Happy Reading
.
.
.
.
.Perlombaan semakin menyenangkan dan sorak sorak ramai terus saling bersahutan untuk mendukung par pemain yang sedang berlomba. Dan sekarang peserta hanya tersisa dua pasangan, yaitu dari MIPA 3 dan MIPA 1.
Namun di detik-detik terakhir tiba-tiba saja Rangga mengangkat tubuh Rayya. Rayya reflek mengalungkan tangannya pada leher Rangga dan melingkarkan kakinya di pinggang Rangga.
Tingkah Rayya dan Rangga membuat satu peserta lainnya menoleh ke arah mereka dan tanpa mereka sadari balon yang ada di kepala mereka terjatuh.
"OMG." Kaget nya.
Baik Rayya maupun Rangga kini mereka hanya saling menatap dengan posisi Rangga memangku tubuh Rayya seperti anak koala.
"Ehmm ... Ehmmm... Kalo mau mesum jangan disini!" Lagi-lagi pak Budi mengacaukan acara romantis yang terjadi.
Mereka berdua reflek saling melepaskan dengan muka memerah menahan malu masing-masing.
"Sumpah gw malu bangett." Gumam Rayya sambil menutup wajahnya.
Ceh. Rangga berdecih lalu menarik tangan Rayya untuk beranjak dari sana.
Lomba masih berlanjut tapi baik Gerald maupun Ratu memilih pergi begitu juga dengan teman-teman nya yang lain.
"Kita mau kemana?" Tanya Ratu saat semuanya sudah berkumpul.
"Jalan-jalan mau?" Tanya Gerald sambil menatap Ratu yang tampak berfikir. Setelah sekian lama berfikir akhirnya ia mengangguk.
Mereka berdelapan berunding, setelah itu mereka sepakat untuk ke air terjun yang lokasinya tidak jauh dari tempat kemah.
"Wowww keren bangett." Teriak Amel sambil terus membidikan kamera nya ke pandangan yang ia lihat.
"Yangg,,,, yang,,,, fotoin aku!!!" Ucap Amel sambil memberikan kameranya pada Julian.
Mereka terus berdecak kagum pada keindahan yang mereka lihat saat ini. Mereka jug mengabadikan moment indah itu lewat kamera.
"Kenapa gak di foto? Biasanya cewe suka banget di foto, apalagi ini view nya bagus banget." Ucap Gerald sambil memegang bahu Ratu dari belakang.
"Terkadang, sesuatu yang indah itu tak perlu di abadikan lewat kamera. Cukup lewat hati aja." Ucap Ratu tersenyum lalu berbalik menghadap ke arah Gerald.
Cup.
"Gw sayang sama Lo Ra." Ucap Gerald sambil mencium kening Ratu.
"Rara juga."
"Juga apa?" Goda Gerald.
"Gatau ah, kesel." Ucap Ratu cemberut.
Drttt...drrttt....drttt....
Gerald merogoh saku jaketnya. "Bentar ya, aku angkat telpon dulu." Ucap Gerald.
"Iyaa."
Setelah mendapat izin dari Ratu, Gerald melangkah menjauh darinya lalu ia mengangkat telpon.
Beberapa menit kemudian Gerald masih menelpon dengan orang tersebut yang tak lain adalah Ayahnya Ratu, karena ia baru saja menerima kabar dari ketiga anaknya bahwa mereka kehilangan jejak Gerald dan Ratu.
Gerald juga sesekali melirik ke arah Ratu yang sedang di foto bersama teman-temannya dia atas jembatan yang dibawahnya ada sebuah danau tidak besar tidak kecil yang terhubung ke air terjun.
"Iya om, Ratu baik-baik pasti saja, kalo begitu saya tutup telponnya, Assalamualaikum."
Ia kemudian menoleh ke arah Ratu yang saat itu sedang di dorong oleh temen-temennya terjun ke danau itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY QUEEN || END✓
Ficção AdolescenteBELUM REVISI, MOHON MAAF ATAS TYPO DAN LAIN SEBAGAINYA. DILARANG KERAS PLAGIAT!!!!!!! Gerald adalah salah satu siswa berprestasi di SMA Garuda, namun sayangnya karena tidak terbiasa bangun pagi, setiap harinya dia selalu mendapatkan hukuman di sekol...