Malam ini cuaca tiba-tiba mendung, Alin baru saja pulang dari studio foto karena ada tawaran pemotretan katalog yang bayarannya lumayan. Jadi bisa untuk mencicil hutangnya ke Regan waktu itu.
Tapi saat di tengah jalan, Alin melihat ada seorang cewek yang diturunkan di pinggir jalan dan ditinggal begitu saja oleh si cowok. Alin penasaran, lalu menghentikan mobilnya dan mendekat. Begitu terkejutnya saat tau bahwa cewek tersebut adalah Shena.
"Lohh, lo ngapain disini malem-malem? Mana mau hujan lagi."
Shena tersentak kaget melihat kedatangan Alin. "Ehh, kok bisa tau?"
"Itu tadi cowok siapa? Ngapain ninggalin lo disini?"
Shena menggigit bawah bibirnya pelan. Rasanya gugup. "It-itu... dia pacar gue."
"Lahh, terus ngapain lo ditinggalin disini?"
"Emang gitu kok kalo dia lagi marah. Udah biasa." jawabnya dengan senyum masam.
"Gila apa, berani lo ditinggalin di pinggir jalan malem-malem begini? Dasar, gak tanggung jawab banget jadi cowok!" omelnya sendiri.
Jujur, walaupun aslinya Alin tidak begitu suka dengan Shena, tapi rasa kasihannya langsung muncul. Melihat cewek sekalem dan sepolos ini ditinggal begitu saja oleh cowok tidak bertanggung jawab.
"Terus ini, tangan lo kok merah? Abis diapain lo tadi?" tanya Alin dengan nada tinggi.
"Eng-enggak papa kok..."
Alin menyipitkan mata curiga. "Jangan bilang lo dikasarin sama pacar lo tadi? Wahhh, dasar cowok toxic."
"Udah gak papa, Lin. Lo duluan aja."
"Lah, lo sendiri mau pulang pakek apa emang? Emang rumah lo deket dari sini? Ayo, gue anter aja sekalian. Melas banget muka lo."
Shena langsung melotot kecil saat Alin menawarinya. Tidak disangka ternyata Alin secerewet ini tapi sangat perhatian.
"Emang lo mau?" tanya Shena pelan.
"Terpaksa." jawab Alin sambil memutar bolamatanya malas. Mau bilang ikhlas, tapi gengsi.
🎭🎭🎭
"Makasih ya, Lin. Yuk, mampir dulu."
Setelah sampai di depan rumah Shena, Alin melirik sekilas lalu menggeleng pelan. "Gak deh, makasih. Udah malem."
"Bentar aja, mau ya? Rumah gue bersih kok dalemnya."
Nah, ini yang bikin Alin gak enak hati.
"Gue buatin teh, sekalian lo istirahat udah mau anterin gue jauh-jauh." tawarnya lagi.
"Oke, kalo lo maksa." Alin pun membuka pintu mobilnya dan ikut masuk ke dalam rumah kecil sederhana yang berada di perkampungan itu.
"Sorry ya, rumah gue sempit. Gak sebagus rumah lo pasti." katanya dengan senyum simpul membuat Alin menyengir kecil saat duduk di sofa reyot itu.
'Nih cewek gak tau aja kondisi rumah gue yang sekarang kayak apa.' batin Alin.
"Lo sendirian disini? Nyokap, bokap lo mana?" tanya Alin mengalihkan topik.
"Gue tinggal sama Nenek. Tapi kayaknya Nenek belum pulang."
"Nenek lo kemana emang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebgram [end]
Teen Fiction-Angkasa Series 3 "Gue gak suka sama cewek yang kebanyakan gaya!" Selain selebgram, profesi Alin di sekolah sebagai admin akun gosipnya Angkasa membuatnya semakin populer. Alin juga tidak segan-segan memberi pelajaran kepada siapa pun yang berani me...