SEA OF LOVE 2 ( SUDAH TERBIT NOVEL & E-BOOK)

💛 9. Meminta 💛

     Arus. Sebuah kata yang familiar didengar. Menurut KBBI arus bermakna gerak atau aliran sesuatu seperti air mengalir. Arus memang lebih sering dipadankan dengan kata air. Padahal arus sendiri bisa dipadankan dengan banyak kata. Ada arus listrik, arus lalu lintas, arus uang, arus budaya dan beberapa kata yang mengiringi kata arus, namun jarang dipakai.

    Demikian pula dengan makna arus modernisasi. Sebuah istilah yang di akhir jaman sering digunakan. Menggambarkan bagaimana kemodernan budaya yang mewarnai kehidupan manusia makin menyeret manusia pada perubahan. Adab budaya ketimuran, terseret arus budaya barat yang cenderung bebas nilai dan tanpa aturan. Mengakibatkan bergesernya nilai-nilai kebaikan dan kebajikan yang tertanam dalam diri manusia akhir jaman. Anak milenial generasi gen z saat ini.

    Jika jaman dahulu memakai pakaian minim buat seorang perempuan adalah saru, tak sopan. Jaman dahulu lelaki dan perempuan berduaan apalagi malam hari dibilang tabu. Jaman dahulu lelaki berpakaian atau bergaya seperti wanita hampir tak pernah dilihat apalagi diekspos karena dianggap aneh. Jaman dahulu hampir tak pernah mendengar berita tentang lelaki menyukai lelaki dan perempuan menyukai perempuan. Meski semua yang disebut di atas bisa jadi jaman dahulu sudah ada, tetapi tidak ada yang berani terang-terangan bahkan mengkampanyekan gaya hidup tanpa nilai tersebut karena tata nilai masyarakat yang masih nenjunjung kuat adab dan agama.

   Tetapi kini semua berubah. Arus modernisasi dengan terbukanya kanal informasi membuat siapa saja bisa melihat, mengeskpose dan meniru apapun yang dilihat. Media sosial dan berbagai aplikasi memudahkan siapa saja bisa mengakses apapun. Baik itu kebaikan atau sebaliknya yaitu keburukan.

     Maka di saat ini jangan heran jika rasa malu telah terkikis sedemikian rupa hingga sampai level terendah. Bagaimana orang berzina, bisa menceritakannya dengan tanpa beban di media sosial. Bagaimana seorang perempuan dengan wajah tanpa dosa mengatakan dirinya memiliki anak diluar pernikahan. Bagaimana seorang dengan tanpa malu merekam tindak asusila yang dilakukan seolah itu hal yang biasa dan layak untuk ditonton publik. Naudzubillah.

    Begitulah jika hidup sudah tak memiliki sandaran. Bebas nilai. Tanpa tatanan dan nilai. Bak binatang buas di rimba yang tak kenal adab dan santun. Tak tahu mana pahala mana dosa. Ya jelas karena mereka binatang yang hanya mempunyai fisik tanpa akal. Karena memang binatang di rimba tak butuh aturan. Siapa yang kuat dia yang menang. Hanya itu aturannya.

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami  (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda -tanda kekuasaan Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (QS. Al A'raf : 179)

    Lantas apakah manusia yang berakal sempurna hendak bertindak seperti mahluk yang hidup di hutan rimba?

     Waktu berlalu seusai sunatullahnya. Berputarnya siang dan malam, berdetaknya detik jam menuju menit hingga sempurna 24 jam. Sebuah ritual yang berputar dalam kehidupan. Dianggap biasa buat mereka yang tak paham akan diisi dengan apa hidupnya. Tapi menjadi sangat berharga buat mereka yang paham bahwa waktu adalah pedang. Tak bisa kembali dan akan terus berjalan.

     Dina meletakkan selang air yang baru saja ia gunakan untuk menyiram tanaman hias yang ada di taman belakang rumahnya. Kemudian Dina memilih duduk di kursi kayu yang ada di teras belakang. Menghadap ke arah aneka tanaman hias yang didominasi aneka bunga anggrek dan mawar.

     Biasanya Dina sangat menikmati rutinitasnya di kala sore hari itu. Sambil menunggu Angga pulang kerja, Dina menyibukkan diri mengurusi aneka bunganya. Memandang bunga aneka warna yang tumbuh mekar dan subur mampu menghibur hati Dina. Pelipur lelah selepas ia pulang mengajar.