22

1.5K 168 5
                                    

yurina pun terduduk di meja draco, sudah 2 hari ia bermalam disana, tapi masih sama, ia tidak diperbolehkan untuk keluar dari kamar itu, bahkan hanya untuk berbicara dengan ayahnya saja tidak boleh.

"oh ayolaahhhh~ biarkan aku keluar, sekali sajaaa" mohon yurina dengan memamerkan puppy-eyes-nya pada draco "please???"

"ugh, jangan melihatku seperti itu love" jawab draco sambil menepuk pipi yurina pelan.

tiba tiba burung hantu milik yurina terbang masuk melalui balkon dan mendarat di meja.

yurina pun senang saat melihat surat yang terikat dikaki blue dan segera membukanya.

hey dik, bagaimana kabarmu?
-j.abigale


yurina menyirit heran, kenapa joon mengirimnya surat sependek ini? tidak biasanya kakaknya mengirimnya surat hanya untuk menanyai kabarnya.

"kenapa love?" tanya draco, ia pun mendekat untuk ikut membaca apa yang sedang yurina pegang.

"aneh, tidak biasanya dia mengirimku surat sependek ini.." gumam yurina.

"mungkin dia sibuk di kementrian, kau tau sendiri pekerjaan disana bukanlah main main" balas draco.

yurina menghela nafasnya pelan "mungkin kau benar"

..

dingin..

suara tawaan kecil mulai terdengar dan bergema di ruangan itu, joon dengan tubuhnya yang terikat ditiang pun terbangun dengan beberapa bekas darah di kepalanya dan beberapa goresan di lengannya.

"oh sudah bangun rupanya" senyum bellatrix sambil mengusap pipi joon.

didetik itu juga lelaki itu merinding "menjauh dariku!" dan lagi ia berusaha membebaskan diri tapi gagal.

"kami hanya membutuhkan pertolonganmu joon abigale, apa sesulit itu untuk membantu kami?" tanya bellatrix, awalnya suara wanita itu lembut, tapi semakin didengar semakin horor rasanya, ditambah dengan lototan matanya.

joon hanya diam dan menatap bellatrix dengan tidak senang, tentu saja dia tidak akan bergabung dengan sisi gelap, ia tidak segampang itu untuk di ancam atau disogok.

"baiklah, aku sudah memintamu dengan halus dan kau masih menolak"

"..crucio!"

rasa sakit yang sama dengan hari sebelumnya dirasakan kembali, ingin sekali ia menjerit pertolongan tapi apa dayanya.

bahkan ia tidak tau dia sedang berada dimana.

yang hanya ada dipikirannya, ia berharap adiknya yang tidak diperlakukan seperti ini kalau misalnya dia sudah tidak bernyawa karna kutukan ini.

"crucio!"

..

"kau tidak banyak bicara, ada apa?" tanya draco, yurina hanya diam menatap tembok kosong mengabaikan lelaki pirang itu yang kini sudah memeluknya.

"kau masih marah aku tidak membiarkanmu keluar?"

dan lagi tidak dijawab.

"love?"

akhirnya yurina terbangun dari lamunannya dan berdecak kesal "ish! diam dulu draco, aku sedang berkonsentrasi"

"geez! kau membuatku takut, kau menyeramkan saat menatap tembok seperti itu"

"diamlah"

belum sempat draco membalas perkataannya lagi, yurina mengecup bibir draco singkat "diam, oke?"

𝗗𝗥𝗔𝗖𝗢 𝗠𝗔𝗟𝗙𝗢𝗬'𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang