Kasta, harta dan tahta. Tiga kata tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat. Nyatanya ketiganya tak bisa berdiri sendirian. Ketika seseorang membahas tentang kasta, maka bisa dipastikan ada faktor harta dan tahta di sana. Iya, karena faktanya kasta selalu diukur dari harta dan tahta yang dimiliki dan disandang.Adanya istilah kasta atau yang lebih konkret di definisikan sebagai status sosial sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Pembagian kasta telah ada di muka bumi ini jauh sebelum Rasulullah dengan dien Islam menyapa dunia. Yaitu di jaman sebelum Masehi. Tepatnya pada masa romawi kuno. Dimana di jaman tersebut manusia dibagi menjadi lima golongan yaitu optimat atau bangsawan, equites atau pedangang dan pengusaha, rakyat biasa, proletar atau warga negara yang hanya memiliki dirinya sendiri dan budak.
Di jaman itu manusia diberi stratifikasi sosial berdasar kekuasaan, kekayaan dan peranannya dalam masyarakat. Bukan sekedar diberi lebel pembeda secara stratifikasi, namun perlakuan terhadap masing-masing golongan pun berbeda. Dimana tentu saja masyarakat yang berada di golongan atas mempunyai keuaasan tak terbatas dan bisa sewenang-wenang pada golongan yang lebih bawah. Dan golongan paling bawah? Jangan ditanya bagaimana menderita dan tersiksanya karena tak memiliki hak apapun selain ditindas dan diperbudak.
Kemudian berbagai pemikiran tentang stratifikasi sosial ini pun terus diadaptasi. Dengan istilah lebih familiar, menjadi strata sosial, kelas sosial atau kasta seperti yang diyakini oleh sebuah ajaran agama. Di era modern penuh keajaiban teknologi saat ini pun nyatanya pembedaan kelas sosial tetap lestari. Meski tidak seekstrim jaman kuno. Memang telah punah sistem perbudakan, namun tetap saja manusia merasiskan dirinya sendiri. Membandingkan dirinya sendiri dengan manusia lain. Dan tetap saja keturunan, harta, kekayaan dan kekuasaan menjadi standar penggolongan strata.
Maka jangan heran jika dunia terus saja dipenuhi konflik-konflik remeh temeh hanya karena strata. Bahkan di beberapa negara, pembedaan strata tidak sekedar tentang harta atau kekayaan tapi mencakup warna kulit. Bagaimana konflik orang kulit hitam dengan orang kulit putih di negara Amerika dan Eropa terus saja ada hingga manusia sudah sampai ke bulan. Dan anehnya justru itu terjadi di negara yang sudah berhasil mengirimkan manusia ke bulan itu sendiri. Negara yang dikatakan modern dan maju. Nyatanya kemodernan tak merubah cara berpikir yang tak bersandar pada Sang Pemilik Kehidupan. Kembali berputar hanya pada cara berpikir yang berstandar pada kemauan dan nafsu manusia sendiri.
Bedakan ketika Islam datang kala itu. Menghapus sekat-sekat sosial. Tak ada yang bisa memberi predikat manusia, apalagi menindas dan memperbudak manusia lain hanya karena masalah strata sosial. Bahwa semua hamba Allah sama di hadapanNya. Hanya ketaqwaannya saja yang membedakan. Maka Bilal bin Rabah budak hitam yang dimerdekakan bisa sejajar dengan Ustman bin Affan yang kaya dan bangsawan. Sungguh tak ada yang mampu merendahkan atau meninggikan derajat seseorang, selain iman dan taqwanya. Maka masihkah menjadikan dunia modern, negeri barat, negara liberal kapitalis sebagai kiblat hidup?
"Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian" (HR. Muslim)
Dina masih tekun duduk di depan meja belajar di kamarnya. Kamar besar yang fasilitasnya setara dengan kamar hotel. Dina sekarang sudah tak pernah merasakan gerah karena kamarnya kini telah dilengkapi air conditioner. Kamar mandi lengkap dengan shower dan bathtub dengan air panas atau dingin yang siap kapan pun mau. Ranjang king zise dengan kasur pegas keluaran terkini menjadi tempat istirahat Dina. Membuat tidur terasa nikmat. Kehidupan Dina berubah banyak sebagai istri seorang pengusaha sukses semacam Angga. Tapi setidaknya hingga enam bulan ini Dina masih bisa bertahan. Meski segala fasilitas yang dirasakannya berubah, Dina tetaplah seperti yang dulu. Berusaha tidak keblinger dengan kenikmatan duniawi akan kekayaan sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEA OF LOVE 2 ( SUDAH TERBIT NOVEL & E-BOOK)
RomanceMenikah itu Nasib Mencintai itu Takdir Kau bisa berencana Menikahi Siapa Tapi tak dapat kau rencanakan.... Cintamu untuk siapa?? 💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛 Sequel Sea Of Love 1