- Bonus Chapter 02: Edisi Kemerdekaan -

18.3K 1.7K 495
                                    

dari semalam Rey, Bia dan juga anak-anak menginap di kediaman orang tuanya Bia atau dirumah nenek dan kakeknya Sean juga Sena. sengaja kan Bia tuh maunya kedua anaknya itu gak selalu hidup hedon.

makanya tiap sebulan sekali atau dua minggu sekali mereka semua mengungsi, saling bertukar rindu dengan kakek dan juga neneknya.

"a, kamu dari tadi rebahan mulu. main sana tuh sama anak tetangga. bantuin gotong royong besok mau ada acara panjat pinang." ujar sang mami meminta putera sulungnya itu pergi, abisnya gimana dong lama-lama Sean udah kayak wumbo kerjanya cuman makan, rebahan, sama misuh-misuh.

" ujar sang mami meminta putera sulungnya itu pergi, abisnya gimana dong lama-lama Sean udah kayak wumbo kerjanya cuman makan, rebahan, sama misuh-misuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"gak ah mih, aku kan gak kenal sama orang sini." Sean malah membuka netflix di layar televisi.

"kamu tuh harus bersosialisasi a, bener kata mami, udah sana kamu kemana gitu. nih daddy kasih uang jajan. lima juta cukup enggak?" Rey mengeluarkan cash dari saku celana training nya.

Sean menggeleng. "gak usah, kan aku udah dikasih kartu sama daddy yang warnanya item itu."

"kalo gak mau ya udah. dad, buat adek aja ya hehe." si bungsu Sena dengan kecepatan kilatnya menyambar uang cash yang Rey taruh di meja.

Bia malah geleng-geleng kepala melihat tingkah laku keduanya, ya udah lah pasrah aja kalo emang anaknya gak mau.

"Sean! Sena! bantuin abah di luar!" teriak sang kakek memanggil kedua cucunya.

"tuh, dipanggil abah tuh. udah sana buruan. kebanyakan tiduran nanti kamu gak punya tulang kayak ikan gembrot mu itu." celoteh Bia menarik paksa puteranya supaya ada kegiatan.

"mih, wumbo emang gembrot dari jaman aku kecil juga."

dengan segala bujuk rayu dan juga paksaan dari Bia, akhirnya Sean mau ikut kakeknya untuk membantu acara persiapan 17 agustusan di tempat mereka. Sena juga membantu menghias tempat berlombaan berlangsung.

"karung buat apa sih?" tanya Sena bingung, mana banyak banget. ini mau lomba buang sampah atau nyulik anak kecil?

"itu buat balap karung, nanti kamu masuk terus loncat-loncat sampe garis finis didepan sana." ujar Siti, salah satu teman barunya Sena.

"emang di jakarta gak ada lomba tiap tujuh belasan?" gantian Indah yang juga teman barunya Sena bertanya.

Sena mengangkat bahunya. "gak tau, kayaknya ada sih. tapi aku gak pernah ikutan. soalnya tiap tujuh belasan daddy sering ngajak ke istana bogor buat liat upacara, terus pulangnya langsung pergi ke rumah wawa Krystal di jerman kalo enggak ke rumah nena yang di paris."

kedua temannya itu keliatan shock banget, si Sena anak orang kaya atau gimana nih?

ganti kita pindah ke Sean yang lagi bantuin pasang hadiah di panjat pinang nanti. sebenarnya bukan hadiahnya langsung, tapi kotak kardus kecil yang berisi kertas doorprize. kalo hadiahnya belum datang paling nanti siang.

Submissive ✔ [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang