33. Pisah Ranjang

28.5K 2.8K 819
                                    

"mau kemana kamu Bi, kenapa baju-baju kamu packing?"

"sayang jangan bilang kamu mau pergi."

"enggak Bi! gak bakalan aku biarin kamu pergi ninggalin aku."

sedari tadi Rey mencerocos sendiri sambil menahan tangan Bia agar berhenti memasukkan semua baju-bajunya ke dalam koper. Bia sama sekali gak membuka suaranya dan terus sibuk memilih dan memasukan segala barang bawaannya ke dalam dua koper besar.

harusnya sore ini tuh Bia ngajak Rey dan juga Sean liburan keluarga ke pulau mereka, cuman gara-gara Rey yang diam-diam mengkhianatinya semuanya harus dibatalkan dan Bia ingin pergi dari rumah.

"Bia—"

"cukup ya mas!" ujar Bia memotong omongannya Rey.

"udah cukup semua pengkhianatan yang kamu kasih ke aku, sekarang terserah kamu mau ngapain aja sama mbak Anne. mau rujuk lagi juga silahkan!"

terlihat jelas raut wajah Bia yang beneran kecewa sama suaminya, Bia mencoba tegar dan berusaha untuk gak emosi karena ada janin di dalam kandungannya.

sebenarnya emang salah paham, tadi setelah Bia dan mertuanya pergi Anne menelpon asisten Rey dan mengatakan kalo Bia pingsan dirumah. ya otomatis Rey langsung membatalkan seluruh meetingnya mendengar istri kesayangannya itu pingsan.

dan ketika Rey pulang hanya ada Anne didalam rumah yang tergeletak di lantai, Rey membantu Anne memapah tubuhnya untuk berdiri dan gak lama Bia pulang dan menemui mereka berdua yang seperti berpelukan.

najis mughallazah kalo Rey sampe ciuman beneran apalagi balikan lagi sama Anne, mending Rey ngeduda seumur hidup.

Rey kepengen banget jeblosin mantan istrinya itu ke penjara, cuman Rey belum ada bukti yang kongkrit untuk menggiring Anne ke tahanan. ia juga tau kalo mantan istrinya itu bukan sembarangan orang, bisa aja Anne tau rencana Rey dan tiba-tiba nyelakain Bia sama seperti ia mencelakai puteranya.

mendengar Anne yang dengan sengaja nabrak Sean rasanya Rey pengen banget ngebatek tulang rusuknya Anne nyampe meleyeot, cuman masih ia tahan-tahan karena kalo gegabah sedikit tanpa ada bukti yang bener-bener nyata, bisa-bisa malah jadi boomerang buat Rey.

kayak sekarang ini ia gak pernah ikhlas kalo harus ditinggalin Bia. tapi sebelum urusannya dengan Anne benar-benar selesai, ia harus tetap terlihat berpihak ke Anne.

"sayang, jangan tinggalin aku." lirih Rey. hanya seorang Bia yang bisa membuat Raymond Mandala bertekuk lutut serta memohon-mohon.

"lepasin aku mas." Bia melepaskan tangan Rey yang menggenggam pergelangan tangannya, kemudian ia menggeret dua koper besar dan turun ke bawah.

dibawah sana sudah ada Anne yang nampak tersenyum puas, akhirnya satu benalu berhasil ia singkirkan tinggal beberapa halangan lagi Anne bisa mendapatkan Rey dan mengambil alih semua harta kekayaannya lagi.

"ada apa ini? lho Bia sayang kamu mau kemana bawa koper begitu?" mama Jessie baru tiba dirumah dengan Sean.

"mami, mami mau kemana? oh Sean tau, pasti kita mau liburan ya. tunggu ya Sean mau ganti baju dulu." ujar Sean lalu ingin pergi ke kamarnya.

"mami Bia mau pergi dari rumah ini nak." kata Anne sambil tersenyum miring.

mama Jessie kaget bukan main. apa yang dimaksud oleh perkataan Anne barusan? pergi, pergi dari rumah siapa? jelas-jelas ini rumahnya Bia juga.

"Bia please, jangan tinggalin aku." pinta Rey, namun tangannya ditepis oleh Bia yang pergi menuju pintu.

"MAMIIIIIII!" teriak Sean sambil menangis, anak itu gak bisa kehilangan sosok Bia meskipun disana ada ibu kandungnya sekalipun.

Submissive ✔ [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang