18. Hak Asuh

37.1K 2.9K 386
                                    

sedari tadi Rey hanya memandangi Anne dengan raut wajah yang tidak mengenakan menurut Bia, baru kali ini Bia melihat Rey seperti hendak ingin menelan hidup-hidup mantan istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sedari tadi Rey hanya memandangi Anne dengan raut wajah yang tidak mengenakan menurut Bia, baru kali ini Bia melihat Rey seperti hendak ingin menelan hidup-hidup mantan istrinya. dia gak tau sebenarnya permasalahan yang terjadi antara keduanya.

"aku pikir mbak Anne butuh minum." ucap Bia mencairkan suasana dan dia berpamitan untuk pergi mengambilkan minum di dapur.

namun pergelangan tangan Bia diraih oleh Rey, otomatis perempuan itu pun menoleh.

"kenapa?" tanya Bia dengan bingung.

"bawa Sean ke kamar ya sayang." pinta Rey, Anne tampak terkejut ia memanggil asisten rumah tangganya dengan sebutan sayang.

lalu Bia memanggil Sean dan menggandeng tangannya naik ke dalam lift.

"mbak Bia kok kita disuruh ke kamar sih?" Sean juga bingung, ini ada apa antara daddy dan mami nya.

"husstt, Sean main sama mbak Bia aja ya." ajak Bia lalu mereka berdua masuk ke dalam kamar Sean.

dan kembali ke pertarungan sengit kedua mantan pasangan suami istri ini, Anne masih duduk santai sambil melihat Sean dan Bia dari lantai bawah.

"dia siapa kamu Rey?" tanya Anne memecahkan keheningan.

"bukan urusanmu." ucap Rey dengan mimik wajah yang datar.

Anne menghela nafas, jujur ia begitu merindukan sosok Rey yang sudah beberapa tahun ia tinggalkan. apalagi dengan Sean, dan karena itu ia kembali lagi untuk menebus dosa-dosanya dimasa lalu dan ingin mengurus Sean.

"mau apa kamu datang kembali ke kehidupan saya."

"Rey aku cuman mau ketemu Sean."

"saya bilang tidak."

raut wajah mereka berdua nampak tegang, Anne menegakan posisi duduknya sebisa mungkin ia tenang karena Anne tau betul mantan suaminya itu kalo sudah marah bisa-bisa dunia beserta isinya gonjang-ganjing.

meskipun Anne memohon Rey tetap diam saja, jangankan untuk mengurus Sean, menyentuh putera semata wayangnya saja Anne tidak akan bisa.

butuh beberapa tahun untuk menutup luka lama yang diderita anak kecil itu, meskipun Rey memberikan segalanya tapi jangan lupakan jika Sean juga butuh kasih sayang seorang ibu apalagi di usia nya yang masih sangat belia Sean sangat butuh peran penting ibunya untuk tumbuh berkembang.

tapi semua itu ditepis oleh Rey, tanpa Anne ia bisa mengurus Sean dengan sangat baik ditambah sekarang ada Bia, celah untuk Anne masuk kembali ke keluarga kecilnya sangat tidak bisa untuk digapai.

"Rey, aku mohon aku mau ketemu anakku. aku ibu kandungnya Sean."

Rey mendecih. "kamu memang ibu kandungnya Ann, tapi yang merawat dan membesarkan Sean itu saya, saya ayah kandungnya."

"kalo kamu memang ibu kandungnya, kenapa dulu kamu meninggalkan Sean?!" bentak Rey yang mengungkit kejadian pahit beberapa tahun lalu.

Anne terdiam, memang dulu ia sangat bodoh dan jatuh ke pelukan laki-laki yang sudah mengeruk harta dari perceraiannya bersama Rey.


di lantai atas sana Bia dan Sean hanya mendengarkan percakapan panas dari mantam suami istri tersebut. Sean ingin menangis, gak bohong kalo ia juga ingin bertemu dengan ibunya dan dengan sigap Bia merengkuh Sean ke dalam dekapannya lalu mengelus-elus rambut anak itu.

"mba Bia kok daddy sama mami teriak-teriak." lirih Sean dengan wajah yang ingin mengeluarkan airmatanya.

"ada mbak kok, jangan sedih ya. daddy sama mami nya Sean tuh mungkin lagi akting sinetron kumenangis yang waktu kemarin kita tonton itu lho." ujar Bia menenangkannya.

"yang bener mbak?"

"iya bener, Sean jangan keluar nanti kalo Sean keluar daddy Rey lupa dialognya."

Sean hanya mengangguk, menghapus air mata diujung pelupuk matanya.

ya allah kalo mau bohong yang beneran dikit napa Bianca :'(

Bia juga sebenarnya kaget sekaligus ngeri-ngeri sedep gitu liat Rey yang kayaknya kesurupan barongan, bentar lagi juga makan beling nih orang ngamuk-ngamuk.

Bia gak tau sebenarnya permasalahan apa sih, sejelek-jelek mantan istrinya Rey tetap aja beliau ini ibu kandung Sean ya wajar aja kalo si mbak-mbak nya mau ketemu sama Sean lah itu anaknya sendiri kok bukan anak pak RT.

beberapa saat hening tiba-tiba pintu kamar Sean digebrak dengan keras, itu Rey yang datang dengan deru nafas yang sepertinya menahan amarah. kemudian Rey memeluk Sean dengan erat sambil meneteskam airmata.

"Sean sayang daddy kan nak?" tanya Rey dan di angguki oleh Sean.

"kalo Sean sayang daddy, Sean jangan pernah tinggalin daddy ya."

"iya daddy, Sean janji Sean gak akan tinggalin daddy, nena sama mbak Bia. Sean juga gak akan nakal lagi kalo sama daddy." ucap Sean yang juga ikut menangis.

hati Rey benar-benar hancur jika harus kehilangan anak semata wayang yang sangat Rey cintai, setelah berdebat tadi dengan penuh emosi Rey mengusir Anne, dan sebelum Anne pergi ia gak bakal berhenti untuk menemui Sean bahkan ia akan mengajukan gugatan hak asuh ke pengadilan.

Bia pamit pergi untuk menyiapkan makan malam nanti, sebenarnya sih alesan aja Bia pergi supaya bisa ngasih space untuk ayah dan anak itu berduaan.

kemudian Bia masuk ke dalam kamarnya dengan Rey lalu ia berdiri di dekat jendela sambil memandang ke ke arah pekarangan, ia sedikit memohon kepada tuhan supaya calon suaminya itu diberi kemudahan dengan urusannya dan semoga aja Rey dan Sean tidak berpisah.

"apa aku harus ketemu sama mbak Anne ya." gumam Bia biar semua permasalahan Rey dan mantan istrinya itu segera selesai.

"ketemu siapa?" ujar Rey yang memeluk Bia dari belakang, Rey menyandarkan wajahnya di ceruk leher Bia mengikuti gadisnya itu memandang ke arah luar jendela.

"gak mas, gapapa."

Rey terdiam dan mempererat pelukannya, dan gak kerasa ia kembali meneteskan airmatanya. Bia yang merasakan sesuatu yang basah dipundaknya kemudian berbalik arah menghadap laki-laki jangkung tersebut.

"mas Rey kenapa?"

"gapapa, cuman lagi sedih aja." ucap Rey tapi sambil tersenyum.

"mas kalo ada apa-apa cerita aja sama aku, meskipun aku gak bisa ngasih solusi terbaik tapi aku bisa kok jadi pendengar yang baik." Bia mengusap sisa-sisa airmata disekitaran pipi Rey kemudian ia mengecup bibir calon suaminha itu.

"mas, kita kan mau menikah. apapun yang terjadi mas Rey harus cerita ke aku jangan ada yang ditutup-tutupi. aku sedih kalo liat mas Rey tertekan kayak gini."

"saya gapapa sayang, justru saya bahagia banget punya kamu. terimakasih ya Bia sudah mau menerima kekurangan saya yang banyak ini."

Bia mengangguk, dan sepersekian detik kemudian mereka berdua berciuman. Rey sangat bersyukur sudah dipertemukan oleh Bia meskipun kehadirannya itu enggak terduga.

"mhh mas Rey." lenguh Bia karena ciuman Rey tiba-tiba turun ke lehernya.

"your turn sweetie pie." bisik Rey.












ingat jangan senang dulu wahai grandong.

Submissive ✔ [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang