Chapter 35

242 23 9
                                    

Happy reading
.
.
.
.

****

Hari ini Hendra sedang bersiap dengan istrinya untuk menemui pertemuan penting. Mereka juga mengajak Gerald untuk ikut. Sedangkan, Jefry malam ini sedang menginap di panti, jadi ia tidak bisa ikut.

"Mas, aku deg-degan banget," ucap Anna gelisah.

"Semua akan baik-baik saja Ann," ucap Hendra meyakinkan.

"Lalu, bagaimana dengan kita?" Tanya Anna ambigu.

Hendra terdiam. "Semua akan baik-baik saja," mungkin.

"Jangan menangis!" Ucap Hendra sambil mengusap air mata istrinya.

"Ann, lihatlah." Ucap Hendra sambil menunjuk cermin. "Kau seperti badut Ancol," lanjutnya tanpa dosa.

"Mass..." Rengek Anna sebal.

"Makanya jangan nangis!" Ucap Hendra lagi.

"Tolong tepati janjimu mas," ucap Anna memohon.

Hendra terdiam, semua keputusan ada pada orang itu. Hendra mengingat kembali percakapannya dengan orang itu. Hendra hanya membalas perkataan Anna Dnegan senyuman.

Saya sangat mencintainya, bahkan sampai saat ini!

Kata-kata itu terus terngiang di dalam benar Hendra.

Hendra memeluk Anna dengan erat, air matanya menetes.

Percayalah Ann, apapun yang terjadi aku selalu mencintaimu.

Tangis Anna semakin pecah dalam dekapan Hendra, kebungkaman Hendra membuat Anna yakin kalau suaminya tidak bisa memberikan jawaban yang pasti untuknya.

Mereka saling memeluk dengan erat, seolah itu adalah pelukan perpisahan, hingga sebuah ketukan membuat mereka melepaskan peluknya.

Hendra menghapus air mata di pipinya, ia juga mengusap pipi Anna yang basah.

"Jangan menangis, itu pasti Gerald." Ucap Hendra.

Anna mengangguk lalu membenarkan make up nya yang berantakan.

Ceklek.

"Lama banget sih, tadi aja nyuruh Gue buru-buru. Sekarang malah gue yang nunggu." Gerutu Gerald mondar mandir di depan kamar orang tuannya, yang tanpa ia sadari bahwa Hendra sudah bersedekap dada di pintu mendengarkan ocehan Gerald.

"Oh, gitu yahh. Lagi pacaran kali." Ucap Hendra menimpali celotehan Gerald yang masih mondar-mandir seperti setrikaan.

"Halah, udah tua juga masih aja pacaran kaya bocah," jawab Gerald yang masih setia mondar mandir.

"Bagus dong, berarti saling cinta." Timpal Hendra.

"Cinta, cinta! Muka udah pada keriput juga!" Ucap Gerald.

"Apa kamu bilang!" Pekik Anna sambil menjewer kerah baju Gerald.

Gerald menoleh ke belakang, dilihatnya sang mama tengah memperlihatkan wajah garangnya. Sedangkan papanya sedang bersedekap dada dengan tampang tak bersalah.

Gini amat punya orang tua. Batin Gerald.

"Eh, mama ko cantik banget sih. Janda gang mawar menangis melihat penampilan mama kali ini," ucap Gerald dengan tatapan memuja.

"Bohong ma, dia tadi bilang kamu tua, keriput," ucap Hendra mengompori.

"A-ampun ma, tadi Gerlad cuma becanda hehe," ucap Gerald dengan mengangkat tangannya.

MY QUEEN || END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang