[10] Their Decision

836 65 0
                                    

NEW VERSION

🖤

Brahms membungkukkan badannya agar bayi yang berada dalam gendongannya turun. Tapi tidak berhasil. Sungguh, ia tidak mau memegang bayi ini. Rasanya aneh tak bisa dijelaskan. Hingga bunyi bel menghentikan kegiatannya. Pasti Harry datang. Benar-benar waktu yang tepat.

Harry, sobat mafia yang umurnya sama seperti Clare dan telah ia anggap adik, membelalak kaget melihat bayi gemuk memakai overall menempel layaknya perangko di dada Brahms. Bahkan matanya nyaris keluar dari tempatnya.

"Aku akan menjelaskannya di dalam." Mau tak mau Harry masuk mengikuti Brahms.

"Siapa dia? Kau punya anak?" Pertanyaan Harry yang terdengar seperti perempuan diselingkuhi membuat Brahms memejam sejenak.

"Pertama bantu aku menjauhkannya dariku."

"Kau tinggal menggendongnya."

"Tidak, aku tidak biasa memegang makhluk seperti ini."

Harry tertawa renyah, makhluk seperti itu katanya? Memang bayi itu tuyul?

"Kalau begitu lepas saja. Paling dia hanya jatuh."

Ide bagus.

Brahms berjalan ke kamarnya tetap diikuti Harry. Tanpa ragu ia melepas kedua tangannya. Namun bukan terjatuh Brahms dan Harry justru melotot karena bayi itu memeluk lehernya seperti koala.

"Coba kau lompat beberapa kali." tutur Harry.

Brahms lagi-lagi mengikuti saran sobatnya tapi yang ada hanya tawa menggemaskan dari bayi ini seakan mereka sedang mengajaknya bermain. Bayi sialan.

Memikirkan cara terakhir, Harry akhirnya mengangkat bayi dalam gendongan Brahms kemudian menjauhkannya sekuat tenaga. Bahkan Brahms merasa nyeri oleh tengkuknya yang tertekan akibat dua tangan mungil menahannya keras. Sampai akhirnya Brahms terbebas dari bayi Jessica.

"Tidak bisakah kau mandiri sedikit, tuyul kecil?" dengus Harry sambil membawa bayi dipegangannya kembali ke ruang TV.

Entah kenapa Brahms tertawa mendengarnya, "Kau tolol."

"Lagipula dia lengket sekali padamu. Apa jangan-jangan dia memang anakmu?"

"Dia anak yang diadopsi."

"Kau mengadopsi bayi tapi tidak bisa memegangnya sama sekali."

"Bukan aku yang mengadopsi. Aku yang menculiknya."

Harry merasa pening tiba-tiba. Apa sekarang kakaknya ini pensiun dari mafia dan menjadi pedofil?

Brahms bersandar menatap bayi yang menyentuh semua jari kakinya bergiliran seperti menekan piano. Benar-benar bayi yang tak kenal lelah. Ia tak percaya dirinya dan Harry yang dikenal sebagai mafia hebat bisa kewalahan karena seorang bayi.

"Papa? Kaki?" tanya bayi itu dengan suara cemprengnya.

"Dia tampak mengagumimu, kak." Harry menyalakan rokoknya, "Siapa yang mengadopsinya jika bukan kau?"

"Aku menghamili seseorang di bar." Harry menoleh cepat, tak bisa menyembunyikan keterkejutan di wajahnya. "Dan dia sudah mengadopsi bayi ini sebelum dia tau dia sedang hamil."

Harry tidak tahu lagi harus bicara apa selain, "Apa Claretta tau soal ini?"

"Tidak. Aku berharap dia tidak akan pernah tau sampai waktuku yang tepat untuk bicara datang."

Terlihat jelas wajah Brahms penuh rasa tertekan tak seperti biasanya. Tapi Harry tau sobatnya sedang berusaha menyelesaikan segalanya dan ia percaya Brahms memiliki cara terbaik untuk semua pihak.

Suddenly TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang