Hayoo, awas ya kalo gak kasih vote sama komen aku ngambek nih 😌😂
"Satu, dua, tiga... Action!"
"Ingin wajah tetap cerah seharian walaupun terkena paparan sinar matahari? Makanya, pakai RV Glow, mengatasi semua masalah kulit wajah kamu. Biar selalu glowing, kayak aku."
Alin tersenyum manis sambil membawa sepaket produk skincare yang ditata rapi di atas meja kafe.
"Oke, cakep!"
Alin tersenyum lebar lalu berdiri dan langsung mendekat kepada Alan. "Bagusan yang ini atau tadi?"
Cowok kurus tinggi yang masih memakai seragam dengan balutan sweater abu itu menyipitkan matanya pada layar HP Alin. "Bagusan ini deh kayaknya. Iya kan, Fer?" tanya cowok itu menoleh pada Fero.
Fero yang semula tengah asik melihat YouTube langsung mengerjap. "Hah?"
"Yeee, gak bisa diajak kerjasama lo!" celetuk Alin sambil memutar bolamatanya malas.
"Jadi gimana? Yang ini apa tadi?" tanya Alan.
"Yang ini deh, sekalian editin. Ntar gue kirim videonya."
Alan pun mengacungkan jempolnya sebagai jawaban. Sudah beberapa kali ini Alin bekerjasama dengan Alan dan Fero. Memang kedua cowok itu mempunyai skill fotografer dan editan yang bagus. Daripada menyia-nyiakan kesempatan dan Alin capek-capek mencari editor lain, lebih baik memperkerjakan kedua temannya. Apalagi sekarang Fero juga lebih butuh uang.
"Lin, foto lo yang endorse sepatu udah jadi. Mau dikirim kapan?" tanya Fero kemudian.
"Sekarang juga boleh, kirim aja." jawab Alin dengan santai sambil mencocol kentang gorengnya ke saos.
Alin, Alan dan Fero sekarang berada di sebuah kafe sepulang sekolah. Yang tentunya tujuan awal untuk pekerjaan. Sore ini Sasa tidak bisa ikut karena cewek itu pergi ke pesta pernikahan saudaranya bersama Gara. Sedangkan Davin mengantar Neneknya pergi berobat. Kalau Nathan, jangan ditanya lagi karena Alin tidak tahu keberadaan cowoknya itu, sudah seminggu ini mereka jarang bersama. Mungkin sekarang cowok itu sedang di rumah sakit menemani Shena? Alin tidak peduli, ia malas berperang dengan pikirannya sendiri.
"Eh, lo pada nyadar gak sih kalo sekarang pada sibuk sendiri-sendiri?" tanya Fero tiba-tiba.
"Siapa maksut lo?" tanya Alin.
"Ya Sasa lah, Gara, Davin, terus sekarang Nathan." jawab Fero dengan lesu.
Alan mengangguk setuju lalu mengendikkan bahunya. "Gimana kalo udah lulus nanti coba?"
Alin jadi mencibikkan bibirnya sedih, semakin hari rasanya teman-temannya semakin berkurang dan tiba-tiba hilang. Kadang ia bingung sendiri, apakah ini proses menjadi dewasa?
"Gue gak yakin kita masih bisa temenan lagi kalo udah lulus nanti." kata Alin tiba-tiba membuat Alan dan Fero mengerjap.
Alan menggigit bawah bibirnya pelan. "Lo... Kangen Jenny ya?" tanya Alan hati-hati.
"Gue juga kangen main sama dia lagi." sahut Fero kemudian. Mau tak mau Alin ikut mengangguk. Menyetujui ucapan kedua cowok itu. Tidak bisa Alin membohongi perasaannya lagi.
"Eh, Lin! Tadi Nathan ngechat gue, nanyain lo ada dimana." Fero memberitahu.
"Ya udah, kasih tau aja..."
"Lo kenapa sih gak bales chat dia? Berantem lagi?" tanya Alan kemudian dan Alin menggeleng. "Gue sibuk."
"Ck, elahh. Gayaan, modelan lo gak bisa bohong kalo lagi bete, marah atau cemburu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebgram [end]
Teen Fiction-Angkasa Series 3 "Gue gak suka sama cewek yang kebanyakan gaya!" Selain selebgram, profesi Alin di sekolah sebagai admin akun gosipnya Angkasa membuatnya semakin populer. Alin juga tidak segan-segan memberi pelajaran kepada siapa pun yang berani me...