[11] Your Eyes

797 61 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤

Pertama kalinya Jessica tidur di tempat tinggal seorang lelaki. Bahkan ia tidur di ranjangnya. Ia bermain sebentar dengan bayinya sebelum menggendongnya keluar menuju dapur. Jessica memang belum memutuskan untuk tetap tinggal, tapi setidaknya ia bisa membuatkan Brahms sarapan sebagai ucapan terima kasih meski bukan dirinya yang meminta tinggal.

"Mama, milk?"

"Iya, nanti mama buatkan milk untukmu."

"Cokat?"

Jessica menghela napas panjang sambil membuka kulkas mengambil sebatang coklat setelah mendudukkan bayinya di meja makan. "Hanya untuk hari ini saja." ucapnya menegaskan.

Ia mengangguk-angguk menerima coklat dari sang ibu dengan senang hati. Sementara itu Brahms membuka matanya perlahan di sofa panjangnya mendengar percakapan ibu dan anak di pagi hari. Tak biasanya penthouse ini diisi suara bayi.

"Kau sedang apa?"

Jessica dan bayinya menoleh bersama. Astaga, ia tak habis pikir bagaimana bisa wajah Brahms tetap tampan padahal terlihat baru saja bangun? Tubuh bagian atas telanjang dengan otot serta tato yang pernah Jessica lihat masih saja menghipnotisnya. Sepertinya tak ada lagi mafia sejenis Brahms. Mafia tampan setengah setan.

"Papa, cokat? Mau?" tawar bayi gemas itu ramah.

Jessica sudah tak mengerti harus berapa kali ia memberi tau bayinya untuk tidak memanggil Brahms sebagai papa. Tapi Brahms juga tidak pernah menolak dipanggil seperti itu. Mungkin mafia itu memang tidak peduli.

"Tidak. Aku tidak makan coklat." jawab Brahms sambil menggigit apel.

Bayi Jessica tak berhenti menatap Brahms seolah kagum seperti sang ibu yang terhipnotis oleh pesonanya. Ia menunjuk apel yang dimakan Brahms, "Si mau..."

Brahms mengangkat sebelah alisnya, "Kau mau ini?"

Anggukan gemasnya menjawab, sangat lucu di mata Brahms.

"Memang kau punya gigi?" ejek Brahms membuat bayi di depannya menunjukkan deretan giginya yang penuh coklat. Seketika Brahms ingin tertawa melihatnya.

"Apel tidak akan meracuninya kan?" tanyanya pada Jessica.

Suddenly TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang