Mencapai apa yang diinginkan. Menjadi sebuah hasrat yang dimiliki mahluk. Bukan cuma manusia, binatang pun secara alamiah juga punya keinginan. Hanya saja keinginan yang hendak dicapai yang dimiliki binatang berbeda dengan keinginan manusia.
Manusia memiliki keinginan yang hendak dicapai lebih beragam dan banyak. Bahkan sangat banyak alias maruk. Sedangkan binatang, memiliki keinginan terbatas. Hanya sekedar agar keperluan hajat hidupnya terpenuhi. Tak ada istilah binatang maruk alias rakus.
Jika binatang lapar, ia hanya cukup mencari makanan yang memang cukup untuk dirinya. Kelinci hanya akan memakan wortel atau kangkung meski ada ayam goreng disuguhkan. Karena kelinci tahu ayam goreng tak cocok untuk pencernaannya. Seekor harimau yang dikatakan hewan buas dan pemakan daging, hanya akan memakan sesuatu yang berbau daging. Tapi harimau tak akan memakan kayu, bata, kerikil dan sejenisnya. Karena secara naluri ia tahu itu tak akan bisa ia cerna.
Maka ketika manusia lapar, terkadang ia bisa memakan apapun. Tak hanya makanan. Bahkan semen, beras raskin, batu bara, kertas keluaran bank, sertifikat tanah pun dimakan. Karena lapar versi manusia bukan cuma definisi dari lambung kosong sehingga mempengaruhi hormon dan enzim tubuh yang akan diteruskan ke otak yang berhubungan dengan indera pengecap dan lambung. Sehingga muncullah sinyal lapar atau sebaliknya sinyal kenyang. Definisi lapar manusia bisa menjadi lapar mata, lapar kekuasaan, lapar syahwat, lapar harta dan lapar lain diluar perut.
Maka ada orang bernama koruptor, ada orang berebut jabatan, ada perempuan pemuas syahwat lelaki, ada orang gila kerja. Jika dikerucutkan menjadi satu kata, mereka semua lapar dunia. Karena memang ketika keinginan yang hendak dicapai adalah semua bernama dunia, maka yang muncul adalah manusia lapar dunia. Padahal dunia tak akan pernah memberi rasa kenyang bagi pemburunya. Bak air laut, makin diteguk makin menambah haus,tak ada habisnya.
"Pandangan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang kafir dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas" (QS. Al Baqarah : 212)
Pagi kembali menjelang. Cakrawala kemilau dihiasi langit biru bak sebuah tenda nan luas yang siap menaungi bumi. Memberikan pertanda, semesta memberikan kesempatan buat tiap hamba untuk memperbaiki diri.
Bu Nunik memeras baju yang baru saja selesai ia cuci. Meski Ardan membelikannya sebuah mesin cuci, tapi bu Nunik lebih memilih mencuci manual bajunya sendiri. Mesin cuci pemberian Ardan hanya Reza dan Riri yang menggunakannya. Mereka semua memang terbiasa mencuci pakaian mereka sendiri. Mereka tahu kalau ibu mereka sudah sangat lelah mencari nafkah buat biaya hidup. Jadi mereka pun sadar diri untuk tak membebani sang ibu dengan pekerjaan rumah yang tentu harus bisa mereka kerjakan sendiri.
Biasa orangtua, terkadang masih berpegang teguh pada sebuah kebiasaan yang memang sudah lama dijalani. Turun temurun diajarkan. Konon mencuci dengan mesin cuci, kurang bersih dan kurang terjamin kesuciannya. Begitu menurut bu Nunik setidaknya.
Beberapa pakaian pun kini sudah berpindah di tali jemuran yang ada di belakang rumah. Hanya sebuah ruang terbuka yang sempit, khusus dipakai untuk menjemur pakaian.
"Saya kecewa sama kamu Nik" tangan bu Nunik berhenti, ketika ingatannya malah melayang pada pertemuannya dengan haji Syukri. Tepatnya sehari sebelum Ardan menikah, bu Nunik memang memberanikan diri menemui lelaki yang dulu pernah menjadi majikan suaminya itu di rumahnya.
"Ma...maafkan saya pak Syukri...." hanya itu yang bisa diucapkan bu Nunik dengan terbata. Ia sungguh tak kuasa menatap wajah lelaki beruban yang duduk agak jauh di seberangnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEA OF LOVE 2 ( SUDAH TERBIT NOVEL & E-BOOK)
RomanceMenikah itu Nasib Mencintai itu Takdir Kau bisa berencana Menikahi Siapa Tapi tak dapat kau rencanakan.... Cintamu untuk siapa?? 💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛 Sequel Sea Of Love 1