Ada yang kangen sama double A - Anggi dan Ardan?
Permisi mereka nongol bentar aja....💛
💛
💛
Anggi mematut dirinya di depan cermin. Menata kembali rambut hitamnya yang kini tampak agak berbeda. Tadi siang ia memang dari salon bersama Yeni. Anggi tak bosan menatap cermin. Ia sangat suka dengan model potongan rambut yang dipilihkan mbak Rahmah.
Mbak Anggi kelihatan lebih fresh, lebih muda 15 tahun...
Anggi tersenyum sendiri demi mengingat komentar Yeni tentang potongan rambutnya. Lebay sih, tapi tetap bikin happy. Meski mempertahankan rambutnya tetap panjang dengan sedikit tambahan poni dan membiarkan ujung rambutnya sedikit bergelombang membuat penampilan Anggi tampak berbeda. Ia jadi ingat eoni-eoni yang ada di drama Korea. Kebanyakan memang memakai gaya rambut seperti ini. Mbak Rahmah si pemilik salon langganannya memang tak pernah gagal dalam menata rambutnya.
Moga aja mas Ardan suka...Ups. Anggi mengatupkan kedua bibirnya. Kenapa ia bergumam begitu? Memang pendapat Ardan penting banget tentang penampilannya? Sebelum ini Anggi merasa tak perlu mendengar pendapat siapapun tentang penampilannya, apalagi tatanan rambut. Tak berharap orang lain akan suka pada gaya rambutnya. Toh ia juga memakai hijab. Kenapa sekarang ia spontan berpikir begitu? Kenapa pendapat dan penilaian seorang Ardan sangat penting buatnya?
Ting...
Ponsel milik Anggi berdenting. Mengalihkan Anggi dari depan cermin. Diraihnya ponsel warna hitam tersebut. Ada nama Ardan di pop up ponsel. Anggi juga sempat melihat petunjuk waktu yang ada di pojok kiri ponsel. Pukul 17:13. Anggi segera membuka pesan suaminya.
Mas Ardan
Mas sudah fi kalan mau pulang. Kamu nitip apa?Spontan senyum Anggi merekah. Ia memilih duduk di samping ranjang untuk menuliskan balasan buat Ardan.
Me
Nitip kangen buat mas...
Eh...no..no. Anggi menghapus pesan yang baru ia tulis. Lebay kesannya. Padahal aslinya ia sudah tak sabar ingin bertemu kembali dengan Ardan.
Me
Nitip apa ya? Terserah mas Ardan. Mas hati-hati di jalan...Akhirnya Anggi menulis pesan seperti itu. Membacanya dulu beberapa sebelum menekan send. Kenapa berasa slaah tingkah begini sih? Batin Anggi merasa dirinya jadi aneh begini.
Mas Ardan
Untuk makan malam, mau makan diluar apa mas belikan saja makanan?Me
Terserah mas Ardan. Tapi Anggi lagi mager. Males keluar rumah lagi. Beli aja deh. Anggi mau bebek goreng ya, Mas...Mas Ardan
Okey sayang...Lagi-lagi senyum Anggi mengembang. Pesan Ardan yang terakhir membuat mukanya menghangat. Bukan hanya muka tapi kehangatannya menjalar ke hati. Sejak hari pernikahan mereka, Ardan sudah memanggilnya sayang. Tapi sampai detik ini, panggilan tersebut tetap saja membuat Anggi melayang
Ehem...Anggiii...Lebaay.. Anggi mengolok dirinya sendiri.
Anggi segera keluar kamar. Hendak menyiapkan teh hangat buat sang suami. Ia tuang air ke dalam teko listrik dan menyalakan tombol on. Mengambil cangkir, memasukkan teh celup beraroma melati dan menambah gula diet kalori ke dalamnya. Masalah gula, itu murni kemauan Anggi. Sejak dulu Anggi selalu memakai gula diet karena keluarga papanya memiliki riwayat diabetes. Ia ingin Ardan sehat dan panjang umur. Agar bisa hidup bersamanya kelak sampai Kakek nenek...Ups. Anggi menghentikan tangannya demi menyadari pikiran yang melintas barusan. Bahkan di bawah alam sadarnya ia ingin selamanya hidup bersama Ardan?
KAMU SEDANG MEMBACA
SEA OF LOVE 2 ( SUDAH TERBIT NOVEL & E-BOOK)
RomanceMenikah itu Nasib Mencintai itu Takdir Kau bisa berencana Menikahi Siapa Tapi tak dapat kau rencanakan.... Cintamu untuk siapa?? 💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛 Sequel Sea Of Love 1