Menikmati perjalan indah berdua penuh makna sungguh hal.tak terlupakan buat sepasang kekasih. Apalagi itu adalah kekasih halal. Menciptakan rangkaian warna yang pastinya akan menghiasi perjalanan rumah tangga. Perjalanan beribadah ditambah liburan tentu menjadi kenangan tersendiri kelak. Bahwa letupan-letupan sayang dan cinta itu tak hanya ada di awal pernikahan saja, tetapi rasa itu ada di setiap episodenya."Selamat datang kembali ke Indonesia, den Angga dan den Dina.." sapa pak Parjo, sopir pribadi keluarga Pratama.
Angga tersenyum sangat ramah pada lelaki tua di hadapannya itu. Lelaki yang sudah menjadi sopir keluarga sejak dirinya masih sekolah menengah. Sampai sekarang ia menikah, papanya tetap mempertahankan pak Parjo sebagai sopir pribadi, meski banyak tenaga muda yang siap menggantikan.
"Terimakasih, pak Jo. Alhamdulillah kami selamat kembali ke tanah air..." sahut Angga sambil menyalami sopan pak Parjo. Membuat pak Parjo spontan menunduk membalas salam Angga. Sungguh memang majikan mudanya itu berubah sangat drastis. Dulu jangankan memberi salam, Angga bahkan tak pernah memandang atau menyapa dirinya. Ya apalah posisinya yang cuma seorang sopir. Tetapi kini Angga tak seperti itu.
"Pak Jo sehat kan?" Angga bertanya lagi melihat pak Parjo malah diam sesaat sambil menjabat tangannya.
"Eh, Alhamdulillsh den. Mari kita pulang. Bapak sama ibu sudah menunggu di rumah...Mari den Dina" ucap Pak Parjo sambil hendak mengambil alih koper milik Dina.
"Eh, nggak usah pak Jo. Biar Dina bawa sendiri saja..." cegah Dina merasa tak tega melihat lelaki yang mulai menua itu membawa semua bawaan mereka.
"Benar pak. Biar saya bawa koper istri saya dan pak jo bawa ini saja" Angga mengangsurkan travel bag berukuran sedang yang tak terlalu berat.
"Baiklah, mari den..." pak Parjo tentu hanya menurut saja. Membiarkan pasangan suami istri itu berjalan terlebih dahulu di depannya. Ikut merasakan buncah bahagia kala melihat tautan tangan Angga dan Dina yang tak pernah lepas. Terus saja saling bergandengan tangan.
Sedan warna hitam yang dikemudikan pak Parjo pun segera meluncur meninggalkan bandara internasional Juanda. Hiruk pikuk kota Surabaya langsung menyambut kala kendaraan sudah berada di jalan raya. Berebut ruas jalan, khas kota besar di Indonesia.
Hari sudah hampir mendekati dhuhur kala Angga dan Dina sampai di rumah mewah milik keluarga Pratama. Meski lelah mendera setelah menempuh perjalanan, namun tak mengurangi rasa bahagia Angga dan Dina. Kembali ke tanah air, berjumpa dengan keluarga mereka.
"Eh anak-anak mama pulang jugaa..." sambut mama ketika Angga dan Dina sudah masuk ke dalam rumah bergaya eropa klasik tersebut.
"Assalamualaikum, Ma..." Dina dengan cepat mengambil tangan bu Ayu dan menciumnya takzim.
"Wsalaikumsalam. Ya Allah mama kangen sama kamu Din. Gimana lancar kan umrohnya" jawab bu Ayu dengan khas cerianya sambil memeluk menantu pertamanya tersebut.
"Alhamdulillah, Ma. Benar kata orang, kalau sudah pernah melihat Ka'bah, datang ke rumah Allah, yang ada hanyalah rasa rindu ingin balik..." sahut Dina jujur apa adanya. Istri ustadz Mansyur pernah mengatakan hal itu. Dina hanya bisa mendengarkan, tak terlalu paham. Karena memang ia sendiri belum pernah mendatangi rumah Allah. Tapi kini Dina sangat paham ungkapan kerinduan yang sering dikatan oleh istri ustadz Mansyur. Betapa menakjubkan perjalanan menuju Baitullah yang memang akan selalu dirindukan.
"Nah kan. Memang seperti itulah Din. Mama dulu pun begitu. Pingin balik lagi, balik lagi. Gitu dulu Angga susah banget kalau mama suruh berangkat. Padahal badan kuat, dana siap..." ucap bu Ayu sambil melirik putranya. Membuat Angga hanya tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEA OF LOVE 2 ( SUDAH TERBIT NOVEL & E-BOOK)
RomanceMenikah itu Nasib Mencintai itu Takdir Kau bisa berencana Menikahi Siapa Tapi tak dapat kau rencanakan.... Cintamu untuk siapa?? 💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛 Sequel Sea Of Love 1