Chapter 13

349 55 31
                                    

Sesuai instruksi dari kapten Anton mereka berdua harus di hukum, namun hukuman mereka berada di tempat yang terpisah.

Jika orang yang menyerempet Gerald membersihkan WC, maka Gerald di suruh menyapu halaman tempat latihan menembak.

Namun bukan Gerald namanya jika tidak membuat orang lain geleng-geleng kepala.

"Emmh, pak. Om apa ya manggilnya" gumam Gerald saat sudah sampai di halaman sambil mondar mandir kaya setrikaan.

"Pak kapten gimana kalo kita bertaruh?" Ajak Gerald kepada kapten Anton.

Anton pun terkekeh geli mendengar panggilan Gerald kepadanya, namun ia menahannya agar tetap terlihat berwibawa di depan Gerald.

"Apa yang kau ingin taruhkan anak muda?"tanya kapten Anton.

"Jika aku menembak tepat sasaran maka kau harus membebaskan ku dari hukuman ini"

"Jika kalah?.." tanya kapten Anton.

"Apapun hukumannya akan saya terima" jawab Gerald mantap.

"Hahaaa,, kalo saya tidak mau bagaimana?"

"Saya akan memaksa!!!" Sengit Gerald.

"Saya tidak suka di paksa!" Telaknya.

Huhhhh.. Gerald terus memikirkan cara untuk mengajak kapten Anton supaya mau bertaruh dengannya, tapi taruhan yang harus menguntungkan nya.

Kalau gw ajak balapan dia mau ga yah? Ah ngga,,, ngga, pasti dia gamau soalnya kan gaboleh kecuali balapnya di sirkuit. Ah ribet ribettt, apa gw harus ajak dia lomba nyanyi yah secara kan suara ge bagus..hmmm apa yah. .... Ahahaaa akhirnya gw dapet ide yg bagus. Batin Gerald.

Setelah sepakat mereka melangsungkan taruhan mereka. Kapten Anton memberikan jarak 50 meter untuk tembakan pertama.

Gerald pun sudah bersiap di posisinya. Dan dengan santai ia menarik pelatuk dan..

Doorrrrrr... Tepat sasaran. Gerald pun hanya menoleh pada kapten Anton lalu tersenyum miring.

Tembakan kedua berjarak 75 meter dan Gerald juga mampu membidik dengan sempurna. Kini tinggal yang terakhir yaitu berjarak 100 meter, Gerald agak sedikit gusar karena ini agak sulit terjangkau oleh matanya. Namun ia terlihat begitu santai, Gerald pun bersiap di posisinya kembali lalu menarik pelatuk nya, dan....

Doorrrrrr.....

Yes! Berhasil!! Batin Gerald.

"Bagaimana?" Tanya Gerald dengan menaik turunkan alisnya.

"Baiklah, kamu bebas dari hukuman" jawab kapten Anton.

Anton pun akhirnya mengajak Gerald untuk duduk di kantin batalyon. Lalu memesankan makan siang untuk Gerald karena sudah jam makan siang. Setelah itu mereka pergi ke mesjid terdekat untuk melaksanakan solat dzuhur.

Setelah selesai solat dzuhur Gerald pun bergegas untuk pulang. Namun sebelum itu kapten Anton menghentikan langkahnya.

"Ambilah!!" Ucapnya. Anton yang mengerti raut wajah bingung Gerald menjelaskan.

"Saya pernah bilang, kalo kita bertemu kembali saya akan membalas kebaikan kamu. Karena saya tidak memiliki banyak waktu untuk keluar jadi saya hanya bisa mentraktir kamu makan seadanya di kantin dan ini terimalah!! Anggap saja kenang-kenangan dari saya" ucap kapten Anton sambil memberika sebuah miniatur seorang tentara yang sedang menggendong anak kecil.

Gerald yang melihat itupun tersenyum lalu menerima miniatur itu.

"Makasih om, kalo begitu saya pulang dulu"

"Iya sama-sama, hati-hati di jalan!" Sambil mengusap kepala Gerald. Entah kenapa dia sangat ingin mengusap kepala anak ini, Gerald hanya mematung mendapat perlakuan seperti itu selain dari orang tua nya.

