35. Nostalgia

23.7K 2.4K 325
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


pertama kali dalam hidupnya Bia ngerasa galau yang bener-bener galau, terhitung sudah seminggu semenjak ia memutuskan pergi dari rumahnya dan memilih tinggal disebuah hotel.

berkali-kali Rey menghubunginya tapi gak ada satupun balasan dari Bia karena ia benar-benar ingin menjauhi suaminya untuk sementara ini, tapi entah sampai kapan Bia harus berpura-pura padahal ia sendiri juga merindukan Rey.

hari ini jadwalnya untuk bertemu dokter kandungan, tadi mama Jessie sempat menelpon menanyakan kabarnya dan juga calon cucu keduanya, bermaksud untuk menemani Bia check up tapi di tolak secara halus karena pasti mama Jessie disuruh oleh Rey.

"iya mam, ini Bia lagi di jalan naik taxi. enggak kok, Bia gak makan yang aneh-aneh. nanti Bia fotoin hasil USG nya ke mama. Sean gimana mam kabarnya?"

"Sean semenjak gak ada kamu susah banget disuruh makan, katanya kangen nugget buatan maminya."

ada rasa bersalah karena Bia juga ikut ngejauhin Sean, padahal anak itu sama sekali gak ada salah.

"nanti Bia buatin nugget terus di anterin sama ojol. maaf ya mam, gara-gara Bia mama jadi kerepotan ngurusin Sean."

"gapapa sayang, mama juga ngerti. yaudah mama mau nganterin Sean ke sekolah dulu, Rey udah ke kantor dari pagi. soal Anne, mama udah usir dia gak tau sekarang dia tinggal dimana, kamu baik-baik ya Bia. nanti mama telepon lagi."

"iya mam, hati-hati dijalannya. titip salam buat Sean."

sambungan telepon mereka pun terputus, dan sebentar lagi Bia sampai ke rumah sakit. nanti siang dia coba video call anak petakilan kesayangannya itu. tentu aja pake ponselnya mama Jessie, ya kali nelpon ke ponselnya Rey.

Bia udah sampe dan langsung masuk ke ruang tunggu karena sebelumnya udah buat janji dengan sang dokter, gak lama nama Bia dipanggil dan langsung masuk ke dalam ruangan.

"bu Bianca jangan sampai kelelahan ya bu, ini janinnya sudah memasuki usia sepuluh minggu. nanti bulan depan kita cek detak jantungnya." ujar sang dokter memberi penjelasan.

lalu dokterpun menulis dibuku berwarna pink khusus ibu hamil yang pernah diberikan ke Bia sebelumnya.

"terimakasih dok, kalo gitu saya permisi dulu."

"sama-sama bu, semoga hari anda menyenangkan."

lalu Bia keluar dari ruangan dokter kandungan dan pergi ke tempat penebusan obat yang tadi resepnya sudah ditulis oleh dokternya.

cukup memakan waktu lama karena antrian obat begitu panjang, hampir satu jam Bia menunggu dan setelah itu giliran namanya untuk dipanggil.

setelah semuanya sudah beres, Bia rencananya mau mampir ke rumah Hanin sekalian nanyain tugas kuliah karena hari ini Bia titip absen buat check up.

Submissive ✔ [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang