4-Tetangga sebelah

1.8K 279 136
                                    

Alin berharap tetangga sebelah yang dibicarakan Mami anaknya pendiem, atau bocah nolep aja sekalian biar bisa tutup mulut. Sebisa mungkin nanti Alin akan menghindari si tetangga sebelah biar gak ketemu sama sekali.

Ini hari Minggu, biasanya Alin memanfaatkan waktunya untuk mengurus segala macam barang endorse dan yang lainnya.

Kini cewek mungil itu berada di ruang tamu dengan memasang sejenis kain aesthetic sebagai background serta tripod panjang dan ringlight besar sebagai cahayanya.

"Kalo kemeja yang aku pakek ini bahannya adem terus modelnya gemes banget. Stelan kayak aku gini bisa kalian dapetin di—"

"Arrrghhh!" geramnya kesal begitu mendengar suara menggelegar sebuah lagu.

"Kenapa lagi sih, Kak?" tanya Mami lalu duduk di sofa dengan Chika.

"Mam, itu siapa sih berisik banget. Daritadi perasaan ada aja gangguan." gerutunya.

Masalahnya Alin sudah mengulang tiga kali untuk produk ini saja. Dari tadi ada aja gangguang, kayak suara ayam, bocah teriak-teriak, lah sekarang suara sound dengan musik yang sangat keras.

"Wajarlah, namanya juga tinggal dikontrakan. Gak kayak kamar kamu yang dulu ada peredam suaranya." sahut Papa dari arah kamar.

"Papa berangkat dulu, mau ke kantor Polisi." pamitnya.

"Iya, Pah. Hati-hati."

Alin hanya bisa menghela napas sabar dan mengulang videonya. Baru saja hendak membuka mulut tapi suara sound dari rumah sebelah sudah menggelegar dengan musik koplo remix itu.

"Arrghh, sialan siapa sihh ituuu."

"Coba kamu bikin di kamar aja, Kak."

"Sama aja, masalahnya itu suara masuk ke video jugaaa."

"Gue samperin tau rasa lo." gumamnya.

"Eh, gak usah. Biarin aja sih." cegah Mami.

"Biar, biar kapok. Ini mengganggu ketenangan masyarakat!" pertegas Alin.

Tanpa aba-aba Alin bergegas keluar rumah dan menuju rumah tetangga sebelah. Mengetok pintu coklat itu berkali-kali dengan wajah kesal.

Gak di sekolah, gak di rumah bawaannya pengen labrak orang aja.

TOK... TOK... TOK

"Mana sih orangnya, gak tau orang lagi kerja apa." gerutunya.

TOK... TOK... TOK

Sang pemilik rumah pun membuka pintunya, sebelum pintu itu benar-benar terbuka Alin sudah melontarkan omelan panjang. "Heh, lo kalo mau konser sana di lapangan! Jangan dirumah! Tau gak sih musik lo ganggu orang kerja!"

"Woi, denger gak sih lo itu—" seketika Alin menutup mulutnya rapat. Membulatkan matanya saat si pemilik rumah keluar sambil memakai kaos santainya.

"Lo..." lirihnya.

Regan mengangkat sebelah alisnya lalu tersenyum miring, "Oohh, ternyata elo tetangga baru gue."

Selebgram [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang