NEW VERSION
🖤
Memang nekat bepergian menggunakan helikopter ke Rusia dan sampai di malam hari di saat marganya tengah diincar banyak mafia. Betapa ketatnya pengawasan mansion ini sampai hendak masuk saja Brahms sebagai anak kandung mereka harus digeledah oleh banyak bodyguard. Sedikit menyebalkan juga jika dipikir-pikir.
"You have to eat, dear."
"Aku masih kenyang, Jay."
Brahms menyalakan pemantik rokok sambil memperhatikan drama sang ayah selalu romantis itu sampai-sampai tidak menyadari kehadirannya di dalam kamar. Oh, ia sudah biasa.
"Aku tahu perutmu belum terisi."
"Perutku berlubang, Jay, tidak mungkin bisa terisi." kekeh Lily.
Jayden menghela napas kasar. Bayang-bayang istrinya tertembak menyulut kemarahan. Jika pria itu tidak memasang alat pelacak pada Lily, mungkin istrinya akan mati kehabisan darah. Dan itu menjadi kematian yang sangat konyol dalam keturunan Carter.
"Saingan kalian mati di tanganku."
Pasangan itu menengok ke belakang terkejut, terutama Lily.
"Apa katamu!?"
"Kau membunuhnya, boy?"
Brahms menghembuskan asap rokoknya tenang. "Ya."
"Kerja bagus."
"Kerja bagus mukamu! Bagaimana jika publik tahu yang membunuh pria itu adalah Brahms, Jay?!" omel Lily.
"Kamu seperti ibu tiri saja. Seharusnya sudah kamu tahu kalau Brahms mengatakan hal ini, itu berarti dia sudah membereskan semuanya. Begitu bukan?"
"Benar, dad."
Lily memanyunkan bibir, tapi tak lama raut wajahnya berubah sedih melihat Brahms tampak kehilangan nyawa. "Kau tidak apa-apa, sayang?"
"Seperti yang kau lihat, mommy." Brahms mematikan rokoknya, "Apa luka tembak itu masih sakit?"
"Aku baik-baik saja. Sekarang apa yang harus mommy dan daddy lakukan agar kau tidak sedih?"
Brahms melirik ibunya sekilas. "Lakukan panggilan dengan Claretta. Jangan pikirkan kesedihanku, gadisku yang pasti bersedih karena keluarga kita tidak ada yang datang dalam pernikahannya."
"Kau benar juga. Kalau begitu aku akan lakukan panggilan video dengannya." Lily menghubungi nomor Clare menggunakan ponsel Jayden.
"Hello—uhm?"
Jayden menoleh tajam, sedangkan istrinya ini mencubit lengannya, menyuruh menyapa Clare.
"Hello, Claretta, ini uncle dan aunty." sapa pria itu menuruti.
"Apa kau sedang berbulan madu?" goda Lily membuat Brahms memalingkan wajah ke jendela dengan raut kesal.
"Tidak, aunty. Aku dan Leo memilih refreshing, menghilangkan stres bersama." kekeh Clare.
"Maafkan kami karena tidak datang di hari pernikahanmu dan Leo."
"Ada pekerjaan mendesak di Rusia." Jayden menambahkan sebelum Lily yang mudah keceplosan itu berbicara.
"Aku mengerti sesibuk apa aunty dan uncle."
"Terimakasih sudah mengerti. Astaga, kau terlihat cantik sekali hanya dengan kemeja putih."
"Kecantikanku ini masih belum seberapa, aunty. Kau harusnya bisa melihat dress yang kupakai tadi." Clare tertawa kecil.
"Ya, ya, aku sudah tahu secantik apa kau ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Trapped
Romance"Aku tidak percaya pernikahan. Aku hanya ingin hidup bersama membangun keluarga dengan ikatan yang kubuat sendiri." Brahms Rayan Carter adalah mafia berdarah dingin yang sangat mencintai sepupunya sejak kecil. Setelah memberi tempat tinggal sementar...