Banyak orang yang belum mampu memaknai arti keluarga untuk dirinya. Tak bisa merasakan apa arti keberadaan orang-orang disekelilingnya yang bernama keluarga. Adakalanya seseorang lebih menghargai keberadaan orang di luar keluarganya karena menurutnya tak ada alasan untuk menghargai keluarganya sendiri. Ada yang lebih suka mendengar opini atau pendapat orang di luar keluarga, karena katanya keluarganya tak bisa memahaminya. Atau ada yang lebih memilih menjauh dari keluarganya karena merasakan bebas jika tak berada di dekat keluarganya.padahal dari keluargalah seorang anak mendapat informasi pertamanya. Informasi tentang dunia raya ini. Dalam lingkup keluarga, seorang anak pertama belajar tentang Tuhannya, tentang adab, tentang akhlak dan semua hal tentang hidup mulai dari basic sampai yang rumit. Dari lembaga terkecil bernama keluarga lah, muncul berbagai ragam karakter manusia. Sholeh, berakhlak mulia, cerdas dan terarah, santun berbahasa ataukah berkahlak buruk, suka berkata kotor, tertinggal dan bodoh, menyenangi pornografi dan keburukan lainnya. Keluarga lah sebagai pondasi awal menumbuhkan counter menolak hal yang buruk dan menyerap segala hal yang baik.
Maka, memulai kebaikan dan keindahan hidup seorang generasi penerus seyogyanya dari sebuah keluarga. Karena di sanalah seorang anak memulai kemuliaan hidupnya. Keluarga lah tempat berbagi, tempat kembali dan tempat menjaga diri. Saling mengingatkan dan memberikan nasehat. Menjaga bukan sekedar dari sisi fisik, tetapi lebih dalam menjaga dari sisi spiritual. Mental dan psikis.
Sebagaimana Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu memberikan penafsiran dari surah At Tahrim ayat 6 : "Kamu semua hendaknya memgajar keluargamu dalam urusan-urusan syariat Allah dan didiklah mereka dengan akhlak yang sempurna"
Dina baru saja mematikan nyala kompornya kala terdengar suara motor milik bapak berhenti. Itu artinya pak Zul sudah datang dari kerjanya. Terdengar derap langkah masuk ke dalam rumah sederhana tersebut.
"Assalamualaikum pak" sambut Dina pada pak Zul dengan senyum lembutnya. Segera mengangsurkan tangan untuk mencium tangan sang bapak.
"Waalaikumsallam, Din..." sahut pak Zul sembari meletakkan tas kerja dan kunci motor di tempatnya.
"Bapak cuci tangan dan kaki dulu ya" kata bapak langsung menuju ke kamar mandi.
Dengan cekatan, Dina pun menuangkan teh hangat ke dalam gelas milik bapak. Sepiring nagasari pun ikut menemani teh hangat buat bapak.
"MasyaAllah, sedap sekali sepertinya" ucap bapak ketika melihat teh hangat dan sepiring nagasari siap menyambutnya. Kue berbahan tepung beras dengan irisan pisang di dalamnya dan dibungkus daun pisang tersebut adalah kue favorit pak Zul.
"Ini tadi beli di warungnya bu Lis kok pak. Kebetulan pulang mengajar tadi masih ada. Tumben. Biasanya siang sudah habis" ucap Dina ikut duduk di kursi seberang bapak duduk.
Bapak mengangguk sambil mengulas senyum. Diseruputnya perlahan teh yang masih mengeluarkan asap dari dalam gelas tersebut.
"Kamu nggak harus sering melakukan ini Din. Kamu itu sekarang punya tanggungjawab yang berbeda lho Din. Kamu itu sudah jadi seorang istri..." ucap bapak kini mulai membuka daun pisang kue nagasari.
"Dina sudah ijin sama mas Angga kok, Pak. Dan mas Angga mengijinkan. Lagipula hari ini mas Angga pulang agak malam karena ada rapat. Selepas umroh lumayan banyak kerjaan menumpuk. Lagian juga jarak rumah Dina kesini tak terlalu jauh" sahut Dina menenangkan bapaknya.
Semenjak menikah hampir enam bulan yang lalu, Dina memang masih sering menengok bapaknya. Memasakkan makan malam atau sekedar membawakan kue kesukaan bapaknya. Sebulan setelah menikah, Angga mengajak Dina tinggal di rumah yang disiapkannya. Sebuah rumah yang tentu jauh lebih luas dan megah di perumahan kota Mandiri. Perumahan milik keluarga Pratama. Apalagi sejak dua bulan yang lalu, Dilla melanjutkan kuliah di Malang. Iya, Dilla diterima di Universitas Negeri Malang jurusan sastra Inggris. Praktis bapak hidup sendiri di rumah mereka. Sedang rumah yang dulu dibeli Angga tak jauh dari rumah pak Zul, digunakan untuk TPQ yang diasuh oleh ustadz Mansyur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEA OF LOVE 2 ( SUDAH TERBIT NOVEL & E-BOOK)
RomanceMenikah itu Nasib Mencintai itu Takdir Kau bisa berencana Menikahi Siapa Tapi tak dapat kau rencanakan.... Cintamu untuk siapa?? 💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛 Sequel Sea Of Love 1