31-Drama Cinderella

1.6K 291 181
                                    


Jangan lupa kasih vote sama ramein komen ya biar aku tambah semangat lanjutin partnya :)






Pukul 21.00

Artinya Regan sudah menunggu Alin 1 jam disini. Cowok berhoodie hitam itu juga tidak ingin pergi dari lapangan basket sebelum Alin datang. Entah sudah berapa kaleng minuman yang dihabiskan selama 1 jam disini.

Memang kontrakan gang 9 memiliki lapangan kecil untuk bermain anak-anak tiap harinya. Malam hari begini keadaannya juga lumayan ramai. Masih banyak anak-anak bermain sepeda dan jalan-jalan sepulang dari masjid. Ada yang masih beli jajan di deket taman seberang jalan dan juga Bapak-bapak yang nongkrong di pos ronda.

Regan tersenyum kecil melihat cewek mungil yang berlari kecil kearahnya karena rambutnya berkibar terkena angin. Dia kira Alin tidak akan datang.

"Huh... huh... nunggu lama ya?" tanya Alin, sambil mengatur napasnya.

Buru-buru Regan mengubah raut wajahnya menjadi datar. "Kemana aja sih lo? Lama banget."

"Biasalah, ngapel gebetan." jawabnya sambil terkekeh membuat Regan mendengus.

Alin langsung duduk mendekat dan mengambil minuman kaleng Regan untuk diminum karena cewek itu kehausan habis lari dari seberang jalan.

"Naik grab?" tanya Regan pada Alin.

"Heeh, mobilnya masih dipakek Papa. Motornya dipake Mami belanja sama Chika." perjelas Alin agar Regan tidak bertanya lagi.

"Tadi ngapain aja di kafenya Nathan?"

Alin berpikir sebentar. "Duduk, ngobrol, minum, makan, terus... banyak deh pokoknya."

"Kapan-kapan cobain deh nongki kesana. Seru sumpah tempatnya." sambungnya lagi.

"Males." jawab Regan sedikit sensi.

"Lo ngapain sih ngajak gue kesini malem-malem? Tumben."

"Gak papa. Pengen aja." jawab Regan santai.

"Astaga, tau gitu gue gak panik." Alin menjitak dahi Regan pelan. "Emang lo panik kenapa, hah?"

"Ya kirain ada apa gituu."

"Emang gue ada apa-apa. Lagi pengen kesini."

Alin mencibir. Baru inget kalo Regan itu orangnya random. Tukang malesan terus gabutan. Kayak gak ada kegiatan berfaedah dalam hidupnya.

Keberadaan mereka duduk di lapangan basket menyita perhatian remaja sekitar sana. Memang Alin dan Regan itu tipe remaja yang tidak suka bergaul disini. Secara sekolah mereka saja berbeda dengan remaja sekitar sini. Latar belakang mereka juga beda. Makanya remaja sini enggan ada yang mau ngajak mereka main.

"Lo kayaknya diliatin terus deh sama siapa tuh, itu si anaknya Bu Ipeh jualan warung." ujar Alin sambil melirik seorang cewek yang berjalan lambat memandangi Regan.

"Biarin. Cowok seganteng gue pasti nyita perhatian." jawab Regan pede.

"Iya, perhatian setan."

"Sirik aja lo gak ada yang naksir. Yhaaaa." ejek Regan lagi membuat Alin melotot kesal.

"Sok tau lo. Diluar sana banyak cowok yang ngantri pengen pdkt sama gue!" beritahu Alin dengan sombong.

"Kecuali gue." gumam Regan santai.

"Asik juga ya main malem disini. Rame banget anak-anaknya." kata Alin sambil mengamati sekitar.

"Mereka beda Lin sama kita. Mereka tinggal kapan pun disini tanpa tekanan, enjoy, happy aja ngejalaninnya. Beda sama kita yang karena terpaksa bisa disini." kata Regan dengan serius membuat Alin mendengus dan mengangguk setuju.

Selebgram [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang