkan uang untuk membeli barang barang Branded,"
Gayatri memutar bola matanya pelan, Dasar Shopaholic!.
---
Gayatri tersenyum melihat anak-anak yang berlarian Dan bermain dengan riang di lapangan yang terletak tepat di hadapannya, beberapa lainnya tengah menggambar di halaman panti, sedangkan sisanya tengah membantu penjaga panti memasak untuk makan siang, Termasuk Orly.
Sedangkan dirinya tengah duduk di bangku kayu yang terletak bawah pohon angsana bersama Miranda, anak pemilik panti.
"Ini Hari terakhir Danu di sini,Mbak. orang tua angkatnya akan jemput dia malam ini, mau berangkat langsung ke Berlin, Saya Masih berat melepasnya, ada ke khawatiran besar Mbak buat Saya," Gayatri tersenyum, perempuan itu menangkup tangan Miranda lembut.
"Enggak apa apa khawatir, itu wajar Danu kan dari kecil kamu yang rawat, mangkanya berat ketika berpisah, tapi mungkin ini jalan hidup Danu, kamu harus ikhlas, doakan saja yang terbaik," ucap Gayatri, Miranda mengangguk lalu tersenyum.
Gayatri merupakan salah satu donatur di Panti ini, Tak pernah ada yang tahu Itu, karna memang gayatri Tak pernah menceritakan nya, baginya kebaikan yang ia lakukan hanya urusan dirinya dengan tuhannya.
Dan sebagai entertainer Gayatri tahu jika kehidupan akan menjadi asupan bagi khalayak umum, Dan dengan memberi tahu ia ikut berdonasi di tempat ini ia khawatir media akan mengikuti nya, mengambil gambar anak anak di sini Dan menuliskannya di laman Berita mengunakan kata kata hiperbolis, ia Tak suka jika itu terjadi, walau semua kembali pada niat. Namun, Gayatri enggan jadi bagian dari selebritis yang memposting kegiatannya bersedekah, bukan hanya itu ia juga memikirkan perasaan anak anak di sini, percayalah bagi sebagian orang, di-iba kan seseorang adalah hal yang menyedihkan.
Dari jauh seorang perempuan yang sudah cukup renta berjalan kearahnya, wajahnya Masih cantik sejak pertama Gayatri melihatnya, namun kini beberapa kerutan menghiasi wajahnya, pakaiannya sederhana namun Tak mampu menutupi bertapa berkelas wanita yang tengah berjalan ke arahnya ini.
"Gayatri, Miranda sudah dulu ngobrol nya, Ayo kita makan siang dulu, makanannya sudah siap,"
Gayatri tersenyum lalu mengangguk, "aku panggil anak anak yang lainnya dulu ya oma"
Perempuan itu menggeleng, "kamu sama Miranda masuk aja, anak anak biar oma yang panggil, nanti kulit kamu terbakar, Netizen nanti berkomemtar yang enggak enggak," ucapnya di sertai kekehan.
Gayatri ikut terkekeh, "standar kecantikan sudah berubah oma, lagipula hidupku bukan hanya untuk membahagiakan mereka,"
Oma tersenyum, "kamu selalu ngeyel Gayatri, yasudah suruh mereka semua masuk," ucap oma lalu berjalan meninggalkannya.
Gayatri tersenyum melihat anak anak yang makan dengan lahap, mereka anak anak hebat, tidak mudah bertahan hidup Sendirian di muka bumi yang kejam ini, apalagi rata rata dari mereka adalah anak kecil, Gayatri dulu pernah merasakannya, walau kesendirian yang ia dapatkan adalah sesuatu yang memang sengaja ia rencanakan, tapi tetap saja itu adalah fase meyedihkan dalam hidupnya.