Aku semangat update tiap hari buat kalian, jadi harus kasih vote dan ramein komen yaaa!!!Pagi ini ada rapat khusus di kantor kepala sekolah dengan para donatur SMA Angkasa. Kini meja luas dan panjang itu telah dikelilingi para wali murid yang berperan penting dan tentunya sangat berpengaruh. Sekitar dua puluh wali mulai dari kelas 10, 11 sampai 12 ikut rapat pagi ini. Yang tentunya mereka semua adalah para pengusaha dan juga pejabat ternama.
Ada Pak Fajar, selaku kepala sekolah. Disampingnya ada Bu Ratna dan Bu Sukma selaku pengurus kesiswaan.
"Jadi rapat pagi ini diadakan karena kabar bahwa SMA Angkasa akan melanjutkan tahap pembangunan di area belakang." kata Pak Fajar.
Para wali murid berjas dan berstyle berkelas itu mengangguk paham sambil mendengarkan.
"Sesuai kesepakatan dulu, tentu Bapak dan Ibu semuanya masih konsisten kan." sambung Bu Sukma kemudian.
"Jadi bagaimana Pak Prasetya, selaku ketua wali murid?" tanya Pak Fajar kepada laki-laki berjas yang sedang bermain hp itu.
"Ha? Ohh, iya tentu saya setuju." jawabnya cepat.
"Bagaimana dengan yang lainnya?"
Para wali yang lain pun masih belum menjawab. Berbisik-bisik sambil berdiskusi sebentar.
"Mohon maaf Pak, Bu. Jadi ini saya ada telfon rapat, jadi tidak bisa berlama-lama disini..."
Bu Sukma jadi mengangkat alis, "Oh, begitu?"
"Iya Bu, wajarlah ini kan rapat tentang negara. Jadi lebih diprioritaskan." jawabnya sedikit angkuh membuat yang lain hanya mengangguk saja kepada laki-laki anggota DPR itu.
"Tenang saja, saya setuju tentang pembangunan ini. Berapa donasi biayanya nanti hubungi saya ya lebih lanjutnya." katanya lagi.
Pak Fajar jadi tersenyum maklum, "Baik, Pak Prasetya."
"Tapi ya itu, tolong kasih fasilitas yang bagus buat Fero anak saya sampai dia lulus." katanya sedikit pelan membuat Bu Ratna selaku guru BK jadi mengangguk.
"Baik, Fero aman dengan kami."
Kemudian Pak Prasetya, yang tak lain Papanya Fero itu keluar ruangan.
"Eum... Pak, Bu saya kan baru bergabung dengan rapat ini. Tapi, saya nggak keberatan dengan adanya info tadi." kata wanita berambut curly yang memakai bulu mata cetar itu.
"Syukurlah kalo Bu Fina setuju."
"Tapi ya itu... asalkan Jeha di tempatkan di posisi yang bagus." sambungnya sambil membuka kipas tangannya.
"Maaf, tapi pihak sekolah selalu menempatkan semua murid sama rata kok, Bu." sahut Bu Sukma kemudian.
"Saya cuma mau ada kespesialan untuk anak saya. Lalu saya akan setuju dengan donasi pembangunan ini dan niatnya saya mau kasih tambahan AC untuk semua ruangan lohh." ucap wanita paruh baya yang memakai make up tebal itu sambil berkipas. Yang tak lain Mamanya Jeha.
Para guru pun hanya bisa mengangguk saja. Sedangkan diposisi ujung, wanita yang memakai blouse maroon sedang bersedekap dada sambil melamun itu menjadi pusat perhatian.
"Bagaimana dengan Bu Sela?" tanya Bu Sukma membuatnya tersentak sadar.
"Begini, sebelumnya mohon maaf. Tapi saya sepertinya sudah tidak bisa bergabung lagi, saya mengundurkan diri dari anggota donatur Angkasa."
Semua yang ada di ruangan jadi terkejut. Saling pandang kemudian mendelik.
"Maaf, apakah ada yang salah dengan Alin atau Chika, Bu? Atau Alin mengalami masalah di sekolah?" tanya Bu Ratna membuat Mami menggeleng cepat. "Anak saya tidak ada keluhan di sekolah. Tapi itu memang sudah keputusan saya, jadi mohon maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebgram [end]
Novela Juvenil-Angkasa Series 3 "Gue gak suka sama cewek yang kebanyakan gaya!" Selain selebgram, profesi Alin di sekolah sebagai admin akun gosipnya Angkasa membuatnya semakin populer. Alin juga tidak segan-segan memberi pelajaran kepada siapa pun yang berani me...