Setelah itu Gerald langsung memakai helm full face nya, lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
________________________

Tok..tok...tok..

"Masuk!"...

Ratu pun menghela napasnya sebelum masuk ke ruang kerja ayahnya.

"Ayah?"

Roger yang mendengar suara putrinya pun langsung menoleh pada putrinya.

"Ayah maafin Rara" ucap ratu tertunduk. Roger pun menghela napasnya kasar lalu beranjak memeluk putrinya.

"Maafin ayah juga, ayah khawatir sama kamu sayang, kamu satu-satunya putri ayah" ucap Roger penuh sesal karena membentak putrinya semalam.

Tangis ratu pun pecah di pelukan ayahnya. "Ayah ngga salah hikss hikss, tapi Rara yang salah! Harusnya Rara ngasih kabar dulu ke ayah hiks hiks,, dan ayah juga jangan nyalahin Gerald ya, Gerald juga ga salah hiks hiks."

Anak ini, dalam keadaan seperti inipun masih membela bocah itu Batin Roger.

"Sudahlah! Jangan di ulangi! Istirahat lah! ayah ada urusan di luar" ucap Roger sambil menghapus air mata putrinya.

_______________

Setelah sekian lama berpisah di antara belahan bumi karena kesibukan masing-masing akhirnya kedua laki-laki paruh baya yang mengaku sebagai sahabat itu bertemu di sebuah restoran tempat mereka berkumpul dulu. Namun, jika dulu mereka bertemu di tempat terbuka maka sekarang mereka lebih memilih tempat tertutup atau VIV.

"Kau tahu Kas seorang bocah tengik tiba-tiba datang mengusik kehidupan anakku, dan dengan percaya dirinya dia mengaku bahwa dia mencintai putriku dan mengklaim bahasa putriku calon istrinya" ucap laki-laki paruh baya itu.

"CK CK CK, sungguh bodoh bocah itu, ingin menjadi bagian dari keluarga serigala haha" jawab sahabatnya. "Kalau aku yang menjadi bocah itu, aku akan mundur dari pada berhadapan dengan orang tidak waras sepertimu" lanjutnya.

"Sialan kau Kas" umpat laki-laki itu. "Dan kau tau bocah itu bahkan berani menentang ku"

"Hahahaaaaa, sungguh? Benarkah? Seorang bocah tengik berani menentang seorang Roger Mardani? Ah,,, aku harus bertemu dengannya dan bertepuk tangan dengan keras" jawab sahabatnya itu.

"SIALAN KAU" umpat Roger.

"Hahahhahahha, sudahlah lupakan masalah anak-anak, kita disini bukan untuk membahas itu kan?" Tanya sahabatnya.

________________________

Setelah pulang dari batalyon Gerald memutuskan untuk pergi ke rumah Revan. Seperti biasa di rumah Revan selalu sepi karena orang tua Revan lebih sering tinggal di luar negeri.

Ceklek

DARRRRRRR

EH BAJING LONCAT LONCATNYA TINGGI LALU TAK KEMBALI.

Revan, Rangga, dan Julian pun tertawa keras mendengar latah Gerald.

"Sialan Lo semua, untung jantung gw sekuat baja." kesal Gerald.

Hahahaaaaa

"Lo dari mana aja Ger, tadi gw telfon tante Anna katanya Lo udah lama keluar?" Tanya Rangga.

Gerald pun akhirnya menceritakan tentang kejadian yang di alami oleh nya.

"Hahahaaa, tapi Lo hebat Ger." ucap Julian sambil tertawa

"Nentang TNI bro" sahut Revan.

"Ger Lo ga ada niatan buat cari tau gitu siapa orang mau nyelakain Lo?" Tanya Rangga.

"Dahlah biarin aja, yang penting gw ga kenapa-kenapa kan" ucap Gerald.

"oh iya gw punya misi buat Lo semua!" Lanjutnya.

________________________________

Kira-kira misi apa ya, yang Gerald kasih ke temen-temen nya???

Makanya pantengin terus!!!

Jangan lupa, vote and komen juga!!

Dan terimakasih kepada kalian yang sudah membaca:)

Salam hangat:)

Follow ig author @anindya_0710





MY QUEEN || END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang