"Kalian siapa?"
Sontak pertanyaan Alin barusan membuat satu ruangan terkejut. Mereka saling pandang dengan wajah bingung.
"Lin... Lo, lo gak inget kita?" tanya Sasa hati-hati yang dijawab gelengan oleh cewek itu.
Nathan melipat bibirnya lalu sedikit merapat lagi. Sedangkan Regan langsung memegang dahi Alin dan menyentilnya.
"Awwhh..." ringis Alin.
"Lo gak inget kita siapa?" tanya Regan langsung.
"Kayaknya dia beneran amnesia deh." bisik Gara kepada Nathan membuat cowok itu bungkam.
"Huaaa, masa iya lo hilang ingatan sih?? Sumpah lo??" tanya Alan dengan hebohnya.
Jenny mencibikkan bibirnya. Sasa dan Jessy pun juga menatapnya iba. Seolah ikut terpukul jika Alin benar-benar hilang ingatan.
Regan merasakan jantungnya mencelos begitu saja. Memandangi wajah polos Alin yang masih diam dengan kepala diperban itu.
"Lin, gue Alan woii. Cowok ganteng kayak gue masa dilupain sihh? Siapa yang fotoin lo kalo dapet endorse di sekolah coba? Siapa yang gangguin lo tiap hari, hah??" tanya Alan dengan tidak sabaran sambil menggoyangkan lengan Alin.
"Lan, jangan dipaksa." peringat Sasa dengan mata berkaca-kaca.
Alin masih diam mengamati ekspresi teman-temannya yang nampak panik, sedih, tegang dan takut itu. Cukup, Alin tidak bisa menahan tawanya saat ini untuk melihat ekspresi mereka yang sangat melas ini.
"Pffffttt...."
Sontak Jenny langsung mendelik melihat Alin menahan tawanya. "Kok lo ketawa sih? Apa yang lucu?"
Alin hanya menggeleng polos sambil menahan tawanya.
Alan langsung melebarkan matanya lalu mendorong pelan bahu Alin. "Wahhh, lo ngeprank kita? Anjir lu ya, mana gue hampir nangis lagi!"
Satu ruangan melebarkan matanya. Menatap Alin dengan horor. Apalagi Regan, ingin sekali memakan hidup-hidup cewek ini.
"HAHAHA..."
"Gak lucu sat." kata Regan pelan membuat tawa Alin semakin pecah.
"HAHA, sumpah komuk lo pada bikin gue nahan bengek."
"Ck, anjir bikin gue jantungan aja." ucap Jenny dengan kesal.
"Jadi lo gak jadi amnesia kan? Ini yang bener yang mana sihh?" tanya Fero dengan bingung.
"Itu dia inget, ya kagak amnesia dodol!" semprot Davin sambil menjitak kepala Fero dengan gemas.
"Sumpah nih ya, lo semua bikin gue sakit perut. Mana panik semua lagi." ucap Alin sambil terkekeh.
Sedangkan Nathan hanya mendengus pelan. Disisi lain bersyukur karena kondisi Alin tidak parah. Memang cewek itu suka sekali bercanda seperti di kelas, jadi sudah tidak heran lagi.
"Gue geplak nihh??" kata Regan.
"Eits, jangan dong. Kalo gue amnesia beneran nanti nangess."
"Lo ngapain sih pakek acara ngeprank kita segala?" tanya Jessy sambil berkacak pinggang.
"Ya abisnya pengen aja sihh. Lagian, gue cuma kena batu woi. Gak mungkin lah gue sampek hilang ingatan, lebay banget sihh lo semua." perjelas Alin sambil memutar bolamatanya malas membuat teman-temannya menahan geram.
"Pengen banget gue makan mentah." ucap Fero dengan tatapan datar.
"Lagian gue kayak gini gara-gara lo pada tau!" kata Alin, masih tidak terima saat mengingat kejadian tadi sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebgram [end]
Teen Fiction-Angkasa Series 3 "Gue gak suka sama cewek yang kebanyakan gaya!" Selain selebgram, profesi Alin di sekolah sebagai admin akun gosipnya Angkasa membuatnya semakin populer. Alin juga tidak segan-segan memberi pelajaran kepada siapa pun yang berani me...