Sebelum baca jangan lupa tekan tombol bintang buat vote kawan.
Sebelum Alin benar-benar pingsan memejamkan matanya, dia mendengar ada dua suara cowok berteriak menyebut namanya.
Setelah itu Alin tidak sadar apa yang telah terjadi.
Disisi lain, Nathan dan Regan menyentuh tubuh Alin secara bersamaan. Keduanya saling tatap dengan wajah panik.
"ANJING LO SEMUA, SIAPA WOI YANG LEMPAR BATU?!" teriak Gara dengan emosi.
Seluruh murid SMA Liberty langsung melarikan diri karena perkelahian mereka menimbulkan korban. Seorang cewek yang akhirnya lemah tak berdaya.
"ANJING! TEMEN GUE PINGSAN BANGSAT!" seru Alan dengan mata berapi-api.
"Udah Gar, kita terusin lain waktu." kata Dewa kepada Gara agar tidak mengejar musuhnya.
"Kalian berenam, sana kejar mereka!" suruh Gara kepada adik kelasnya itu.
Nathah menatap Alin dengan nanar. Pelipis cewek itu mengeluarkan darah membuat wajahnya pucat pasi.
"Panggil ambulan woi!" seru Regan tidak sabaran.
"Udah, pake ambulan sekolah aja." kata Madun.
Kini kepala Alin berada dipangkuan Nathan dan Regan. Kedua cowok itu saling melirik dengan tatapan sulit diartikan. Bingung kenapa mereka bisa bersamaan menghampiri Alin. Seolah sangat ketakutan jika terjadi apa-apa dengan Alin saat ini.
"Ambulannya udah dateng tuh, cepetan." suruh Davin saat mobil ambulan sekolah tiba.
Regan langsung menarik tubuh Alin hendak mengangkatnya namun tanpa pikir panjang, Nathan mengambil alih tubuh mungil Alin dan langsung mengangkatnya. Membawa Alin masuk ke ambulan membuat Regan menatap lama dibelakangnya.
🎭🎭🎭
"Astaga, kenapa bisa?" tanya Sasa yang datang bersama Jenny dan Jessy ke rumah sakit.
"Alin kenapa Bee?" tanya Jessy langsung menghampiri Fero.
"Anu, itu---" jawab Fero menggantung.
"Itu kenapa?!"
"Sekolah kita tawuran. Alin kena lempar batu dari sekolah lain." perjelas Fero dengan takut.
Sasa dan Jenny sangat shock. Menggeleng pelan, tak habis pikir lagi.
"Kenapa harus tawuran lagi sihh?? Tau kan siapa korbannya? Temen gue anjir!" bentak Jenny dengan kesal.
"Alin juga temen kita, Jen!" balas Alan.
"Sumpah gue pusing. Gue kecewa banget sama kalian." kata Sasa dengan perasaan terpukul melihat Alin masih ditangani di dalam UGD.
"Aku juga kecewa sama kamu." kata Sasa dengan sorot mata tajam kepada Gara.
"Sa, gak gitu. Aku bisa jelasin masalahnya." jawab Gara pelan.
"Mikir gak sih, Alin rela pulang terakhir gara-gara remidi terus nungguin ojek sendirian. Eh, malah kena batu. Kepalanya berdarah! Tau gak sihh?!!" Jenny memarahi mereka habis-habisan membuat Nathan, Regan, Gara, Fero, Davin, Alan, Dewa, Madun dan Joni menunduk.
"Udah sabar ihh, ini di rumah sakit." Jessy menyentuh bahu Jenny yang sudah bergetar karena tangis.
Sasa menatap mereka satu persatu hingga tatapannya jatuh kepada seragam Nathan yang terdapat noda darah dan celana Regan yang juga ada bercak darahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebgram [end]
Teen Fiction-Angkasa Series 3 "Gue gak suka sama cewek yang kebanyakan gaya!" Selain selebgram, profesi Alin di sekolah sebagai admin akun gosipnya Angkasa membuatnya semakin populer. Alin juga tidak segan-segan memberi pelajaran kepada siapa pun yang berani me...