🖤
Bagai burung hantu, seluruh pekerja memandangi Jessica yang memasuki perusahaan— menyusul Brahms. Para perempuan memberi lirikan sinis merasa cemburu dan kesal Brahms datang dengan orang baru. Belum lagi ada bayi menggemaskan yang asyik berinteraksi entah berceloteh soal apa. Jadi Brahms Rayan Carter, bos tampan dan panas idaman mereka itu, menikah diam-diam?
Brahms mendekati telinga Jessica untuk berbisik, menyuruhnya memperkenalkan diri. Namun tatapan Jessica mengarah pada Rissa dan Adrian yang memperhatikan dari balkon lantai dua. Kenapa mereka juga ada di sini? Pikirnya kaget.
"Namaku Jessica Anastasia." Senyum manis yang canggung itu mendebarkan deretan kaum Adam. Ia tetap seksi memakai rok span biru dongker dan blouse cream meskipun perutnya berisi.
"Dia akan bekerja sebagai sekretarisku mulai sekarang."
Mereka mengangguk patuh.
Rissa menuruni tangga perlahan-lahan, menampilkan wajah ramah andalannya. "Mari Nona, biar saya antar anda ke ruangan yang sudah saya siapkan."
Jessica mengekori seolah menuruti, padahal tangan mereka saling menjambak setelah sampai di ruangan yang dituju. "Ngapain lo sama Adrian di sini?!"
"Harusnya gue yang nanya hal itu sama lo!"
"Gue kerja!"
"Terus itu perut? Lo hamil sama siapa?"
"Kepo lo! Lo sendiri?"
"Kepo lo!"
Sebenarnya Rissa ingin tertawa pura-pura bodoh dalam percakapan. Tapi apa boleh buat, ini termasuk permintaan Brahms.
"Enough." titah Brahms sambil menurunkan Sea.
Bayi itu memasang wajah galak, "Ndut!"
"Lo juga gendut!" balas Rissa tak mau kalah.
Jessica, Rissa, dan Sea menjulurkan lidah bersamaan membuat Brahms dan Adrian geleng-geleng tak percaya. Sepertinya perusahaan ini akan penuh keributan di kemudian hari.
***
Melihat jadwal meeting Brahms akan dihadiri oleh Lily dan Jayden, termasuk kolega bisnis yang sama-sama berdarah dingin, mau tak mau Jessica mengambil alih Sea dari Brahms. Ia khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan hati.
"Si mau papa."
"Sabar, Sea. Papa sedang meeting."
Sea melempar mobil-mobilan yang ia mainkan ke layar laptop hingga layar itu blank dan sedikit retak.
"Sea!!" Refleks Jessica berteriak karena pekerjaan yang mulai ia kerjakan hilang begitu saja.
"Si mau papa..." gumam Sea takut.
Jessica menghela napas panjang, ia menggendong bayinya agar tidak menangis. "Tetap saja kau tidak boleh seperti itu pada mama, Sea."
Jujur ia belum terbiasa dengan situasi kerja kantoran sebagai sekretaris seorang bos besar, mafia pula. Cobaan di hari pertama sangat banyak. Terutama faktor kehamilan menyebabkan ia mudah kesal pekerjaannya terganggu oleh hal sepele.
"Mama angly?"
"Mama sudah tidak marah." Ia mengelus rambut pirang Sea lembut, "Maaf ya, mama tadi berteriak padamu. Mama akan membawamu ke ruang meeting untuk melihat papa. Tapi berjanjilah, jangan mengganggu. Okay?"
"Okay!"
Jessica berjalan dari ruangannya sambil menerima sapaan beberapa pekerja yang berlalu lalang. Aneh sekali semua yang menyapa itu lawan jenis, sedangkan yang sejenis malah mendelik bak dirinya kotoran di tengah berlian. Tapi masa bodoh! Tujuannya saat ini adalah menghibur Sea dengan menunjukkan Brahms yang sedang membicarakan sesuatu dalam ruangan berdinding kaca dan kedap suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Trapped
Romance"Aku tidak percaya pernikahan. Aku hanya ingin hidup bersama membangun keluarga dengan ikatan yang kubuat sendiri." Brahms Rayan Carter adalah mafia berdarah dingin yang sangat mencintai sepupunya sejak kecil. Setelah memberi tempat tinggal sementar...