chapter 12

361 63 42
                                    

Acara penutupan berakhir jam 9 malam. Gerald pun mengantarkan Ratu pulang ke rumah nya, dan sialnya mereka terjebak macet karena ini malam minggu. Baru saja memasuki gerbang Gerald dan Ratu sudah di hadang oleh ayahnya Ratu dengan tatapan tajam.

Melihat ayahnya dalam mode on ratu langsung turun meninggalkan Gerlad dan Jefry. Gerald tak tinggal diam ia langsung menyusul Ratu.

"Yah, Rara ada aca..."

"Masuk" tegas Roger. Ratu sungguh merutuki dirinya karena lupa meminta izin kepada ayahnya akan pulang telat.

"BERANI SEKALI KAMU BAWA PULANG MALAM PUTRI SAYA" Bentak Roger

"Maaf om saya salah"

"JAUHI PUTRI SAYA!!!!"

"ga bisa gitu dong o.."

"SIAPA KAMU? SAYA TAU YANG TERBAIK UNTUK PUTRI SAYA, SEKARANG KAMU PERGI DAN JAUHI PUTRI SAYA. ANAK PEMALAS SEPERTI KAMU HANYA AKAN MENYUSAHKAN PUTRI SAYA"

Deg...

"Saya tegaskan om, saya akan buktikan sama om si anak pemalas ini bisa membahagiakan putri om" ucap Gerald tegas namun dengan nada lembut
"Saya pamit om Assalamualaikum" lanjutnya sambil mencium tangan.

Ratu pun meneteskan air matanya, kenapa ayahnya begitu jahat kepada Gerald. Padahal Gerald tidak salah.

"Ayah! ayah ga bisa gitu dong, Gerald ga salah, disini Rara yang...."

"Jadi maksud kamu ayah yang salah?" Tegas Roger

"Bukan gitu yah, ta.. tapiii..."

"Kamu berani lawan ayah karena anak itu??" Tegas Roger kembali sambil menahan emosinya.

"Ayah jahatt! Ayah egois! Ayah bilang bahwa kebenaran itu harus diungkapkan! Ratu tegaskan sama ayah, Gerald ga salah. Ratu yang pengen nonton acara penutupan sekolah sampai selesai. Selama ini ratu ga pernah bisa nikmatin acara-acara di sekolah karena ayah selalu membatasinya tapi kali ini Rara pengen ikut yah, karena tahun depan Rara udah ga bisa kaya gitu lagi. Dan gerald temenin Rara serta jagain rara disana hiks hiks" ucap ratu sambil menangis, kemudian berlari ke kamarnya.

"AYAH LAKUIN ITU, KARENA AYAH SAYANG SAMA KAMU, DAN AYAH GA MAU TERJADI HAL-HAL BURUK SAMA KAMU" lirih roger

Sungguh ratu sangat bimbang dia hanya bisa menangis di kamarnya, 17 tahun hidupnya tak pernah tahu dunia luar karena baik ayah maupun kakaknya selalu membatasi ruang geraknya, bahkan di sekolah sebelumnya ratu tidak memiliki teman, berbeda dengan sekarang ratu memiliki sahabat-sahabat yang tulus berteman dengan nya.

Tok.. tok...tok..

"Ra ini El, buka yah!!"

Ceklek.. pintupun terbuka menampilkan wajah ratu yang sembab lalu Ratupun langsung memeluk El. Ya, hanya El yang selalu ada untuknya.

Setelah Ratu tenang El pun menuntun ratu agar duduk di sopa kamarnya.

"Ayah egois tahu, ayah jahat"

"Gaada ayah yang jahat Ra, ayah sayang sama kamu, ayah khawatir. Dari tadi dia nelpon kamu terus, tapi kamunya gaaktif. Bahkan ayah belum makan dari sore"

"Benarkah??"

El pun mengangguk, sambil terus mengusap air mata Ratu. Bukan hanya ratu sebenarnya Yang merasakan hal itu, El pun merasakannya hanya saja dia lebih santai menyikapinya.
_________________________

Selama di perjalanan Gerlad hanya diam memikirkan cara agar bisa mendapatkan restu dari ayahnya Ratu.

Bahkan setelah sampai di rumah pun dia terus saja diam dan berpikir keras hingga membuat Anna dan Hendra yang menunggu kepulangan putranya merasa heran dengan Gerald.

MY QUEEN || END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang