02:17 A.M
yurina pun berjalan keluar dari kamarnya dan menuju ke slytherin common room, ia masih dengan baju tidurnya sambil memeluk boneka kelinci yang diberikan oleh joon a.k.a kakak kesayangannya.
ia merasa kamarnya lebih dingin dari biasanya dan pansy tidak ada disofanya untuk dipeluk, maka dari itu ia berpikir common room akan lebih hangat dari kamarnya.
yurina pun mendudukkan dirinya disamping perapian dan menatap kosong ke apinya.
pikiran negative pun mulai mengisi kepalanya secara random, bagaimana jika draco berhasil digoda vanessa hudgens? bagaimana kalau draco tidak mencintainya lagi? pikiran negative semakin memenuhi kepalanya.
..
"drake, drake bangun dulu" panggil blaise pada draco yang masih menutup matanya dna berharap balise tidak membangunkannya untuk hal bodoh."draco, pacarmu di common room sendirian, kau tidak berniat menemuinya?" kata dari blaise berhasil membuat mata draco terbuka dan melototi temannya ini, oh ini bukan hal bodoh, ini hal penting.
draco langsung melempar asal selimutnya dan langsung keluar dari kamarnya, bahkan blaise sampai menggelengkan kepalanya sambil mengunyah roti yang ia gengam sedari tadi.
draco pun berjalan ke common room secepat yang ia bisa dan berhasil menemui gadis berambut hitam terduduk menatapi perapian.
ia tersenyum pada dirinya sendiri, ia pun berjalan mendekati yurina dan memeluknya dari belakang "kenapa kau bisa disini love?" tanya draco.
yurina pun membalikkan badannya dan draco cukup terkejut melihat mata yurina yang berair.
"he-hey, kenapa kau menangis? apa ada yang menyakitimu? ayo beritau siapa namanya" tanya draco, ia pun membingkaikan kedua tangannya di wajah yurina.
"a-aku.. tidak disakiti siapa siapa, hanya mataku yang kemasukkan debu" yurina pun mengusap air matanya sendiri "..itu saja"
"kau tau, kau sangat buruk dalam hal berbohong" ucap draco yang menahan tangan yurina yang mengucek matanya sendiri dengan kasar
"matamu bisa merah kalau kau menguceknya" draco pun mengecup tangan yurina yang berhasil ia gengam.
yah, awali pagimu dengan perbucinan, itu hal yang normal kok :) :) :)
-senyum tidak ikhlas dari author."ayo katakan yang sebenarnya, aku siap mendengar" kini draco pun kembali melingkari tangannya di pinggang yurina dan menaruh dagunya di bahu yurina.
air mata yurina pun mengalir "aku takut, takut kalau kau tidak mencintaiku lagi draco" ucap yurina disela isakkannya.
draco yang panik pun langsung mengusap lembut air mata yurina, ia pun membalikkan badan yurina untuk menghadapinya, jujur saja baru kali ini ia berhadapan langsung dengan gadis yang menangis.
beda kata kalau vanessa hudgens yang menangis, anggap saja dia angin dan tidak terlihat.
"demi merlin, aku tidak akan melakukan hal seperti itu love, aku bahkan rela mati demi dirimu, jadi jangan menangis lagi, jangan memikirkan hal bodoh love" ucap draco yang terlihat sangat bersungguh sungguh.
"mungkin orang akan mengira kita hanya cinta monyet, tapi aku membantah hal itu, aku mencintaimu yurina abigale" sambung draco.
kini yurina mengangkat kepalanya "thank you" ucap yurina dengan nada sedih tercampur senang.
draco pun tersenyum karna ia senang bisa membuat yurina tidak menangis lagi, mungkin itu akan menjadi penghargaan bagi dirinya untuk membuat seorang gadis berhenti menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗥𝗔𝗖𝗢 𝗠𝗔𝗟𝗙𝗢𝗬'𝘀
Fanfiction[𝚏𝚒𝚗𝚒𝚜𝚑𝚎𝚍/𝚎𝚗𝚍] → 1 chapter : 2.000 kata/lebih → penulisan : baku (kadang engga) 15+ →mau baca? silahkan, jangan lupa vote →kalo gamau baca? ya... yaudah :/ →banyak typo bertebaran dimana mana →lebih ke softie. ⚠️disclaimer: a bit cringe f...